masrierie
masrierie Freelancer

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Kenangan Jadul Kamar Kost Sewaan di Jalan Dago 124

22 September 2024   13:21 Diperbarui: 22 September 2024   13:58 130 8 2

Kaget rasanya kala  mendengar berita bangunan tua di jalan Dago 124 terbakar.  Bangunan  tersebut memang dikabarkan sudah dijual oleh ahli waris pemilik lamanya.  Sejak kecil hingga  kini, bangunan itu  tersebut penuh kesan, dan kenangan. Selain  modelnya yang antik. 

Sumber : Pencarian Google detikcom, Ig Infobandung, TV Harmoni, NTVNews.id
Sumber : Pencarian Google detikcom, Ig Infobandung, TV Harmoni, NTVNews.id

Potret lawas tahun 1960 an, jalan Dago 124 Kota Bandung, Foto: Kolekasi pribadi masrierie kompasiana
Potret lawas tahun 1960 an, jalan Dago 124 Kota Bandung, Foto: Kolekasi pribadi masrierie kompasiana

Orang tuaku tahun 1960 an pernah  menyewa kamar kost  di bangunan bagian belakang jalan Dago 124 , tentunya bersama aku dan kakak  adik juga .Kami menyimpan koleksi album foto jadul saat tinggal di sayap belakang rumah itu. 

Pavilyun kamar kost sewaan, di Rumah jalan Dago 1960an, Koleksi pribadi Masrierie https://www.kompasiana.com/masrierie
Pavilyun kamar kost sewaan, di Rumah jalan Dago 1960an, Koleksi pribadi Masrierie https://www.kompasiana.com/masrierie

Rumah jalan Dago 1960an, Koleksi pribadi Masrierie https://www.kompasiana.com/masrierie
Rumah jalan Dago 1960an, Koleksi pribadi Masrierie https://www.kompasiana.com/masrierie

Album fotonya beberapa bulan lalu ,  aku upload di Youtube.

Sebelumnya kubuat dulu slide show,  buat kenangan, mumpung dokumentasinya masih ada. Simak di YouTubeku saja ya. Tadinya pakai lagu Cinta Sejati nya pernyanyi favoritku, kena teguran copyright. Jadinya, edit ulang, terpaksa pakai vokal  suara sendiri, meski tidak pandai bernyanyi, yang penting musik latarnya  lagu favoritku.  

Tentang rumah itu, aku  punya ikatan batin.  Karena tahun 1966 , ibu ayah  menyewa 2 buah kamar tidur , dan serambinya. Belakangan tahun 2017, aku berkunjung dan napak tilas, dua kamar itu itu sudah menjadi kamar kost kostan

Btw, maafkan kalau YouTubeku  menggunakan nama mas srie. Sebetulnya maksudku tadinya  pakai nama mamasrie . Hanya kok kesannya emak emak banget.  Jadi berubah mas srie. Nah, akun blog kompasianaku  mamasrie, jadi mas rierie. Sebetulnya  , maksudnya mama (emak emak) sri.

Pemilik rumah tua tersebut  , saat kami menyewa, adalah Pak Kadir. Ibuku kenal baik dengan mereka, bahkan setelah ibu pindah rumah ke Gandok, dan akhirnya pindah ke rumah dinas di jalan Progo Kota Bandung.

Masih terbayang  kehidupan ibu ayah yang cukup prihatin karena belum punya rumah. Serambi depan kamar di pasang kerai bambu, fungsinya menjadi dapur. Serambi menjadi dapur sekaligus ruang makan dan ruang tamu.

Halaman dan kebun super luas menjadi  tempat kami bertumbuh bahagia di masa kecil, meski itu halaman pemilik rumah. Kami hanya menyewa 2 kamar tidur saja di sayap pavilyun belakang rumah tersebut. Sampai tahun 1968 an kami menyewa  kamar tersebut.

Ada kolam ikan tempatku pernah tercebur ke dalamnya gegara menangkapi kecebong. Di depan serambi kamar sewaan kami.

Kadang aku suka ikut ibuku  sowan ke rumah utama, mengobrol dengan Ibu Kadir. Tapi kok kami lebih suka menyapanya sebagai Ibu Wawan, mungkin karena Ibu Kadir adalah ibunya Wawan, putra buingsu mereka. Jika jelang malam,  beruntung bisa ikujt nonton televisi. Tahun 60 an televisi tergolong barang langka dan mewah. Juga kulkas.

Nah ibuku suka bikin es krim alpukat,  untuk membekukannya , menumpang di kulkasnya Ibu Kadir.  Cerita ibu, ibu Kadir sangat baik. Dulu mobilnya VW kodok . Masih kecil , beberapa kali menumpang.

Halaman super luas jadi  favorit kami, dua kakak perempuanku suka berguling-guling sambil koprol di halaman luas itu. Banyak pohon cemara, pinus, kemboja, bunga sepatu. Kadang kami memulungi bunga kemboja putih yang terserak indah.

Halaman depan super luas, di rumah jalan Dago 1960an, Koleksi pribadi Masrierie https://www.kompasiana.com/masrierie
Halaman depan super luas, di rumah jalan Dago 1960an, Koleksi pribadi Masrierie https://www.kompasiana.com/masrierie

Kadang di hari minggu kami naik kuda  yang suka lewat di pinggir jalan depan. Ibuku yang belum selesai kuliahnya, suka mengajak kami anak-anaknya ke kampus. Ibu praktikum di lab farmasi ITB , kami bermain di kebun dan halaman kampus.

Lucunya kalau ke kampus, ibu suka potong jalan. Menyeberang dulu dari jalan Dago 124, ke satu rumah sahabatnya, Ibu Emi Abu Kasan. Ibu Emi ini kakaknya Bawono Yodo , suami artis lawas Tetty Kadi. Nah. Di halaman belakang rumahnya, ada sebidang kebun dan selokan.

Biasanya ibu menggendong kami menyeberangoi selokan, tada, sudah masuk kampus ITB. Rasanya sangat gembira kala itu bisa berlarian di halaman kampus, sambil memetiki bunga, untuk dibawa pulang, main masak masakan.

Ibu masih sering berkutat dengan urusan kampus, padahal anaknya sudah 4 orang. Kadang belajar bareng ibu Saraswati Suhardjo , sahanbat  sekelasnya, sampai jauh malam.  

Rumah ini penuh kenangan, ketika ayahku bertugas ke Belanda, kami tinggal bersama ibu saja dan 2 pembantu, serta nenek dari pihak ayah.

Setiap pagi  adalah masa masa yang indah. Melihat kabut dan embun, bunga-bunga merekah. Burung-burung  berkicau. Sering ketemu bayi burung yang jatuh .

Halaman super luas di rumah jalan Dago  nomor 124 kota Bandung tahun 1960an, Koleksi pribadi Masrierie https://www.kompasiana.com/masrierie
Halaman super luas di rumah jalan Dago  nomor 124 kota Bandung tahun 1960an, Koleksi pribadi Masrierie https://www.kompasiana.com/masrierie

Halaman super luas di rumah jalan Dago  nomor 124 kota Bandung tahun 1960an, Koleksi pribadi Masrierie https://www.kompasiana.com/masrierie
Halaman super luas di rumah jalan Dago  nomor 124 kota Bandung tahun 1960an, Koleksi pribadi Masrierie https://www.kompasiana.com/masrierie

Biasanya di teras rumah induk yang  bergaya arsitektur Belanda  itu  sudah ada roti tawar. Pemilik rumah utama  berlangganan roti tawar setiap pagi. Juga ada pengantar susu segar.

Ah, banyak sekali kenangan terukir di rumah tersebut, meski kami hanya  penyewa kamar kost.

Ternyata, aku juga sudah menyimpan rekaman cerita  masa silam jalan Dago di Kompasiana, dengan  bahasa yang cupu. Tahun 2013 kalau tidak salah, menulisnya  kurang fokus. Super panjang. Waktu baru memulai ngeblog di Kompasiana. Dan  hanya bisa menulis di sisa  sisa waktu saja.

nah Tulisan lawas itu ada  di sini , MASA SILAM DI BANDUNG (2) JALAN DAGO...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3