Kelor sering tumbuh tanpa perawatan di lahan kosong, di belakang rumah, bahkan di pinggir jalan.
Daunnya kecil, berwarna hijau cerah, dan berbentuk oval.
Meski tumbuh liar, daun kelor kaya akan vitamin A, C, kalsium, zat besi, dan protein nabati.
Dalam pengobatan tradisional, kelor digunakan untuk meningkatkan energi, menurunkan kolesterol, dan memperkuat imun tubuh.
Daunnya bisa direbus, ditumis, atau dijadikan bubuk untuk campuran teh dan jamu.
Rasanya ringan, sedikit manis, dengan aroma khas yang menenangkan.
Namun kelor juga memiliki sisi spiritual di banyak budaya Nusantara.
Dianggap tanaman suci, yang melambangkan pembersih diri dan penolak energi buruk.
Dari sisi ilmiah maupun budaya, kelor adalah simbol keseimbangan antara tubuh dan alam.
Ia tumbuh diam, tapi memberi kehidupan di setiap helai daunnya. 🌿
Berikutnya ada pegagan, si kecil yang sering tumbuh menutupi tanah lembap.
Daunnya bundar seperti kipas kecil, hijau lembut, dan mudah ditemukan di kebun liar.
Pegagan dikenal dalam dunia herbal sebagai ramuan panjang umur.
Ia membantu melancarkan sirkulasi darah, menjaga daya ingat, dan mempercepat penyembuhan luka.
Daunnya bisa dimakan mentah, dijus, atau direbus.
Rasanya agak pahit, tapi menyegarkan tubuh dan menenangkan pikiran.
Setiap helai pegagan mengajarkan kita untuk tetap rendah hati —
meski kecil, ia membawa kekuatan yang besar untuk menyembuhkan.
Hati-hati saat memetik tanaman yang satu ini — bayam duri.
Sekilas mirip bayam biasa, tapi batangnya dipenuhi duri halus.
Meski tampak “galak”, daunnya lembut setelah dimasak, dan kaya zat besi, vitamin A, dan kalsium.
Di pedesaan, bayam duri biasa dimasak menjadi sayur bening atau tumis bawang putih.