Menurut catatan Melintas, OTN pertama kali diselenggarakan sekitar tujuh tahun lalu oleh komunitas guru TIK dan KKPI bekerja sama dengan Ikatan Guru TIK dan Informatika PGRI.
Semula, OTN "naik panggung" langsung di level nasional dengan peserta dari berbagai daerah. Dari jumlah ratusan di awal, kini telah berkembang menjadi ribuan siswa dari jenjang SD hingga SMA/SMK. Cakupan materi pun makin kaya --- tidak lagi sebatas pengolahan kata, spreadsheet, dan presentasi, melainkan juga kompetensi seperti algoritma/pemrograman, keamanan siber, desain aplikasi, game, dan literasi digital.
Memasuki 2025, OTN akan digelar sebagai penyelenggaraan ke-7 dan bertempat di ICE BSD Serpong, Tangerang pada tanggal 22--26 Oktober 2025.
Dengan latar tersebut, mari kita kupas alasan di balik absennya sistem berjenjang dalam OTN.
1. Biaya Operasional dan Logistik: Beban Ganda Jika Berjenjang
Jika OTN menerapkan seleksi berjenjang (kota kabupaten provinsi nasional), maka setiap tingkatan akan memerlukan:
1. Koordinasi lokal (tempat ujian, pengawas, sarana alat, sistem IT)
2. Biaya moderasi, koreksi, dan validasi data
3. Transportasi dan akomodasi untuk panitia pusat ke daerah
4. Pengawasan mutu dan standarisasi soal di banyak tempat
Karena OTN tidak mengandalkan anggaran negara (APBN/APBD) tetapi dana dari pendaftaran peserta secara gotong royong, maka setiap lapisan tambahan akan menambah beban logistik dan administratif yang signifikan.
Dalam situasi di mana dana terbatas dan sumbernya bersifat kolektif dari peserta, setiap lapisan seleksi bisa menggerus efisiensi dan kelengkapan pelaksanaan.
Dengan langsung ke tahap nasional, pelaksana (panitia pusat) dapat lebih tersentralisasi dalam persiapan sarana ujian online maupun offline, distribusi soal, pengawasan teknis, dan koreksi hasil.
Sistem terpusat ini meminimalkan duplikasi tugas dan memperkecil risiko disparitas mutu di tiap kota/provinsi. Pendidikan bermutu sedang dikampanyekan kemdikdasmen saat ini dan ada pelajaran pilihan coding dan Kecerdasan artificial.
2. Skala Nasional "Dari Awal" Memacu Semangat Nasionalisme dan Persaingan Seimbang