Seorang kawan panitia olimpiade tik dan informatika nasional mengirinkan link website otn di https://www.otn.or.id.
Breaking news otn 2025 yang banyak dinanti siswa di seluruh Indonesia. Mari kita saksikan penutupan olimpiade tik dan informatikan tahun 2024 yang meriah dan bahagia.
Tema OTN tahun ini adalah "technology for new era".
https://youtu.be/cEIwmiBhlWQ?si=WfJy7SjIDN4MCx_f
Mengapa OTN Tidak Diselenggarakan Secara Berjenjang dari Kota ke Provinsi?
Efisiensi, Mandiri, dan Semangat Gotong Royong Menjadi Kunci
Pendaftaran Olimpiade TIK dan Informatika Nasional (OTN) 2025 kini telah dibuka. Ajang ini menjadi kesempatan emas bagi siswa --- dari SD, SMP, SMA, dan SMK --- untuk menunjukkan kecakapan di bidang teknologi, pemrograman, dan informatika. Dan lebih dari itu: ini adalah momentum agar sekolah Anda menunjukkan siapa juaranya tahun ini!
Namun, muncul pertanyaan strategis: mengapa OTN tidak diadakan secara berjenjang mulai dari tingkat kota kabupaten provinsi nasional? Padahal banyak kompetisi akademis lain menerapkan sistem berjenjang tersebut.
Dalam konteks penyelenggaraan OTN yang "mandiri" dan bersumber dana dari pendaftaran peserta (bukan APBN atau APBD), ada beberapa alasan penting di balik keputusan ini --- yang sebenarnya mencerminkan visi efisiensi, kemerdekaan, dan semangat gotong royong.
Sejarah Singkat OTN -- Menapak Menuju Gelaran Nasional
Menurut catatan Melintas, OTN pertama kali diselenggarakan sekitar tujuh tahun lalu oleh komunitas guru TIK dan KKPI bekerja sama dengan Ikatan Guru TIK dan Informatika PGRI.
Semula, OTN "naik panggung" langsung di level nasional dengan peserta dari berbagai daerah. Dari jumlah ratusan di awal, kini telah berkembang menjadi ribuan siswa dari jenjang SD hingga SMA/SMK. Cakupan materi pun makin kaya --- tidak lagi sebatas pengolahan kata, spreadsheet, dan presentasi, melainkan juga kompetensi seperti algoritma/pemrograman, keamanan siber, desain aplikasi, game, dan literasi digital.
Memasuki 2025, OTN akan digelar sebagai penyelenggaraan ke-7 dan bertempat di ICE BSD Serpong, Tangerang pada tanggal 22--26 Oktober 2025.
Dengan latar tersebut, mari kita kupas alasan di balik absennya sistem berjenjang dalam OTN.
1. Biaya Operasional dan Logistik: Beban Ganda Jika Berjenjang
Jika OTN menerapkan seleksi berjenjang (kota kabupaten provinsi nasional), maka setiap tingkatan akan memerlukan:
1. Koordinasi lokal (tempat ujian, pengawas, sarana alat, sistem IT)
2. Biaya moderasi, koreksi, dan validasi data
3. Transportasi dan akomodasi untuk panitia pusat ke daerah
4. Pengawasan mutu dan standarisasi soal di banyak tempat
Karena OTN tidak mengandalkan anggaran negara (APBN/APBD) tetapi dana dari pendaftaran peserta secara gotong royong, maka setiap lapisan tambahan akan menambah beban logistik dan administratif yang signifikan.
Dalam situasi di mana dana terbatas dan sumbernya bersifat kolektif dari peserta, setiap lapisan seleksi bisa menggerus efisiensi dan kelengkapan pelaksanaan.
Dengan langsung ke tahap nasional, pelaksana (panitia pusat) dapat lebih tersentralisasi dalam persiapan sarana ujian online maupun offline, distribusi soal, pengawasan teknis, dan koreksi hasil.
Sistem terpusat ini meminimalkan duplikasi tugas dan memperkecil risiko disparitas mutu di tiap kota/provinsi. Pendidikan bermutu sedang dikampanyekan kemdikdasmen saat ini dan ada pelajaran pilihan coding dan Kecerdasan artificial.
2. Skala Nasional "Dari Awal" Memacu Semangat Nasionalisme dan Persaingan Seimbang
Dengan membuka akses langsung ke level nasional, peserta dari daerah terpencil pun diberi kesempatan yang setara untuk bersaing tanpa harus melewati mekanisme berjenjang yang bisa saja "tercekik" karena keterbatasan dukungan lokal.
Konsep ini memupuk semangat bahwa setiap siswa dari Sabang sampai Merauke punya hak yang sama untuk tampil di panggung nasional --- tanpa "filter" provinsi dulu.
Selain itu, pendekatan ini menyederhanakan komunikasi dan sosialisasi. Panitia pusat bisa langsung mengumumkan panduan, soal simulasi, dan teknis ke semua peserta di seluruh nusantara tanpa harus melalui rantai birokrasi provinsi yang berlapis.
3. Standarisasi dan Integritas Soal: Risiko Kebocoran Dapat Dikurangi
Salah satu tantangan terbesar dalam sistem berjenjang adalah potensi kebocoran soal atau manipulasi data ketika soal berpindah dari tingkat nasional ke provinsi, dari provinsi ke kabupaten, dan seterusnya. Semakin banyak distribusi dan duplikasi, semakin tinggi risiko kebocoran atau kecurangan.
Dengan langsung menggunakan platform tersentralisasi, seluruh peserta mengakses materi dan sistem yang sama dari pusat, sehingga standarisasi keamanan soal lebih terjaga. Aturan teknis seperti enkripsi data, sistem ujian daring, dan validasi server bisa dikontrol langsung dari pusat. Model ini memperkuat integritas kompetisi.
4. Efisiensi Waktu: Tak Perlu Banyak Tahapan yang Memakan Lama
Sistem berjenjang umumnya butuh waktu yang panjang --- membuka pendaftaran di kota, seleksi, pengumuman, kemudian pendaftaran ulang di tingkat provinsi, dan seterusnya. Hal ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, mengurangi momentum kompetisi dan menimbulkan "jeda" terlalu besar antara tahap.
OTN, dengan model langsung ke nasional, sudah terbukti bisa menyelaraskan jadwal dengan lebih ringkas: pendaftaran, seleksi (jika diperlukan seleksi awal daring), dan babak nasional dalam satu rangkaian.
Teknis ini sangat cocok untuk sistem yang mengutamakan kecepatan pelaksanaan dan pengendalian fokus panitia pusat.
5. Semangat Mandiri dan Gotong Royong Panitia & Peserta
Sebagai kompetisi yang tidak bergantung pada dana negara, OTN tumbuh atas semangat kolektif dari guru, sekolah, dan peserta. Jadwal, regulasi, dan tata kelola kompetisi sebagian besar ditanggung oleh panitia pusat dan kerjasama komunitas guru TIK nasional.
Jika ditambah dengan tahap provinsi dan kota, beban koordinasi dan pembebanan biaya akan berlipat. Dalam sistem yang sudah berjalan solid sekarang, model langsung ke nasional menjadi pilihan praktis untuk menjaga agar OTN tetap "bersih" dari ketergantungan dana publik, dan tetap efisien dalam skala nasional.
https://youtube.com/shorts/pQsE2y6ggVY?si=1IqrCWBF_h-WrDNs
Ajakan: Daftarkan Sekolah Anda Sekarang---Jangan Sampai Ketinggalan!
OTN 2025 akan diselenggarakan 22--26 Oktober di ICE BSD Serpong, Tangerang. Pendaftaran sudah dibuka, dan kesempatan masih ada untuk mengikutsertakan putra-putri Anda dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK.
IKAN SEPAT IKAN GABUS, LEBIH CEPAT DAFTAR LEBIH BAGUS!
Jangan menunggu: semakin awal mendaftar, semakin matang persiapan sekolah Anda dalam membentuk tim, simulasi, persiapan teknis, dan strategi lomba.
Pastikan sekolah Anda --- baik di kota besar maupun di pelosok --- ikut serta dan jangan biarkan potensi terbaik siswa terlewat begitu saja. Mari tunjukkan bahwa sekolah Anda punya juara OTN 2025 --- ambil kesempatan ini sekarang juga!
Klik https://www.otn.or.id
https://www.otn.or.id/p/pendaftaran.html
Info pendaftaran hubungi omjay di 08159155515
Salam blogger persahabatan
Omjay/Kakek Jay
Guru blogger Indonesia