Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Mengapa Indonesia Kalah 6-0 Dari Jepang?

10 Juni 2025   20:16 Diperbarui: 10 Juni 2025   20:16 694 9 5

Sayangnya, pressing Indonesia tidak cukup tajam, dan transisi dari bertahan ke menyerang terlalu lambat. Jepang, dengan kecerdikan dan kedisiplinan taktiknya, mampu mendominasi penguasaan bola dan mendikte tempo permainan sejak awal hingga akhir.

6. Masalah Kebugaran Fisik

Meski tidak bisa sepenuhnya disalahkan, masalah kebugaran juga menjadi sorotan. Di babak kedua, beberapa pemain Indonesia tampak kelelahan. Hal ini menyebabkan penurunan intensitas pressing dan kehilangan energi dalam duel satu lawan satu.

Kebugaran yang kurang prima membuat Jepang dengan mudah melancarkan serangan bertubi-tubi, terutama dalam 20 menit terakhir pertandingan. Substitusi yang dilakukan pun tidak cukup mengubah dinamika permainan.

7. Pelajaran dan Evaluasi

Meski kalah, pertandingan melawan Jepang bisa menjadi pengalaman berharga bagi timnas Indonesia. Inilah realitas keras sepak bola Asia dan dunia. Untuk naik level, Indonesia perlu meningkatkan kualitas liga domestik, memperbanyak uji coba internasional, serta memperkuat aspek mental dan fisik pemain.

Pelatih Patrick Kluivert telah memberikan banyak perubahan positif bagi timnas, dan kekalahan ini seharusnya bukan akhir dari perjuangan, melainkan momentum untuk evaluasi menyeluruh. Kemampuan bertanding di level Asia Timur---yang selama ini menjadi barometer kekuatan Asia---adalah tantangan yang harus terus dikejar.

8. Dukungan Publik dan Media

Masyarakat dan media juga memegang peran penting dalam membangun mentalitas juara. Kekalahan bukanlah aib, melainkan bagian dari proses pembelajaran. Jangan sampai tekanan berlebih justru mematikan potensi para pemain muda yang sesungguhnya memiliki masa depan cerah.

Daripada saling menyalahkan, sudah saatnya kita mendukung dengan cara yang lebih bijak: mengkritik dengan membangun, dan memuji dengan realistis. Kita bangga dengan tim pemain sepakbola Indonesia walaupun kalah melawan Jepang.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4