Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Selamat pagi kawan-kawan kompasianer tercinta. Berikut ini adalah artikel untuk Kompasiana dengan tema "Menjadi Kandidat Idaman HRD", berdasarkan kisah nyata Omjay (Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd) yang pernah diterima bekerja di Khonsai Gede Denso (KGD) --- sebuah perusahaan suku cadang otomotif dari Jepang --- usai lulus dari STM Negeri 3 Jakarta jurusan listrik tahun 1990:
Menjadi Kandidat Idaman HRD: Kisah Omjay dari STM Negeri 3 Jakarta ke Perusahaan Jepang. Inilah kisah nyata Omjay, Guru Blogger Indonesia. Sempat menjadi buruh pabrik motor di perusahaan Jepang selama 3 bulan, dan akhirnya memutuskan kuliah di IKIP Jakarta jurusan Pendidikan Teknik Elektro.
Tahun 1990, saat saya lulus dari STM Negeri 3 Jakarta jurusan listrik, dunia kerja tampak seperti lautan luas yang siap dijelajahi. Dengan ijazah STM di tangan, saya melangkah penuh harapan, tapi juga was-was. Bukan karena tak percaya diri, tapi karena tahu bahwa ribuan lulusan lainnya juga sedang bersaing memperebutkan tempat di perusahaan impian.
Namun, takdir membawa saya ke satu pengalaman luar biasa: diterima bekerja di PT Khonsai Gede Denso (KGD) --- perusahaan asal Jepang yang bergerak di bidang suku cadang kendaraan bermotor.
Perusahaan ini dikenal sangat disiplin, berkualitas tinggi, dan sangat selektif dalam memilih karyawan. Lalu, apa yang membuat saya lolos dan dianggap sebagai kandidat idaman oleh HRD mereka?
1. Attitude Lebih Penting dari Nilai
Selama proses wawancara, saya sadar bahwa HRD Jepang lebih banyak memperhatikan sikap dan karakter dibanding nilai akademis semata. Mereka ingin tahu, apakah saya bisa bekerja dalam tim, disiplin waktu, dan bersikap sopan. Hal-hal yang saya pelajari sejak STM---datang tepat waktu, berseragam rapi, menghormati guru, dan menjaga etika di bengkel---ternyata sangat bernilai di mata HRD.
2. Keterampilan Praktis yang Siap Pakai
Jurusan Listrik di STM Negeri 3 Jakarta membekali saya dengan keterampilan praktis yang langsung bisa diterapkan di lapangan. Saya bisa membaca gambar teknik, memahami instalasi listrik, dan menggunakan peralatan bengkel dengan percaya diri. KGD menyukai karyawan yang siap kerja, bukan yang perlu dilatih dari nol.
Di saat banyak lulusan lain masih canggung menghadapi obeng dan multitester, saya justru bisa menjelaskan dengan lancar cara kerja motor listrik arus searah, dan membuat rangkaian kontrol otomatis. Itulah nilai plus saya sehingga diterima bekerja.
3. Mental Tangguh dan Siap Tekanan
Bekerja di perusahaan Jepang bukan hal mudah. Budaya kerja mereka ketat dan target tinggi. Tapi, saya bersyukur dibentuk oleh guru-guru STM yang keras tapi sayang. Mereka mengajari kami untuk tahan banting, tidak gampang menyerah, dan selalu menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas. Saya ingat bagaimana guru olahraga kami pak Rofii dan pak Limbong membentuk raga kami menjadi manusia yang kuat lahir dan batin.
Saat tes kerja, kami diminta menyusun rangkaian listrik dalam waktu terbatas. Banyak peserta gugup, tapi saya justru merasa tertantang. Bukan karena sombong, tapi karena sudah terbiasa menghadapi ujian praktikum yang sulit saat sekolah.
4. Kemampuan Komunikasi dan Kemauan Belajar
Saya akui, awalnya saya minder karena kemampuan bahasa Inggris dan bahasa Jepang saya belum baik. Tapi saya tunjukkan kemauan untuk belajar. Saya bawa kamus ke pabrik, saya catat setiap istilah teknis baru, dan saya terus bertanya jika belum paham.
Sikap itu ternyata diapresiasi. Supervisor saya bilang, "Wijaya-san, bukan masalah kamu belum bisa. Yang penting kamu mau belajar dan tidak menyerah." Itulah pelajaran penting: HRD lebih suka orang yang berkembang, bukan orang yang sok tahu.
Belakangan saya baru tahu kinerja orang Jepang setelah langsung berkunjung ke negeri Sakura Jepang setelah Omjay menjadi guru dan membawa siswa ke beberapa pabrik di Jepang dan studi banding ke beberapa sekolah di sana. Omjay sempat menuliskannya di kompasiana tahun 2016. DEngan modal arigato gozaimas, Omjay nekat pergi ke Jepang.
5. Kejujuran dan Loyalitas
Saya ingat saat sesi wawancara, saya ditanya: "Apa kamu berani bekerja lembur dan keluar kota?"
Saya jawab jujur, "Kalau memang diperlukan dan ada izin dari orang tua, saya siap."
Kejujuran itu penting. Jangan mengada-ada hanya untuk menyenangkan HRD. Mereka bisa membaca ketulusan dan akan memilih kandidat yang jujur dan siap loyal terhadap perusahaan.
Dari KGD ke Dunia Pendidikan
Pengalaman saya di KGD tak bertahan lama karena hati saya ternyata terpanggil ke dunia pendidikan. Namun pelajaran dari dunia industri itulah yang saya bawa saat menjadi guru, dosen, dan penulis. Saya ajarkan ke siswa-siswa saya bahwa:
"Sekolah kejuruan bukan tempat buangan, tapi tempat melatih kualitas manusia sejati yang siap kerja dan berkarya."
Menjadi Kandidat Idaman HRD Itu Perlu Persiapan
Jangan hanya berharap nasib baik. Jadilah pribadi yang siap mental, siap skill, siap attitude. Tidak cukup hanya lulus sekolah dengan nilai tinggi. Bangun karakter, kuatkan etos kerja, dan tunjukkan bahwa kamu bisa diandalkan.
Bagi adik-adik STM atau SMK sekarang, jangan pernah malu dengan latar belakangmu. Saya, anak STM jurusan listrik, bisa diterima di perusahaan Jepang karena menunjukkan sikap positif, semangat belajar, dan kerja keras yang konsisten.
Penutup: Jadilah Seperti Cahaya
Kita mungkin tidak selalu menjadi yang terbaik. Tapi kita bisa menjadi yang bercahaya di tengah kegelapan, seperti lilin yang menyala untuk orang lain. HRD selalu mencari orang seperti itu --- yang bisa memberi dampak baik, bukan hanya mengisi bangku kosong.
Kalau saya yang hanya lulusan STM bisa diterima di perusahaan Jepang, maka kamu pun bisa --- asal kamu siap berubah, belajar, dan berjuang. Sekarang ini menjadi guru juga harus melawati HRD. Banyak calon guru melamar di Labschool UNJ, namun hanya sedikit yang diterima. Begitulah dinamika hidup. Jadilah manusia pilihan karena kita memang layak untuk dipilih.
Salam hangat dari saya,
Omjay -- Guru Blogger Indonesia
Mantan karyawan KGD, kini guru Labschool UNJ, dan pembelajar sepanjang hayat.