Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Mengapa Pembelajaran Mendalam Menjadi Arah Transformasi Pendidikan?

12 September 2025   14:01 Diperbarui: 12 September 2025   16:17 307 7 10

Omjay guru blogger indonesia/dokpri
Omjay guru blogger indonesia/dokpri

Alhamdulillah kogtik atau komunitas guru tik dan kkpi mendapatkan undangan dari kemdikdasmen di salah satu hotel di Surabaya.

Info dan isu pembelajaran mendalam sekarang ini sedang hangat dibicarakan dalam dunia pendidikan Indonesia. 

Mengapa Pembelajaran Mendalam Menjadi Arah Transformasi Pendidikan? Inilah topik kisah Omjay kali ini di kompasiana tercinta.

Pendidikan terus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman, teknologi, dan kebutuhan masyarakat global. Jika dahulu pembelajaran lebih banyak berorientasi pada hafalan, transfer pengetahuan, dan penguasaan teori semata, kini paradigma pendidikan mulai beralih ke arah yang lebih bermakna.

Arah bermakna itu yaitu pembelajaran mendalam (deep learning). Perubahan ini bukan sekadar trend sesaat saja, melainkan sebuah kebutuhan mendesak agar dunia pendidikan mampu melahirkan generasi yang kritis, kreatif, dan adaptif terhadap tantangan abad ke-21.

Dari Hafalan Menuju Pemahaman Bermakna

Model pembelajaran tradisional selama ini banyak menekankan pada aspek kognitif rendah seperti mengingat, memahami secara dangkal, dan menirukan. 

Hasilnya, peserta didik sering kali pintar menjawab soal ujian, tetapi kesulitan menerapkan ilmunya dalam kehidupan nyata. Mereka hanya pandai secara teori tapi sulit mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, seorang siswa bisa menghafal rumus fisika, tetapi tidak tahu bagaimana menggunakannya untuk menyelesaikan masalah sederhana di sekitarnya.

Pembelajaran mendalam hadir sebagai solusi. Pendekatan ini menekankan pada pemahaman yang lebih luas dan kontekstual. Siswa tidak hanya dituntut tahu, tetapi juga mampu menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan sesuatu berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4