Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Mudah Menjadi Blogger di Era Kecerdasan Buatan Bersama Omjay di SMKN 6 Jakarta

16 Oktober 2025   11:11 Diperbarui: 16 Oktober 2025   13:18 399 13 5

Kisah Sepiring Nasi/dokpri
Kisah Sepiring Nasi/dokpri

Contoh foto kisah sepiring nasi yang dibuat oleh Muhammad Bintang Tegar SISWA SMKN 6 Jakarta di bawah ini:

Sepiring Nasi yang Menghilangkan Rasa Lapar. Di balik kesederhanaan sepiring nasi, tersimpan makna yang jauh lebih dalam dari sekadar pengisi perut. Nasi—makanan pokok yang hampir setiap hari hadir di meja makan masyarakat Indonesia—sering kali dianggap biasa. Namun, bila kita mau berhenti sejenak dan menatapnya lebih lama, kita akan sadar: sepiring nasi bukan hanya tentang kenyang, melainkan tentang kehidupan itu sendiri.

Omjay guru Blogger Indonesia/dokpri
Omjay guru Blogger Indonesia/dokpri

Sepiring Nasi dan Cerita di Baliknya

Pernahkah kamu berhenti sejenak, lalu benar-benar memperhatikan sepiring nasi di depanmu?
Bukan hanya melihat bentuknya, tapi mencoba memahami makna yang tersembunyi di baliknya.

Di layar proyektor mungkin hanya terlihat nasi putih, sepotong tempe, ayam goreng, dan sambal. Sederhana. Tapi kalau kita mau berpikir lebih dalam, sepiring nasi adalah cermin kehidupan.

1. Perjalanan Panjang dari Butiran Padi

Butiran nasi yang kita makan melewati perjalanan panjang — dari sawah, petani yang bekerja di bawah terik matahari, hingga proses penggilingan dan distribusi.
Setiap sendok nasi menyimpan kerja keras, keringat, dan harapan banyak orang.

2. Pelajaran tentang Syukur

Bagi sebagian orang, sepiring nasi adalah hal biasa. Tapi bagi yang lain, itu adalah hasil perjuangan. Ada yang menahan lapar, ada yang menabung demi bisa makan layak.
Sepiring nasi mengingatkan kita untuk bersyukur — bahwa kita masih punya makanan di meja saat banyak yang tidak.

3. Filosofi Kehidupan

Lihat komposisinya: ada nasi (pondasi), lauk (pelengkap rasa), dan sambal (tantangan hidup).
Hidup pun begitu — ada hal-hal pokok yang harus dijaga, ada kebahagiaan yang menambah warna, dan ada ujian yang membuat kita kuat.

4. Dari Piring ke Hati

Makanan bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang makna. Ia bisa menyatukan keluarga, membawa kenangan masa kecil, atau sekadar menjadi alasan untuk berkumpul dan tertawa bersama.

Penutup

Jadi, lain kali saat kamu menatap sepiring nasi, coba tanya pada diri sendiri:
“Apakah aku hanya melihat makanan, atau melihat kehidupan di dalamnya?”

Karena sejatinya, sepiring nasi bukan sekadar santapan — tapi pengingat agar kita tetap menghargai, bersyukur, dan berbagi.


Saya selalu mengatakan kepada para guru dan siswa: "Menulislah dengan hati, bukan hanya dengan teknologi." AI memang memudahkan kita menulis, tetapi nilai sebuah tulisan tetap terletak pada ketulusan dan kejujuran hati penulisnya. Blog bukan sekadar tempat curhat atau mencatat kegiatan, melainkan media belajar, berbagi, dan menginspirasi banyak orang.

Siswa smkn 6 jkt presentasi tulisannya/dokpri
Siswa smkn 6 jkt presentasi tulisannya/dokpri

1. Era Baru Blogger: Kolaborasi Manusia dan AI

Di era sekarang, menulis di blog bisa dilakukan dengan bantuan berbagai alat berbasis kecerdasan buatan seperti ChatGPT, Grammarly, atau Copilot. 

Omjay meminta peserta menulis/dokpri
Omjay meminta peserta menulis/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7