Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Mengapa Satus Validasi Belum Valid? Padahal Datanya Sudah Benar?

17 Oktober 2025   06:52 Diperbarui: 17 Oktober 2025   06:52 304 3 0

Banyak guru yang kemudian bolak-balik ke kantor operator, mengirim pesan ke admin Dapodik, atau bahkan datang ke dinas pendidikan hanya untuk memastikan bahwa mereka tidak kehilangan hak TPG. Tidak sedikit juga yang merasa kecewa karena merasa sistem ini tidak berpihak pada guru.

Padahal, TPG bukanlah bonus, melainkan hak profesional guru sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. TPG diberikan kepada guru yang telah bersertifikat dan memenuhi beban kerja sesuai aturan. Jadi, ketika hak itu tertunda hanya karena kendala teknis, wajar bila banyak guru merasa tidak dihargai.

Ketika Data Tak Lagi Sekadar Angka

Di balik status "belum valid" itu, sesungguhnya ada kisah nyata ribuan guru di seluruh Indonesia yang berjuang menjaga semangatnya. Guru honorer, guru ASN, guru madrasah --- semuanya menghadapi tantangan yang sama: validasi data.

Bagi sebagian orang, mungkin ini hanya soal administrasi. Tapi bagi guru, ini soal kehidupan dan penghargaan. Bayangkan saja, bagi guru honorer yang bergaji Rp500 ribu per bulan, TPG bisa menjadi harapan besar untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ketika tunjangan itu tertunda berbulan-bulan karena status belum valid, tentu mereka merasakan beban ekonomi yang nyata.

Sistem seharusnya hadir untuk mempermudah, bukan mempersulit. Namun, sistem validasi TPG yang ada sekarang masih terlalu bergantung pada sinkronisasi manual dan verifikasi berlapis. Data harus diperbarui di sekolah, lalu disetujui oleh dinas, dan baru terbaca di server pusat. Jika salah satu tahap terlambat, maka status validasi pun ikut macet.

Perlu Sistem Validasi yang Lebih Transparan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebenarnya sudah berupaya memperbaiki sistem validasi TPG. Namun, perbaikan ini belum menyentuh aspek transparansi informasi. Saat ini, Info GTK hanya menampilkan tulisan "belum valid" tanpa penjelasan rinci. Padahal, guru perlu tahu apa yang belum valid dan bagaimana cara memperbaikinya.

Bayangkan jika sistem bisa menampilkan pesan seperti:

"Data SK Pembagian Tugas belum diunggah dinas."
"Jam mengajar belum memenuhi 24 jam tatap muka."
"Sinkronisasi Dapodik terakhir lebih dari 14 hari yang lalu."

Omjay Guru Blogger Indonesia/dokpri
Omjay Guru Blogger Indonesia/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4