Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Administrasi

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Menempuh Jarak 53 Km Hanya untuk Mencicip Bakso Kerikil Magelang

23 April 2024   11:57 Diperbarui: 23 April 2024   17:01 952 14 6


Kalau dibilang iseng, tidak juga! Sebenarnya kami sudah merencanakan ini sejak lama. Nanti ketika mudik kami akan berbelok arah ke Magelang sebentar untuk mencicip bakso kerikil, pikir saya kala itu. Setahun dua tahun berlalu dan keinginan itu hanya sebatas wacana.

Tapi mudik kali ini berbeda. Ketika berkunjung di salah satu tempat wisata di daerah Ungaran dan melihat plang bertuliskan "Magelang" dengan anak panah mengarah ke kanan, niat itu kembali muncul.

"Ayo ke Magelang, beli bakso kerikil!" kata saya.

Suami pun langsung tancap Gas mengiyakan. Kami ke sana dadakan dengan menggunakan sepeda motor. Ada yang bilang rencana dadakan itu malah lebih cepat terealisasi ketimbang yang disusun dan dipersiapkan selama berabad-abad.

Baru sampai Ambarawa kami sudah diguyur hujan. Tapi namanya sudah niat ya diterobos saja, toh setelahnya kita akan menyantap kudapan berkuah panas. Duh sudah kebayang nikmatnya!

Butuh waktu kurang lebih 1.5 jam untuk sampai ke Magelang. Jalur yang kami lalui tidak terlalu padat, mungkin karena sudah lewat masa arus balik lebaran.

Bermodalkan mbah Google kami pun dengan cepat bisa menemukan lokasi penjual bakso kerikil. Tidak hanya satu, ada beberapa penjual yang berjejer di taman Badaan, tepatnya di jalan Ade Irma Suryani, Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara.

Dari sekian banyak penjual mata kami tertuju pada salah satu tempat dengan banner dominasi warna merah. Tulisannya, "Bakso Kerikil dan Urat Pertama, Pindahan dari Pojok." Di sampingnya ada foto si pemilik yang belakangan saya tahu namanya Pak Alek lengkap dengan nomor telfon.

Tanpa berlama-lama, kami pun memesan 2 mangkuk bakso kerikil. Pak Alek dengan dengan sigap menyiapkan pesanan kami. Di tengah kegiatan merekam, beliau tiba-tiba saja bercerita bahwa bakso miliknya adalah yang pioner di Badaan.

Bakso ini sudah ada sejak tahun 1995 tapi baru ramai ketika tahun 2014. Dulunya, warung beliau ada di bagian pojok taman sebelum pada akhirnya pindah ke tengah.

Seiring berkembangnya jaman dan agar lebih banyak varian Pak Alex pun melengkapi variannya dengan bakso berukuran besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3