Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.
Suasana begitu hening, larut, dan hanyut, terbawa aura perpisahan kelas XII angkatan 22 SMAN 9 Bekasi tahun 2022 yang lalu. Semua hadirin terbawa suasana bahkan beberapa siswi terisak menahan tangisnya, menyeka air mata yang memaksa keluar dari sudut kelopak mata.
Itulah di atas video pidato seorang perwakilan siswa lulusan tahun 2022 yang jujur bertutur kata dengan hatinya. Lalu bagaimana dengan sebuah tulisan, dapatkah kita mengungkapkan hal yang sama? Mari kita bahas.
"Tulisan yang keluar dari hati, akan sampai ke hati pembaca. Tulisan yang muncul dari tangan, hanya akan sampai di tangan pembaca"- Cahyadi Takariawan
Apa itu Menulis dengan Hati?
Menulis bukanlah bakat, melainkan hobi yang bisa diasah dan selanjutnya kita akan terbiasa. Menulis dengan hati artinya kita menulis dengan mengikuti kata hati kita, setiap ide atau gagasan yang muncul tuliskan menjadi sebuah rangkaian kalimat, paragrap yang dicerminkan suasana hati melalui penjabaran pemikiran.
Tipsnya adalah sebagai berikut:
- Libatkan emosi positif.
Tulis apa yang kita rasakan, amati, dan kita dengarkan. Tulis apa adanya, tanpa perlu diedit terlebih dahulu. Karena jika menulis sambil mengedit tulisan kita tak jadi-jadi, lakukan editing setelah kita merasa telah menuangkan semua ide kita.
Berikan warna terhadap tulisan kita dengan melibatkan emosi. Saat sedih gambarkan kesedihan itu. Tulis saja seperti kita sedang curhat pada seseorang jika kita sedang sedih.
Begitu pula saat kita mengungkapkan perasaan yang lain upayakan aura perasaan kita hadir dalam tulisan.
Dengan mengikuti kiat di atas diharap pembaca akan ikut larut mengikuti perasaan yang kita gambarkan, sebagaimana audiens pada video di atas yang terbawa larut perasaan Si Pembicara.
Sebagai catatan jangan salah menempatkan emosi, apabila mood kita sedang sedih jangan menulis hal yang menggembirakan dan berlaku sebaliknya. Apabila hal ini dipaksakan maka akan menyulitkan tulisan kita sendiri.
Selanjutnya dalam menulis, jangan ragu dalam menuangkan ide. Tulis saja apa yang terlintas, semakin terbiasa maka kegiatan menulis akan terasa lebih menyenangkan dan membuat kita ketagihan.
- Libatkan panca indera.
"Dengan tutur kata mengalir, ditambah sorot mata yang berkaca-kaca dan intonasi turun naik mengikuti ritme diksi yang coba disusunnya.
Suasana begitu hening, larut, dan terhanyut, terbawa aura perpisahan kelas XII angkatan 22 SMAN 9 Bekasi tahun 2022 yang lalu. Semua hadirin terbawa suasana bahkan beberapa siswi terisak menahan tangisnya, menyeka air mata yang memaksa keluar dari sudut kelopak mata"
Bagaimana cerita selanjutnya?
Nah bagaimana saat kita membaca paragraf di atas?
Tentu kita juga merasakan apa yang dirasakan audiens bukan?
Jadikan tulisan kita memiliki rasa haru, melalui melihat, mendengar, membau. Libatkan semua panca indera.
- Tulis sesuatu yang kita cinta dan kita sukai.
Bapak, Ibu pasti punya orang yang kita cintai bukan? Bagaimana kita menggambarkan orang yang kita cintai. Seperti ibu, ayah, anak, suami, atau orang yang kita sukai untuk yang belum berkeluarga.
Gampang bukan untuk menggambarkannya?
Mulai wajahnya penampilannya, sikapnya. Bahkan senyumnya pun kita bisa melukiskannya dengan jelas.
Kenapa bisa seperti itu?
Kuncinya karena cinta dan suka.
Hindari menulis yang kita benci, karena hasilnya tidak akan obyektif.
Intinya tulis sesuatu yang kita sukai.
Jangan menulis karena terpaksa.
Ingat tulisan yang ditulis dengan terpaksa hanya akan berupa rangkaian huruf tanpa nyawa.
Kosong, bisu dan tak membekas di hati pembaca.
Sebuah tulisan akan lebih bermakna dengan melibatkan perasaan, hati, pengetahuan, dan pemahaman.
Pemahaman dimulai dari memahami diri sendiri baru memahami orang lain.
Tulisan yang melibatkan perasaan akan dengan mudah ditangkap pembacanya, dan merasakan seni yang coba dihadirkan penulisnya.
Seni adalah suatu yang indah dengan mengikuti jalannya masing-masing, sehingga tulisan yang mengikuti hati akan memiliki ruh tersendiri yang merupakan karakter tulisan dari penulisnya yang tidak bisa ditiru orang lain.
- Menulislah dengan ikhlash.
Untuk apa kita menulis? Niatkan menulis dengan ikhlas tanpa pamrih melainkan hanya berniat ibadah dan menyebarkan kebaikan.
Jika kita mempunyai orientasi yang lain seperti pujian misalnya maka tulisan kita menjadi kurang bermutu dan pembaca akan merasakannya.
Dan saat tulisan kita sepi dari pujian maka kita akan badmood bahkan malas untuk menulis.
Berbeda dengan jika menulis semata-mata karena ibadah ingin menebarkan sesuatu yang menghibur, bermanfaat. Dipuji atau tanpa dipuji kita akan terus melaju dengan tulisan kita.
- Who dan do.
Who: siapa yang akan membaca tulisan kita.
Posisikan diri kita sebagai pembaca. Mulai dari gaya bahasa, topik dan hal- hal yang lagi digandrungi pembaca.
misalnya target kita anak-anak, remaja, orang dewasa, ataukah manula. Maka sesuaikanlah warna tulisan kita.
Do artinya pesan yang ingin kita sampaikan. Lakukan penyampaian pesan sehingga pembaca menerima pesan sesuai apa yang kita inginkan.
- Read and read.
Membaca adalah bahan bakar seorang penulis. Karena dengan membaca seorang penulis akan memilki wawasan yang luas sebagai bahan buat dia menulis. Maka dari itu seorang penulis haruslah rajin membaca.
- Jujur
Jadikan tulisan sebagai gambaran diri kita. Dengan begitu tulisan kita akan mengalir seperti air.
- Konsisten.
Hal ini adalah hal yang umum pada semua profesi dan kegiatan, tidak ada hal instan untuk sebuah keberhasilan tanpa pengorbanan. Dan hal yang tersulit adalah memulai. Rintangan selanjutnya anggaplah sebuah tantangan, karena tantangan bukanlah untuk dihindari melainkan untuk ditaklukan.
- Lebih menyentuh pembaca
Tulisan yang dihasilkan dari luapan emosi, akan lebih menggugah pembaca. Sebaliknya tulisan yang datar, akan terasa membosankan.
Hadirkan perasaan dan emosi positif saat menulis. Bangun emosi positif pada diri kita sehingga membanjir selama proses menulis yang akan membimbing untuk terus menerus mengeluarkan kata-kata, sehingga menghasilkan tulisan yang berkualitas dan berkarakter unik.
- Lebih mudah menyusun cerita.
Saat kita mengalami Writer Block alias tak ada ide menulis. Maka menulislah dengan hati. Rasakan dengan seluruh indera dan tulis semua yang ada disekeliling kita.
Tulis saja, tanpa mengindahkan kaidah penulisan. Tulis seolah kita berbicara, selanjutnya bacalah ulang (proof reading) maka ketika disitu kita sadari ada kalimat yang kurang pas barulah kita perbaiki.
Kesimpulan: Menulis dengan hati adalah sebuah kejujuran, kejujuran adalah kunci dari semuanya. Mengutif sebuah ceramah seorang ustadz yang penulis kenal, beliau membahas tentang mengapa Allah SWT memuliakan seorang Lukmanul Hakim sehingga termaktub dalam nash Alqur'an padahal beliau bukan nabi dan salah satunya adalah karena Beliau selalu jujur dalam berkata.
Demikian semoga bermanfaat.
Sumber: resume KBMN 30 PGRI