Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.
Bekasi, 17 Oktober 2024 - Panen Karya P5 diadakan dengan semangat oleh seluruh siswa di SMAN 9 Bekasi. Acara ini menjadi ajang bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam berbagai bentuk, dari paduan suara, band, hingga inovasi teknologi.
Dengan tiga tema utama, yaitu Bangunlah Jiwa Raganya (Kelas 10), Suara Demokrasi (Kelas 11), dan Rekayasa dan Teknologi (Kelas 12), setiap kelas tampil di hadapan para guru, siswa lain, dan tamu undangan.
Kreativitas Musik Perpaduan Tradisi dan Modernitas

Selain itu, paduan suara siswa menyuguhkan lagu-lagu bertema persatuan dan semangat jiwa muda, sejalan dengan tema Bangunlah Jiwa Raganya. Penampilan mereka menggambarkan pentingnya kolaborasi dan kerja sama, yang tidak hanya menghibur tetapi juga memperkuat jiwa kebersamaan di lingkungan sekolah.
Walaupun hanya alat sederhana seperti galon kosong, musik yang mereka mainkan tetap berkesan. Itu membuktikan, kreativitas tidak harus mahal, yang penting adalah semangat mereka. Mereka mengungkapan ekspresi dengan penuh antusias melalui musik yang mereka mainkan.
Kreativitas Tak Terbatas Hidroponik, Robotik, dan Demokrasi Sekolah

Saya juga menyaksikan kreasi robotik proyek teknologi canggih yang dirancang oleh siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari. Dari robot sederhana yang bisa bergerak otomatis hingga model yang lebih kompleks, karya ini menunjukkan bahwa siswa sudah mulai mengembangkan keterampilan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) yang akan menjadi bekal penting di era digital.
Tak hanya itu, kampanye pemilihan Ketua OSIS digelar dengan suasana demokratis, lengkap dengan orasi dan debat terbuka. Para kandidat menyampaikan visi dan misi mereka di depan siswa lain, menciptakan suasana yang seru namun sarat pembelajaran.
Inovasi Teknologi Replika Energi Angin untuk Masa Depan

Di sisi lain, stand inovasi siswa kelas 12 menjadi pusat perhatian. Mereka menampilkan sebuah replika pembangkit listrik tenaga angin, sebuah inovasi kecil yang menunjukkan kesadaran mereka terhadap energi terbarukan. Dalam wawancara singkat, siswa menjelaskan proses di balik proyek mereka:
"Kami ingin menunjukkan bahwa energi angin bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Meski masih dalam skala kecil, ini adalah langkah awal untuk berpikir lebih besar tentang masa depan berkelanjutan," ujar seorang siswa dengan bangga.
Proyek ini sangat relevan dengan tantangan global saat ini, seperti krisis energi dan perubahan iklim, sekaligus mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan solutif. Ini merupakan bukti nyata dari tema Rekayasa dan Teknologi.
Keceriaan di Balik Layar Ekspresi Narsis yang Positif
Setiap kali saya muncul dengan kamera, antusiasme para siswa langsung meningkat. Mereka menyambut saya dengan senyum lebar dan lambaian tangan, sadar bahwa kegiatan mereka akan direkam dan diunggah ke YouTube sekolah. Tidak jarang mereka berpose narsis atau bertingkah kocak, memanfaatkan momen untuk berekspresi sesuai usia mereka.

"Kita harus tampil keren, kan, biar viral di YouTube sekolah!" celetuk salah satu siswa sambil tertawa.
Meski terlihat sederhana, antusiasme ini menunjukkan bahwa siswa merasa bangga dan termotivasi saat karya mereka mendapat apresiasi publik. Publikasi di media sosial tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga membangun kepercayaan diri mereka.
Merdeka Belajar dan P5 Pendidikan yang Membentuk Karakter dan Kreativitas
Panen Karya P5 ini adalah contoh nyata bagaimana Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi siswa untuk belajar dengan cara yang menyenangkan dan relevan. Setiap jenjang kelas berkontribusi dengan cara unik:
Program ini juga menumbuhkan kompetensi abad 21, seperti pemecahan masalah, kerja tim, dan keterampilan berkomunikasi.
Penutup: Kreativitas Hari Ini, Masa Depan Gemilang Esok
Panen Karya P5 adalah bukti nyata bahwa pendidikan mampu membentuk generasi muda kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dari harmoni musik hingga inovasi teknologi, siswa telah menunjukkan bahwa mereka siap berperan dalam masa depan bangsa.
Ini adalah awal dari mimpi besar mereka. Siapa tahu, suatu hari nanti salah satu dari mereka akan menciptakan energi terbarukan atau menjadi musisi hebat.
Dengan semangat dan kreativitas seperti ini, tak diragukan lagi bahwa generasi muda kita mampu menghadapi tantangan zaman dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.