FAKTA ALUTSISTA
FAKTA ALUTSISTA Foto/Videografer

FAKTA ALUTSISTA adalah channel youtube yang menyajikan berita militer terbaru tentang alutsista terkini dan masa depan, yang dirangkum dari berbagai sumber dengan bentuk penyajian yang menarik untuk di tonton oleh semua kalangan.

Selanjutnya

Tutup

Video

Cara Kerja ICBM

1 Januari 2022   22:09 Diperbarui: 1 Januari 2022   22:29 1033 1 0

Sejumlah negara memasukkan rudal balistik antarbenua atau ICBM dalam daftar persenjataannya.

Rusia punya RS28 Sarmat, misil kelas berat yang sanggup menghancurkan wilayah sebesar Texas bahkan Prancis. Sementara  Amerika Serikat memiliki LGM 30 G Minuteman.

Bahkan, negara paling menutup diri di muka Bumi sudah mempersenjatai diri dengan rudal balistik antarbenua. Pada tahun 2017, Korea Utara menembakkan Hwasong 15, versi paling anyar.


Korea Utara mengklaim, rudal Hwasong 15 mencapai ketinggian 4.475 kilometer, lalu terbang sejauh 950 kilometer dalam waktu 53 menit, sebelum akhirnya jatuh di titik 250 kilometer dari pantai timur Jepang.

Rudal balistik antarbenua atau ICBM bisa menjadi ancaman jika dilengkapi dengan hulu ledak nuklir yang bisa menghancurkan target.

Simak Seelengkapnya Di Channel Youtube:  Fakta Alutsista

Pertanyaannya, bagaimana cara kerja rudal balistik itu ?

Jawabannya tergantung jenis ICBM nya. Namun, kebanyakan roket tersebut diluncurkan dari darat, terbang hingga angkasa luar, kemudian kembali memasuki atmosfer Bumi, dan jatuh dengan cepat hingga menghantam target.

ICBM, seperti singkatannya, bisa melesat dari satu benua ke benua lain. Setelah diluncurkan, rudal balistik menempuh jalur parabola, mirip bola baseball melayang di udara.

Jika daya jangkau rudal balistik itu jauh, Korut biasanya menjatuhkannya ke sisi lain Negeri Sakura. "Jelas itu membuat Jepang ketar-ketir."

Penting untuk dicatat bahwa Korea Utara tak akan mungkin menembakkan ICBM secara vertikal, jika negara itu berniat melancarkan serangan nyata.

Sulit untuk mengetahui level kekuatan tempur ICBM milik Korut. Sebab, saat diuji coba, rudal tersebut hanya menggendong sedikit muatan atau bahkan tidak sama sekali.

Belakangan laporan menyebut, saat diluncurkan, rudal Korut hanya membawa hulu ledak dummy alias abal-abal.

Padahal, muatan seperti hulu ledak nuklir bisa membebani ICBM dan membatasi jarak yang bisa ditempuh rudal balistik antarbenua itu.

Tiga Fase Peluncuran Rudal Balistik.

1. Setelah lepas landas, rudal balistik antarbenua ICBM akan memasuki fase peluncuran atau dorongan.

Dalam tahap ini, roket akan mengirimkan ICBM ke udara, mendorongnya ke atas selama sekitar 2 sampai 5 menit, sampai mencapai angkasa luar.

ICBM dapat memiliki hingga tiga tahap roket. Masing-masing dibuang atau dikeluarkan setelah habis terbakar. Dengan kata lain, setelah tahap pertama berhenti terbakar, roket nomor 2 mengambil alih, dan seterusnya.

Roket bisa memiliki propelan cair atau padat. Propelan cair biasanya terbakar lebih lama dalam fase dorong daripada yang memiliki propelan padat.

Apa pun yang dipakai, propelan cair maupun padat bisa mengirimkan roket sama jauhnya. "Namun, kebanyakan negara memulai programnya menggunakan teknologi propelan cair karena relatif sudah dipahami dengan baik,.

"Saat telah berkembang, mereka menggantinya dengan propelan padat agar lebih cepat terbakar. Hal ini juga menghindari insiden yang tak diinginkan saat berurusan dengan cairan berbahaya yang mudah terbakar dan beracun."

2. Pada tahap kedua, ICBM akan masuk ke angkasa luar, masih dalam lintasan balistiknya.

"Rudal itu terbang melintasi angkasa luar dengan sangat cepat, mungkin dengan kecepatan 15 ribu hingga 17 ribu mil per jam (24.140 hingga 27.360 km/jam). Memanfaatkan fakta bahwa tidak ada hambatan udara di luar sana.

Sejumlah ICBM punya teknologi yang memungkinkan mereka untuk mengambil posisi bintang, atau dengan kata lain menggunakan lokasi bintang untuk membantu memberikan orientasi yang lebih baik terhadap target.

3. Dalam fase ketiga, ICBM akan masuk kembali ke atmosfer, lalu menghantam target dalam hitungan menit.

Jika ICBM memiliki pendorong roket, itu akan dimanfaatkan untuk lebih menyesuaikan diri terhadap posisi target.

Yang perlu diperhatikan ialah saat masuk kembali ke atmosfer Bumi, ICBM akan berhadapan dengan panas ekstrem dan bisa terbakar bahkan hancur.  itulah mengapa rudal balistik harus punya perisai panas yang tepat.

Untuk Hwasong 15, keseluruhan lintasan berlangsung selama 54 menit, jauh lebih lama dari hasil uji coba rudal Korut pada 2017 yang durasinya mencapai 37 menit.

Rudal balistik antarbenua teranyar berlangsung selama 47 menit dalam uji coba yang berlangsung pada 2017.

Meski sejumlah negara memiliki ICBM, termasuk Amerika Serikat, Rusia, China, dan India, tak ada yang menembakkannya dalam serangan yang ditujukan secara sengaja pada negara lain.

"Negara-negara hanya mengujinya, untuk unjuk gigi bahwa mereka bisa melakukannya,. Itu juga yang sedang dilakukan Korut saat ini.

Tapi kita tidak pernah menggunakan rudal balistik dalam perang. Alasannya, jika terjadi perang nuklir habis-habisan, kita semua akan mati."

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3