Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Petani

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Video Artikel Utama

Farmer Field School: Praktik Sambung Pucuk Tanaman Kopi di Kebun Kopi

14 Juli 2024   12:22 Diperbarui: 20 Juli 2024   06:25 1066 22 7

Keterangan video di atas adalah praktik grafting atau sambung pucuk dalam program Farmer Field School petani kopi Bukit Jambi, Way Kanan (dok Greg Nafanu).

Di Dusun Bukit Jambi, Kampung Gunung Katun, Kecamatan Baradatu, Way Kanan Lampung, salah satu program yang dilaksanakan oleh BWKM adalah Farmer Field School  (FFS). 

Sekolah Lapangan Petani khusus untuk petani kopi ini fokus pada kegiatan peningkatan kapasitas petani dalam 3 aspek, yaitu good agriculture practice (praktik pertanian yang baik di kebun), marketing (pemasaran), dan networking (jejaring). 

Sekalipun ada kata School, tidaklah sama seperti pelaksanaan sekolah-sekolah formal, atau kursus-kursus pertanian yang begitu serius dan ketat.

Model pengembangan kegiatan FFS ala petani Bukit Jambi bersama Batutua Waykanan Minerals (BWKM) adalah sersan (serius tapi santai), tidak ada yang superior terhadap anggota lainnya. 

Selain difasilitasi oleh Comdev BWKM, fasilitator individu diundang dari Baradatu yang memiliki keterampilan dalam praktik-praktik pertanian. Tujuannya adalah untuk tetap menjaga jejaring, sekalipun suatu waktu BWKM sudah tak berada lagi di sana.

Fasilitator hanya sebagai orang yang berperan mengatur jalannya pembelajaran bersama secara menyenangkan.  Juga memastikan, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.

Metode dalam FFS ini adalah mengutamakan semangat dari, oleh, dan untuk petani. Semua petani memiliki pengalaman bertani selama belasan hingga puluhan tahun, khususnya mengenai pengembangan tanaman kopi Liberika dan Robusta Lampung.

Karena itu, sharing pengalaman dan keterampilan bertani menjadi kekuatan besar dalam menjalankan kegiatan FFS di Bukit Jambi ini.

Materi khusus terkait dengan Good Agriculture Practices dalam pelaksanaan Farmers Field School di Dusun Bukit Jambi adalah sebagai berikut.

1. Praktik membuat dan aplikasi pupuk kompos

Pembuatan pupuk kompos  dengan menggunakan material pokok yang ada di sekitar. Beberapa material yang dimanfaatkan adalah kulit buah kopi, gedebog pisang, batang jagung, dan kotoran ternak yang bisa diambil secara gratis.

Tujuan dari pembuatan pupuk organik ini adalah untuk mengurangi ketergantungan kepada pupuk kimia, baik itu terhadap tanaman pangan maupun perkebunan.

2. Praktik membuat rorak di kebun kopi

Rorak merupakan saluran drainase buntu yang dibuat di antara tanaman kopi. Tujuannya adalah menjaga konservasi tanah. Saat hujan, bisa menjebak air dan meresap ke dalam tanah.

3. Praktik membuat dan mengaplikasikan pestisida nabati

Pestisida nabati bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani akan pestisida-pestisida kimia yang cukup banyak menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan. 

4. Praktik memangkas tanaman kopi

Praktik memangkas masih perlu diperbaiki sebab petani merasa sayang apabila tanamannya dipangkas. Namun beberapa orang mulai melakukan praktik pemangkasan, khusunya pada tunas-tunas muda yang tidak produktif dan ranting kering.

5. Praktik sambung pucuk

Praktik sambung pucuk atau grafting sudah biasa dilakukan oleh beberapa petani. Karenanya, petani yang sudah terampil menjadi fasilitator atau tutor untuk petani lain yang belum bisa.

Hal yang masih harus ditingkatkan adalah peningkatan pemahaman kepada petani yang sudah terbiasa melakukan grafting agar mampu memilih mata atas dari tanaman yang berkualitas dan sehat.

Salah satu kegiatan praktik sambung pucuk dapat dilihat pada tampilan video pendek ini: https://www.youtube.com/watch?v=Vk9if5x9i0M

Praktik grafting  kopi, salah satu materi pokok dalam FFS dengan metode dari, oleh, dan untuk petani (dok foto: Greg Nafanu)
Praktik grafting  kopi, salah satu materi pokok dalam FFS dengan metode dari, oleh, dan untuk petani (dok foto: Greg Nafanu)

6. Praktik panen selektif

Panen selektif atau petik merah masih kurang dilakukan dengan baik. Para petani lebih suka melakukan praktik panen yang dinamakan sebagai 'panen rampok'.

Panen rampok ini adalah memetik seluruh buah kopi sekaligus, termasuk yang masih muda. Bahkan sering kali bunga kopi pun ikut dipetik. Apalagi yang panen adalah orang lain.

Namun setelah adanya diskusi dan tukar pengalaman, petani sudah mulai melakukan praktik panen selektif. Memilih buah kopi yang sudah merah untuk dipanen. Sedangkan buah muda, dibiarkan dulu.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3