Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.
Ada banyak pilihan tanaman utama dan tumpang sari, apabila petani melakukan sistem pertanian polikultur alias lebih dari satu tanaman di dalam satu areal perkebunan.
Namanya perkebunan rakyat, jarang ada yang melakukan praktik kebun monokultur yang mana hanya mengusahakan satu jenis komoditas saja.
Petani lebih suka menjalankan sistem pertanian polikultur karena dari aspek ketahanan, lebih terjamin daripada hanya mengusahakan satu tanaman saja.
Para petani di salah satu kampung yang ada di Kabupaten Way Kanan, Lampung juga melakukan hal yang sama. Biasanya ada tanaman utama yang diandalkan dalam kebun sebagai sumber pendapatan utama keluarga.
Tanaman perkebunan yang diusahakan petani di sana berupa karet, lada, kopi, dan sawit. Beberapa petani, menjadikan dua tanaman utama sekaligus.
Karet dan kopi, atau kopi dan lada. Jarang ada yang menanam komoditas perkebunan ini bersama-sama dengan kelapa sawit.
Jika perkebunan biasa menggunakan tanaman penutup tanah (cover crop) berupa legume merambat, maka di perkebunan petani tidaklah demikian.
Mereka lebih memilih untuk memanfaatkan lahan di bawah tanaman kebun utama dengan menanam beberapa jenis tanaman yang masih bisa menghasilkan walaupun kurang cahaya.
Tanaman yang sering ditumpangsarikan di kebun kopi, lada, karet, dan sawit paling sering ditemukan adalah kunyit, jahe, lengkuas, dan kencur.
Kencur (Kaempferia galanga) adalah tanaman herbal tropis yang digunakan sebagai rempah-rempah dan obat tradisional. Tanaman ini memiliki aroma khas dan rasa pedas.
Tanaman kencur memiliki kulit rimpangnya berwarna cokelat tua hingga hitam, kasar, dan berkerut. Bagian dalamnya berwarna putih dengan bintik-bintik cokelat.
Biasanya kencur tumbuh baik di tanah gembur, baik di daratan rendah maupun tinggi.
Kelebihan kencur adalah tidak memerlukan perawatan intensif. Meskipun demikian, membutuhkan perhatian agar kencur dapat menghasilkan.
Budidaya kencur dapat memberikan manfaat ekonomis karena kencur dapat dijual sebagai bumbu masakan atau obat tradisional.
Saat ini, harga kencur di Gunung Katun, Kecamatan Way Kanan, Lampung adalah berkisar antara Rp18.000--20.000 per kg.
Tanaman herbal ini sering dicari orang karena dimanfaatkan untuk hal-hal berikut ini:
Manfaat lain dari tanaman kencur terkait dengan kesehatan diantaranya:
Itulah manfaat ekonomis dan manfaat kesehatan dari tanaman kencur, tumbuhan berdaun lebar yang tumbuhnya hanya di atas permukaan tanah.
Referensi:
https://indonesia.go.id/kategori/kuliner/935/kencur-tanaman-rempah-yang-kaya-manfaat
https://gdm.id/budidaya-kencur/