Saat sampai di lokasi Camping Ground saya justru terpesona dengan kolam renang dan pepohonan di sekitarnya. Sederhana tapi cantik dan indah.
"Campingnya di sini?" Tanyaku terheran pada suami yang juga masih bingung. Tapi panduan di google maps sudah menunjukkan tiba di lokasi. Jadi tidak salah.
Bahkan di depan ada gapura dan loker karcis, jadi kami menuju pintu masuk, dan berhenti tepat di depan nya. Ada petugas yang mendekat. HTM nya cuma 10 ribu/orang, bisa berenang sepuasnya dan menikmati keindahan tempat wisata ini.
"Mau berkemah, Pak. Tempatnya nya di sini?"
Sejenak petugasnya terlihat bingung.
"Dari CVI, Pak. Camper Van!" Suamiku melanjutkan.
"O,iya! Langsung saja masuk parkiran, Pak. Itu yang pintu ada gambar anak panah, itu ada jalan nya.
Suamiku yang bingung malah membelokkan mobilnya di pinggir kolam renang. Akhirnya balik lagi tanya ke petugasnya. Hihihi...
Ternyata memang ada jalan, nyaris tidak kelihatan, dan tidak terlalu lebar. Akhirnya sampai juga di camping ground, yang biasanya dipergunakan untuk tempat parkir.
Ternyata sudah ada peserta camper Van yang datang. Om Kenthus, rumah nya dekat dengan lokasi, di sekitar pasar Kendal.
Akhirnya kita mendapat lokasi yang lumayan nyaman, dekat dengan kapling Om Kenthus yang datang bersama keluarga, istri, putri dan keponakan nya
Cuaca mendung, jadi kami menunggu dan mengamati kondisi cuaca dulu. Pengalaman saat acara CVI di Pacet, sudah menata dapur dan tenda tiba-tiba hujan ekstrem, sangat deras sampai auning jebol, walhasil kita basah kuyup, tikar, kursi, meja kompor dan alat masak basah semua. Bahkan air rembes ke tenda, sehingga bantal, selimut, alas tenda, sleeping bag yang sudah tertata basah kuyup gara-gara hujan ekstrem.
Jadi kami belum berniat menata tenda dan mendandani mobil seperti biasanya.
Benar saja, kira-kira pukul 16.00 hujan turun cukup deras. Bahkan saat keluar menuju pendopo yang ada di dekat lokasi camper Van punggungku dan kerudung basah kuyup karena payungnya sempit dan kita pakai berdua.
Meski berangkulan erat, tetap saja basah kuyup. Akhirnya kami duduk-duduk saja di pendopo sambil memandang kolam renang yang biru kehijauan.
Masih ada beberapa anak yang berenang. Kerudung kukibas-kibaskan biar cepat kering, tapi seperti nya susah. Basahnya cukup berat, dan kerudung ku lumayan tebal.
Memandang kolam renang di saat hujan dengan suara air gemercik membuat pikiranku melayang dan mencoba mencari info tentang tempat wisata ini. Bumi Perkemahan Gendingan (BPG) ini ternyata bernama Surya Bakti.
Dahulunya, Bumi Perkemahan yang berlokasi di Dusun Tanon, Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, Ngawi Jawa Timur ini merupakan tempat berkemah legendaris di kaki gunung Lawu(regional.espos.id)
Dalam waktu sedekade Dana desa ini, ternyata Camping Ground atau Bumi Perkemahan Gendingan ini bertransformasi menjadi tempat wisata keluarga yang dilengkapi kolam renang, gazebo, pendopo yang luas bisa digunakan untuk tempat berkumpul/ pertemuan,kolam ikan koi, dan ikan nila, juga kolam renang anak yang dilengkapi wahana permainan seperti water boom.
Hingga tahun 2020 lalu, tempat ini dibiarkan terbengkalai dan hanya beberapa kali mengalami progres tak berarti.
Hingga pada akhirnya, setahun terakhir ini BPG Surya Bakti mengalami pengembangan, direnovasi total oleh kepala desa Sidorejo, Danang Pamungkas yang merupakan putra dari kepala desa Sukresno Al Guritno yang mengawali pembangunan BPG Surya Bakti. Kini, selain digunakan untuk perkemahan juga untuk wisata keluarga.
"Sekarang sudah ada kolam renang, kolam ikan nila, ikan koi dan juga ada pendopo dan gazebo," ujar Kepala Desa Sidorejo Danang Pamungkas, 2 tahun yang lalu saat diwawancarai.
Tak terasa hujan reda, dan saya kembali ke mobil. Peserta camper Van mulai berdatangan, dan mulai menata kaplingnya masing-masing.
Tapi sehabis Maghrib hujan kembali turun sampai waktu Isya'. Bahkan setelah Isya' hujan semakin deras dan ekstrem, sehingga kita betul-betul camper Van karena hanya bisa tidur di mobil dan tidak bisa keluar, kecuali kalau ingin hujan -hujanan.
Malam sekitar pukul 22.00 para Bapak CVI mengadakan meeting, sedang ibu-ibu tetap tinggal di tempat termasuk aku yang memilih tidur di mobil.
Saat terjaga, waktu sudah pukul 05.00 lebih, hujan reda, alam mulai terang. Aku marah-marah sama ayah karena tidak membangunkan sehingga nyaris telat subuhnya.
Setelah salat sepertinya lebih enak mandi. Air kamar mandi langsung keluar dari pipa tanpa kran sehingga terus mengalir tumpah -tumpah langsung terbuang percuma ke saluran pembuangan. Sayang sebenarnya, tapi air melimpah dan terus mengalir dari sumber mata air alami.
Teringat saat kemarau panjang dan kekeringan, betapa nyaman nya tinggal di sini dengan air jernih yang melimpah, memberi sumber kehidupan yang tiada tara.
Airnya sungguh segar, tidak terlalu dingin, tapi sejuk. Nyaman di badan yang sejak kemarin kotor dan bau. Kini bersih, wangi dan segar. Saatnya membuat sarapan, dan langsung pulang. Sebenarnya masih banyak waktu sampai siang bahkan sore. Tapi ayah mengajak survey ke telaga ngebel untuk acara reuni bersama mantan teman kuliahnya.
"Buatkan sarapan, aku lapar," kata ayah.
"Kemarin aku nggak kamu kasih makan," lanjutnya lagi.
Aku hanya nyengir. Kemarin kita memang cuma makan jajanan sisa lebaran yang terbawa.
Sebenarnya ada nasi dan balado ikan tuna. Tapi di bagian belakang, di bagasi. Kalau keluar malas harus hujan-hujanan. Ada mie instan dan pangsit, tapi mobil kami tidak diseting untuk memasak di dalam, jadi nggak mungkin masak di luar saat hujan ekstrem dan deras.
Aku berniat membuat pangsit rebus, lengkap dengan kuah, sayuran dan bawang goreng.
"Tambah mie," kata ayah.
"Kasih telur juga!" Lanjutnya.
Aku melotot. Tumben nih ayah, biasanya seporsi pangsit rebus saja nggak habis. Sekarang semua bahan masakan suruh masukin.
"Yakin mau dimakan?" Tanyaku heran dan nggak percaya.
"Iya! Aku lagi butuh asupan makanan bergizi untuk sumber tenaga. Kemarin sudah kelaparan !" Katanya sewot.
"Oke! Kuturuti permintaanmu!" Ha..ha..ha...!" Kataku menirukan suara Om jin. Hihihi...
Bukan parenting VOC yang memaksa menghabiskan makanan ya, hehehe...
Bagiku nggak masalah sih masak banyak dan bermacam-macam. Yang penting dimakan. Aku paling benci orang yang suka menyisakan dan membuang makanan. Apalagi picky Eater yang terlalu pilih makanan dan bikin ribet. Meski tidak memaksa juga orang makan sebanyak-banyaknya, tapi kalau malah nantangin mau makan banyak, ya Ayuk saja...
Terlalu banyak foto yang ingin bercerita. Mungkin lebih baik kita simak videonya saja, ya....
Referensi: