Kelana Swandani
Kelana Swandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Manfaat Mbah-mbah Lali Omah Ngecamp di Puncak Paralayang Segoro Gunung

15 Mei 2025   17:42 Diperbarui: 15 Mei 2025   20:22 254 8 3

Wefie di Puncak Paralayang. Bersama suami dan istri nya sendiri -sendiri ya, hehehe...(Dokumentasi Om Agus)
Wefie di Puncak Paralayang. Bersama suami dan istri nya sendiri -sendiri ya, hehehe...(Dokumentasi Om Agus)

"Ayuk ke puncak Paralayang. Tadi diajak Mbah Mul!"

"Di mana itu?" Tanyaku.

"Wes pokoknya ikut saja. Ayuk dikemasi barangnya. Bongkar tendanya!"

"Walah, mau meneruskan acara ngecamp ke lain tempat nih?"

" Ya ini salah satu keuntungan bercamper Van, bisa kapan saja bongkar tenda dan pindah tempat. Hihihi".

Akhirnya kita berangkat untuk ngecamp di sana. Rutenya lumayan huhuy ....pokoknya nikmati saja. Para lansia jelang pensiun maupun sudah pensiun nggak perlu buka usaha jelang pensiun. Yang penting ngonten dan healing. Kalau jepretan foto dan videonya laku, lumayan bisa jadi usaha jelang pensiun.

Kalau video dan foto jepretan nya belum laku, ya bisa memikirkan usaha jelang pensiun yang lain untuk ditekuni saat libur healing. Eh, kebalik ya. Hehehe...

Alhamdulillah akhirnya sampai juga di Puncak Paralayang. Disambut bangunan berwarna hijau bertuliskan restoran paralayang. Terdapat camping ground, yang untuk pengunjung biasa dijadikan tempat parkir. 

Selfi sebelum kabut turun(dokumentasi pribadi)
Selfi sebelum kabut turun(dokumentasi pribadi)

Sebelah bawah sudah penuh, jadi kita ambil lokasi ke-2. Di atas masih ada satu trap lagi untuk parkir dan ngecamp.

Pemandangan jauh ke bawah dan ke samping sungguh indah. Tapi para penerbang Paralayang sudah menyelesaikan aktivitasnya karena sudah lumayan sore. 

Tadi sepanjang perjalanan ke atas terlihat ada beberapa penerbang Paralayang, sayangnya tidak bisa merekam karena sibuk pegang HT untuk komunikasi dan konsentrasi melintasi medan yang butuh konsentrasi penuh untuk melintasi nya.

Mumpung cuaca cerah, seperti biasa para uti Selfi dulu. Hehehe...

Tapi saya mau bagi-bagi rahasia dulu  buat para lansia nih, biar tetap semangat ngecamp.

Melakukan camping menawarkan berbagai manfaat yang luar biasa bagi lansia, baik dari segi fisik maupun mental.

Berikut beberapa di antaranya:
Manfaat Fisik:

1. Meningkatkan Aktivitas Fisik

Berkemah mendorong lansia untuk bergerak lebih banyak. Mulai dari mempersiapkan tenda, berjalan-jalan di sekitar area perkemahan, hingga mengumpulkan kayu bakar (jika memungkinkan dan aman), semua aktivitas ini membantu menjaga kebugaran dan kekuatan otot.

Mbah Mul menyeduh kopi ala barista, siapa tahu bisa jadi inspirasi buka usaha jelang pensiun buat yang mau pensiun.(dokumentasi Om Agus)
Mbah Mul menyeduh kopi ala barista, siapa tahu bisa jadi inspirasi buka usaha jelang pensiun buat yang mau pensiun.(dokumentasi Om Agus)

2. Paparan Sinar Matahari

Mendapatkan paparan sinar matahari pagi yang sehat membantu tubuh memproduksi vitamin D, yang penting untuk kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh. Tentu saja, penting untuk tetap menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan berlebihan.

3. Udara Segar

Menghirup udara segar di alam terbuka dapat meningkatkan fungsi paru-paru dan memberikan efek relaksasi.

4. Meningkatkan Kualitas Tidur

Aktivitas fisik di siang hari dan suasana alami yang tenang dapat membantu mengatur siklus tidur dan meningkatkan kualitas tidur di malam hari.

5. Melatih Keseimbangan dan Koordinasi

Berjalan di permukaan tanah yang tidak rata saat berkemah dapat membantu melatih keseimbangan dan koordinasi tubuh, yang penting untuk mencegah risiko jatuh pada lansia.

Manfaat Mental dan Emosional

1. Mengurangi Stres dan Kecemasan

Suasana alam yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari dapat memberikan efek menenangkan dan membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan.

2. Meningkatkan Suasana Hati

Berada di alam terbuka dan menikmati pemandangan yang indah dapat meningkatkan suasana hati dan memberikan perasaan bahagia.

3. Meningkatkan Fungsi Kognitif

Lingkungan baru dan tantangan sederhana saat berkemah (seperti memasang tenda atau menentukan tempat camping yang tepat) dapat merangsang otak dan meningkatkan fungsi kognitif.

4. Mempererat Hubungan Sosial

Menikmati kolak bersama. Siapa tahu bisa jadi inspirasi usaha jelang pensiun. Hehehe.....(dokumentasi Om Agus)
Menikmati kolak bersama. Siapa tahu bisa jadi inspirasi usaha jelang pensiun. Hehehe.....(dokumentasi Om Agus)
Jika berkemah dilakukan bersama keluarga atau teman, ini dapat menjadi kesempatan yang baik untuk mempererat hubungan sosial, berbagi cerita, dan menciptakan kenangan indah bersama.

5. Meningkatkan Rasa Mandiri dan Percaya Diri

Berhasil melakukan kegiatan berkemah, meskipun sederhana, dapat memberikan rasa pencapaian, meningkatkan rasa mandiri, dan memperkuat kepercayaan diri.

6. Menghubungkan Kembali dengan Alam

Berkemah memberikan kesempatan untuk lebih dekat dengan alam, mengamati keindahan flora dan fauna, serta merasakan kedamaian yang ditawarkan alam. Ini dapat memberikan perspektif baru dan rasa syukur.

Tapi perlu diingat, penting untuk mempertimbangkan kondisi fisik dan kesehatan masing-masing lansia sebelum memutuskan untuk berkemah.

 Perencanaan yang matang, pemilihan lokasi yang aman dan mudah diakses, serta pendampingan jika diperlukan, akan memastikan pengalaman berkemah yang menyenangkan dan bermanfaat bagi para lansia.

Selfienya para uti(dokumentasi Om Agus)
Selfienya para uti(dokumentasi Om Agus)

Malam hari yang rencananya mau ngopi-ngopi dan menyalakan api unggun terpaksa gagal karena hujan badai dan listrik padam. Akhirnya kita cuma ngobrol dan duduk-duduk di tikar yang disediakan pengelola. 

"Ayuk kita nikmati kebahagiaan di dalam derita. Hahaha....!"

"Yupz, meski lengkap penderitaan kita, tapi jangan lupa bahagia!"

Begitulah slogan CVI. Jangan lupa bahagia meski terasa penuh derita. Eh ...

Setelah jenuh main gawai lemot karena terpengaruh listrik padam, akhirnya kita berencana tidur di mobil tanpa buka tenda. 

Tapi seusai salat isya dan bersiap tidur, ternyata lampu menyala. Akhirnya Aku dan ayah tetap buka tenda di dalam gedung beralas tikar. Sementara yang lain tidur di mobil masing-masing karena mobilnya sudah diseting untuk tidur.

Alhamdulillah, meski tidur seadanya bisa nyenyak sampai subuh. Air dingin membasahi tubuh saat mengambil air wudhu. Tapi tetap terasa segar. 

Hari mulai terang, sayang kalau melewatkan waktu jalan-jalan. Jadi kita nikmati dulu indahnya pemandangan sekitar.

Sarapan bareng di Puncak Paralayang saat ngecamp (dokumentasi pribadi)
Sarapan bareng di Puncak Paralayang saat ngecamp (dokumentasi pribadi)

Tante Etik menanak nasi, sementara aku manasin sambal dan lauk. Sepulang jalan-jalan, Mbak Tatik beli wortel, jagung, daun prey, dan tomat. Tante Etik membuat dadar jagung.

Ditambah terong rebus untuk lalap. Masih ada sisa fillet patin dan udang goreng. Ada tempe dan nugget juga. Mbah Mul membuat kopi hitam ala barista. Pokoknya haucek.

Yuk sarapan dulu. Ikuti videonya ya, untuk sarapan saat ngecamp di puncak Paralayang. Pokoknya nikmat nya tiada banding deh.

Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channel 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5