Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Potret Kehidupan Episode 84
Tentang Membahagiakan Diri Sendiri
Kata Ustadz : "Bahagiakan dulu diri sendiri, baru orang lain".
Ustadz, tadi yang bilang, bukan aku. Katanya; Membahagiakan dan membantu orang lain itu baik. Akan tetapi, lihat dulu siapa dan bagaimana orang yang akan dibantu itu. Membahagiakan dan membantu orang lain itu memang baik. Akan tetapi, lihat dulu diri sendiri, apakah sudah bahagia dan tidak terbebani? Kapasitas bahagia orang kan, berbeda-beda. Kita tak perlu memaksakan diri untuk membahagiakan semua orang, ketika diri sendiri masih jauh dari rasa bahagia.
Kata Ustadz, masing-masing orang punya ujiannya masing-masing. Banyak orang yang stress atau kesehatan mentalnya terganggu karena terlalu berusaha menyenangkan banyak orang, tapi diri sendiri tidak bahagia. Banyak orang akan stress karena terlalu berusaha menyenangkan banyak orang, tapi dia tidak bisa melihat situasi kondisi dirinya. Dia sebenarnya tidak mampu membahagiakan dirinya, namun dia memaksakan diri ingin membahagiakan orang lain. Haaaa, disitulah letak masalahnya.
Aku tertawa mendengarnya.
Ada 3 kapasitas kita membantu orang lain. Entah itu dengan tenaga kita..., materi kita..., atau juga bisa dibantu dengan pikiran kita, yaitu dengan memberikan solusi. Kalau tidak bisa memberikan dua itu, minimal kita tidak merepotkan. Jadi kata ustadz pada kapasitas seperti ini, tolong pikirkan sebelum membantu orang, tolong bantu dirimu dulu sebelum membantu orang. Kuatkan dirimu dulu sebelum menguatkan orang lain.
Hhm, benar juga kata ustadz. Begitulah sebaiknya, bahagiakan diri sendiri duluuuuu, baru orang lain. Selesai dulu dengan diri sendiri, baru bisa mikirin orang lain. Jika kamu belum selesai sama diri sendiri, bagaimana mungkin kamu bisa memikirkan orang lain?
Betewe, aku juga ingin bilang bahwa kita harus bisa membahagiakan diri sendiri dulu sebelum membahagiakan orang lain. Kalau diri sendiri saja tidak merasa puas, bagaimana bisa berada dalam satu hubungan yang baik dengan orang lain? Jadi di episode ini aku mau bilang bahwa lebih baik aku mendapatkan diriku 100% sebelum memberikan 100% untuk orang lain. Episode ini pun sebenarnya merupakan rangkaian kata hati yang menjadi lanjutan dari kata-kataku sebelumnya.
Aku tadi membayangkan proses hidup dan proses menulis episode ini sesungguhnya cukup mirip. Sesuatu yang berkelanjutan seakan menulis sebuah cerita bersambung dan aku tidak akan berhenti di satu titik saja. Aku terus berproses untuk menjadi versi yang lebih baik dari diriku saat ini.
Iyaa. Aku harus melewati proses untuk bisa nyaman dengan diri sendiri. Pernah..., aku mencoba untuk menjadi seseorang yang jauh lebih mementingkan kepentingan orang lain ketimbang diri sendiri. Ketika mau melakukan sesuatu, aku mencoba memikirkan orang lain dan memikirkan apakah orang lain akan senang atau tidak. Dulu akutu pernah nyaman untuk seperti itu. Sebentar-sebentar dihubungi teman untuk ngobrol. Kek yang terima curhatan gitu. Seakan aku tidak punya waktu untuk menghabiskan waktu dengan diri sendiri. Giliran diri sendiri mao curhat, ga ada yang ndengerin. Wkwkka. Jadilah aku menulis.
Tapi seiring berjalannya waktu, aku tetap memilih agar memiliki banyak waktu untuk diri sendiri dan menikmatinya. Seperti ini. Ternyata, dengan memberikan waktu untuk diri sendiri tersedia waktu untuk memikirkan banyak hal tentang diri. Termasuk hal-hal yang bisa meningkatkan kualitas diri, sehingga aku bisa lebih memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan dan mana yang tidak. Maka, aku pun bisa semakin belajar untuk tidak selalu mendahulukan orang lain dan tidak harus selalu cerita pada orang lain. Hingga kini aku terus belajar mengembangkan diri. Sedikit demi sedikit, aku sudah bisa mementingkan diriku sendiri dan mulai mengabaikan kebahagiaan orang lain yang tidak akan ada membawa kebaikan untukku. Kini, aku yakin bisa membuat diriku sendiri bahagia.
Dan enggak tau kenapa,
Semakin berumur, aku semakin pengen membahagiakan diri sendiri. Semakin tidak peduli penilaian orang lain terhadapku. Dibilang tak cocok melakukan sesuatu, kalo aku senang melakukannya ya aku lakukan. Dibilang ga cocok pakek sesuatu, kalo aku senang memakainya ya aku pakek. Hidup aku, aku yang menjalani. Selama tidak merugikan orang lain, tidak mengambil hak orang lain, dan tidak menyakiti perasaan orang lain, ya aku lakukan aja. Karena selain ilmu ikhlas, kita juga harus belajar tentang ilmu biarin. Kalo orang ga sukak, tapi kitanya sukak dan kitanya bahagia, ya uuudah...,__biarin aja.
Mengatur hidup dengan cermat bukanlah soal membatasi diri, tetapi lebih kepada memilih dengan bijak apa yang ingin kita pamerkan dalam galeri kehidupan kita. Sama halnya dengan seorang kurator seni yang memilih karya-karya terbaik untuk dipamerkan, kita juga perlu memilih dengan bijak dalam memilih prioritas dan menyesuaikan komitmen kita sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan hidup yang kita inginkan.
*Takukah kamu bahwa rasa bahagia jadi diri sendiri adalah salah satu faktor pendukung untuk lebih menikmati hidup?*
Yup. Perasaan bahagia menjadi diri sendiri bisa membuat segala sesuatu yang dikerjakan jadi lebih mudah dan bermakna. Seperti pekerjaan, pendidikan, keluarga, hubungan asmara dan aktivitas lainnya. Jadi wajar saja jika banyak orang yang ingin melakukan cara menyenangkan diri sendiri. Tapi sayangnya, tidak semua orang menyadari hal tersebut dan oh ternyata sulit rupanya menyenangkan diri sendiri ini. Bahkan mereka cenderung pura-pura bahagia karena sudah mendapatkan sesuatu, padahal hatinya merana.
Aku sudah lama berhati-hati dengan lingkaran sosialku. Fakta telah menunjukkan bagaimana hubungan yang sebenarnya antara hubungan sosialku dengan orang-orang dan akan selalu ada kaitannya dengan kesehatanku. Menjaga ketenangan jiwa di tengah gempuran masalah kehidupan itu penting. Banyak caraku membahagiakan diri sendiri tanpa harus bergantung dengan orang lain. Diantaranya. Pandangan aku harus cerah..., optimis, dan aku harus tau cara menghargai hidup."Aku melakukan apa yang aku sukai dengan orang yang aku cintai. Setiap hari". Berkebun sayur yang aku lakukan sekarang ini dan orang-orang yang bekerja denganku, ternyata memiliki pengaruh besar pada kebahagiaanku dan kesehatan jiwaku.
Disinilah tempat pikiran terbaik aku dengannya berbagi mimpi, ide-ide kami rentangkan, imajinasi bersebrangan, perasaan takut dan galau jika gagal selalu ada tapi diminimkan, hasrat dan ambisi dikuatkan, serta cinta dan harapan akan kehidupan dikencangkan. Pun, ketika ada rencana yang tidak berjalan sesuai harapan, aku sebenarnya cukup memahami diriku bahwa aku dapat dengan mudah kembali baik-baik saja. Semudah mencari makanan enak, nonton filem, membaca novel dan komik, atau membuat ruang personal untukku kembali tenang. Jadi, ketika aku mulai merasakan energi yang kurang baik biasanya aku mencoba untuk menyendiri dulu dan menenangkan diri dengan caraku. Bahagia bersama diri sendiri.
Kita emang butuh hidup tenang, dan langkah menenangkan diri itu adalah dengan memiliki personal space atau ruang personal. Proses aku menemukan diri sendiri itu, akhirnya aku tuangkan pada potret kehidupan terbaru yang berjudul "membahagiakan diri sendiri". Dalam episode ini, meski temanya adalah tentang membahagiakan tapi kurang lebih pesannya serupa dengan perjalananku menemukan diri sendiri.
Tahukah kamu? Ketidakmampuan untuk membuat diri sendiri bahagia, kerap dikaitkan dengan rasa percaya diri yang rendah dan rasa keberhargaan diri rendah. Mencari validasi dari orang lain itu, juga bisa terasa seperti pengejaran yang melelahkan, artinya kamu bisa berjuang untuk mempertahankan batasan yang sehat untuk mendapatkan lebih banyak penerimaan.
Ini ada tips,
Berbahagia dengan penerimaan diri sendiri akan lebih menyenangkan karena sesuai dengan keinginan hati kita. Terkadang keinginan hati adalah bentuk firasat yang jadi pilihan terbaik dibandingkan dengan keputusan dari hasil mendengarkan perkataan orang lain. Mendengarkan kata hati membuat tujuanmu jadi lebih jelas dan terarah. Keyakinan pada diri sendiri juga membuat tindakanmu jadi lebih ikhlas, sehingga tidak ada beban atau tekanan untuk mengerjakannya. Dampaknya kamu jadi lebih tenang dan bahagia saat menjalankan hal tersebut.
Aku tidak menjadikan hidup sebagai beban. Karena dalam fase kehidupan, setiap individu pasti memiliki masalahnya masing-masing. Dalam prakteknya, ada masalah yang bisa diselesaikan dengan mudah, namun ada juga yang butuh waktu lama untuk menemukan solusi. Atas keberadaan masalah itu, kebahagiaanku tidak ditentukan dari mudah atau tidaknya masalah tersebut. Namun bagaimana caraku menyikapi dan menghadapi masalah tersebut. Percaya atau tidak, dengan kontrol diri dan tidak menjadikan hidup sebagai beban, akan lebih membuat KS tetap menikmati kebahagiaan hidupnya.
Diibaratkan hidup itu adalah serangkaian perjalanan panjang yang penuh tikungan, tanjakan, bahkan turunan liku. Tenang, santai dan tetap riang membuat aku jadi jarang mengalami lelah saat mengarungi perjalanan karena tidak menjadikan proses hidup itu sebagai beban.
Aku mencintai pekerjaanku, tidak hanya pekerjaan kantoran, bisnis, atau pekerjaan fisik yang terlihat lainnya, bahkan pekerjaan rumah tangga dan pendidikan juga termasuk dalam sebuah pekerjaan aku dalam menjalani hidup. Ketika mencintai pekerjaan apapun berarti aku juga dalam proses cara menyenangkan diri sendiri karena aktivitas bekerja ini menyita waktuku lebih banyak.
Aku mungkin juga akan mengalami kejenuhan, keluhan karena berbagai masalah, seperti imbalan yang tidak pantas, lingkungan yang toxic sampai sistem kerja yang tidak sesuai.
Tapi perlu aku tahu bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih mudah jika diri aku sendiri mencintai dengan tulus apa yang selama ini aku kerjakan. Jika aku sedang jenuh, kucoba pikirkan bahwa siapapun di luar sana pasti ada yang ingin berada diposisiku saat ini. Di luar sana banyak orang yang bermimpi untuk mendapat pekerjaan sepertiku sekarang. Gitu ajalah pokoknya. Aku enggak boleh mengeluh sama emakku.
Kebahagiaan sejati bagi keluarga kami berawal dari diri sendiri, seperti cara menyenangkan diri sendiri, memahami diri sendiri, tidak menyalahkan diri, dan mengerti apa yang diinginkan oleh diri sendiri. Menerima diri sendiri apa adanya. Mencoba memahami diri atas segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Tidak pelit dengan diri sendiri. Dan menjadi orang yang bahagia. Ada baiknya kita bisa membedakan antara mana gaya hidup yang sederhana dan pelit pada diri sendiri. Tidak masalah untuk menghadiahi diri sendiri atas apa-apa yang sudah kita hadapi dan selesaikan selama ini. Tidak masalah memakai pakaian dan sepatu bagus untuk terlihat lebih keren meski hanya ke kebun, pergi ke tempat yang indah bersama keluarga meski tidak harus keluar kota, seraya membeli es campur beserta makanan sehat. Namun yang perlu kita ingat adalah tidak melakukan hal tersebut terlalu berlebihan.
Aku menjaga lingkaran sosialku dari dulu, karena aku butuh hidup tenang. Ketenangan jiwa bagiku adalah sebuah hal yang sangat penting dalam hidup, terutama ketika dihadapkan dengan berbagai masalah dan tantangan yang terus menerus datang. Aku sendiri yang menentukan tempat yang tenang dalam mengatur waktuku untuk diri sendiri sesuai keinginan. Fokus pada nafas..., dan mengalihkan kembali fokus saat pikiranku mulai melayang.
Ketenangan seperti inilah yang telah membantu aku untuk memproses informasi dengan lebih baik, membuat keputusan yang tepat, dan menghadapi masalah dengan sikap yang lebih bijak. Ketika jiwa aku tenang..., aku mampu mengendalikan emosi negatif seperti amarah dan rasa benci terhadap seseorang, sehingga aku dapat mengambil tindakan yang lebih produktif dan efektif lagi.
Aku juga berdialog pada diri sendiri. Aku selalu senang membuat ruang untuk diri sendiri. Ketika aku merasa terbebani oleh masalah..., penting bagiku untuk memberi diriku waktu dan ruang untuk merenung. Kutemukan tempat yang tenang disini atau di malam-malam hari, di mana aku bisa duduk diam, meluangkan waktu untuk diri sendiri, membantu menenangkan pikiran dan memungkinkanku memproses perasaan ini dengan lebih baik.
Dan bila malam tenang tiba, anak-anak sudah selesai ku dongengkan. Kami belajar setiap hari. Aku menghabiskan setidaknya lima jam per minggu untuk mendongeng dan belajar serta mengembangkan keterampilan baru. Bahkan, aku juga menghabiskan lima jam per hari hanya untuk membaca dan belajar. Aku membaca, membaca dan membaca. Kakak Ara juga begitu. Ara membaca komik dan tertawa terbahak-bahak. Aku membaca novel sambil senyum-senyum sendiri. Nenek hobi kali cerita masa lalu, haha. Papa sibuk dengan laptopnya, dia hobby menggambar. Adek suka sekali minta garuk punggung sambil dongeng putri salju. Aku mungkin harus membaca lima sampai enam jam sehari. Aku membaca lima surat kabar harian. Aku membaca cukup banyak majalah. Aku membaca laporan tentang pekerjaanku. Aku juga membaca banyak hal lain. Aku selalu senang membaca. Aku suka membaca biografi. Sebagai pembelajar seumur hidup yang penuh semangat, aku ingin menunjukkan betapa bahagianya orang-orang yang berinvestasi dalam diri mereka sendiri dan pertumbuhan pribadi mereka.
Aku hanya akan menulis diwaktu luang. Karena aku merasa kurang nyaman dalam bercerita secara langsung kepada orang lain, menulis bisa menjadi alternatif yang efektif. Dengan menulis, aku dapat menuangkan isi hati dan pikiran tanpa harus khawatir soal tata bahasa atau ejaan. Hal ini memungkinkan ekspresi diriku yang lebih bebas dan bisa membantu mengurangi tingkat stresku serta kekhawatiran. Aku sendiri yang mengatur batas waktu menulisku, agar aku tidak terjebak dalam kesedihan atau kekhawatiran yang berlarut-larut.
Perihal membahagiakan diri sendiri,
Mari nikmati hobi yang kamu suka. Melakukan hobi akan membuatmu lupa dengan kepenatan dan masalah yang mungkin sedang kamu alami. Kamu juga akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hobi kamu tersebut. Contohnya jika kamu adalah seorang pegawai dan memiliki hobi berkebun. Coba lakukanlah hobi tersebut sebagai bentuk hiburan yang menyenangkan bagi dirimu sendiri. Yang terpenting tetap tidak lupa waktu atas tanggung jawab lain yang kamu punya. Kamu tidak perlu mengikuti kriteria atau ukuran bahagia menurut orang lain. Orang lain mungkin terlihat bahagia karena punya banyak teman atau sosialita. Namun jika kamu merasa bahagia cukup dengan beberapa teman dekat, kenapa tidak?
Buat daftar apa saja yang bikin kamu bahagia!
Seperti; aku merasa bahagia adalah ketika limabelas menit lalu kopi panas yang aku hirup tinggal setengah cangkir bersisa, sudah dingin. Kemudian aku menulis selanjutnya sambil bercerita pada suami; eh, kamu tau ga? Sepertinya waktu paling aku bahagia pada saat aku kanak-kanak. Dimana ketika aku akan tidur, tidak ada beban pikiran yang menghantui pikiranku. Ketika kanak-kanak, aku bebas melakukan apa yang aku mau. Mau jajan? Tinggal nangis. Mau makan? Disuapin. Beban pikiran ketika aku kecil hanya sebatas belum mengerjakan PR, ha-ha-ha. Dulu aku sering jalan-jalan ke tepi sungai kuantan, beb! Melihat ikan kecil, melihat capung, mencari bekicot. Sekarang aku hampir tidak melihat capung sama sekali. Mungkin karena polusi dan kondisi iklim yang semakin rusak. Wkwkka. Aku juga masih ingat, ketika aku 'berburu' layang-layang bersama teman-teman dan hanya aku saja perempuan disana dan aku memenangkan layangan itu. Ahhh... Bahagia sekali. Tak lupa, sebelum berangkat sekolah aku menonton kartun favorit aku. Sekian daftar bahagia yang kutulis hari ini, dan dia tertawa sejadi-jadinya.
Akhir kata; bahagia itu kita yang ciptakan. "Mereka yang tidak berkontribusi atas bahagiamu, ga perlu kau dengar. Karena hidup kita yang maknai, karena sepi kita sendiri yang artikan. Jangan mau bahagia karena opini sekitar, jangan mau berduka karena kata-kata yang lalu lalang menampar!".
Okeh. Happy Weekend Dear!
#KSStory#KSMotivasi#KSGarden
#Reels#Fyp#fbpro#vod