KS Story
KS Story Petani

Don't forget to smile today🙂!

Selanjutnya

Tutup

Video

Potret Kehidupan Episode 91 Belajar Bersifat Secukupnya

19 April 2024   16:58 Diperbarui: 19 April 2024   17:16 664 3 1

Ini murni pilihan kita berdua kuq..., karena ibuku tidak mao tinggal dirumah kita. Katanya, capek turun naik memperhatikan anak-anakku yang sering aku tinggalkan. Meskipun anak-anakku sebenernya sudah tidak perlu penjagaan khusus, udah gede-gede. Tetapi..., karena aku dan dia tidak selalu berada dirumah, maka ibuku lah yang merasa putraku itu kurus karena aku yang tidak pinter memilihkan makanan. Ehehehe.

Ibukulah yang masih merasa putraku yang kurus itu tidak makan jika tidak disuapi, padahal makannya banyak. Dikiranya putraku susah makan. Siapa yang akan mengingatkannya makan? Dengan apa dia makan? Bagaimana dia menjalani harinya sendiri jika kakaknya belum pulang sekolah? Bagaimana dia sendiri dirumah, jika aku sedang bekerja atau dinas keluar kota? Pelajaran sulit sementara putraku belum mandiri, takut sakit. Takut patah kaki lagi, jika putraku diam-diam akan main bola kaki. Ibuku jua lah yang tidak pernah suka aku memiliki pembokat dirumah, karena aku jarang dirumah. Lha kan bener, ibuku. Sebagai ibu, tentu saja ia mengetahui titik lemah dan kelebihan yang aku punya. Ingat ya kepoers, bukan aku yang dibalikin suami ke rumah orangtuaku karena aku ga becus jadi perempuan. Euy, manusia memang senang berburuk sangka, ha-ha. Noh, baca! Itu diatas sudah kuuraikan satu per satu tentang kenapa begini kenapa begitu. Hah, sudah paham kalian kan, kepoers?. Mumpung ini sudah lebaran. Ayooook! Kembali ke Fitri.

Jujur, sebenarnya aku merasa tidak enak pada tetangga dan saudara dekat. Seolah aku yang membuat ibu mengurus dapurku. Aku tau, ibuku tidak mao aku lelah. Dia selalu berpesan, agar aku tetap menjaga makan. Memang, sih. Aku selalu lupa jika waktu makan tiba. Jarak tempat kerja dari rumah sangat jauh. Lelah menghapus selera makanku. Ibu tidak pernah habis akal. Dia tahu apa yang aku suka. Ibu selalu menyediakan menu favoritku. Asam pedas ikan baung dan lalap petai mentah. Masakan bersantan sebaiknya dihindari. Duhai ibu, seharusnya aku yang peduli denganmu serta kesehatanmu. Harusnya aku yang menyiapkan itu semua, tapi ibuku tidak suka masakan ku. Yaah, macam mana lah, kan. Ibuku selalu siaga dalam segala hal. Weeh...., ga usah menggosip kalian ya, perkara yang sebenernya kalian tidak tahu itu. Tunggu aja aku yang akan jelaskan, yaach!

Sahabat.....,

Berat rasanya jemari ini menari-nari diatas keyboard merangkai huruf demi huruf sambil mengingat hari yang pernah aku dan ibu lalui bersama. Setiap mengetik kata, bening kristal mengalir dari kedua mata ini. Kukuatkan diri untuk mengabadikan kebersamaan kita dalam tulisan. Sepanjang kita bersama, banyak suka duka yang kita lalui masih terekam jelas di ingatan. "Maafkan anakmu ini ibu! Setiap langkah kakiku ada hasrat, setiap aliran nadi ini, ada cerita cerewetmu. Kau malaikat penyelamat tanpa sayap yang diutus Allah. Kasih sayangmu tanpa batas. Keberadaanmu sangat penting dan berarti bagi kami sebagai anak. Tanpamu negara akan hancur. Tapi dengan tanganmu kau mampu mengerjakan banyak tugas. Dengan lisanmu kau mampu mendidik buah hatimu. Dari didikanmu lahir generasi yang berkarakter, tangguh, dan wibawa. Keuletanmu dalam bekerja mampu menyelesaikan semua tugas . Walau tugas yang kau emban sangat berat, kau tetap enjoy dan bahagia. Tetaplah tersenyum untuk anakmu, sebagai tanda kau bahagia. Walau wajahmu telah menua dan kulitmu sudah mulai keriput. Saat memasuki masa senjamu, tugas utamaku adalah mendengar kisah dan titahmu". 

Begitulah Potret Kehidupan Episode 91 Tentang Belajar Bersifat Secukupnya yang aku dapatkan dari warisan ilmu orang tua.

Ingin sekali aku berbagi perjalanan menghadapi hidup ini kepada sahabat semua, semoga bisa menjadi inspirasi yang bisa menghasilkan sesuatu yang besar sehingga berjuang meraih mimpi-mimpi kita lagi tanpa pernah menyerah. Dan aku juga ingin, membuat sahabat tak pernah takut bermimpi. Perbanyaklah membuat impian dan lukislah mimpi itu setinggi bintang di langit, serta lakukan dengan usaha maksimal. Yakinlah, semua impian itu satu per satu akan berbuah menjadi manis, indah pada waktunya. 

You can see? Aku bisa diwawancara seperti ini, karena apa cobak? Dia bilang di podcast ini, aku multitalenta. Padahal sih sebenernya biasa aja, belum seberapa lah. Banyak kuq, orang yang hebat lainnya. Kebetulan aja, kita bertemu di podcast ini. Seperti yang aku pernah ceritakan sebelumnya. Aku pernah punya usaha ini dan itu, dan aku pernah bekerja disana disitu. Itu bukanlah pencapaian. Melainkan perjalanan hidup. Karakterku yang keras dalam keseharian, tanpa kusadari orang-orang tahu itu. Aku suka menulis, iya. Ternyata orang-orang lebih banyak tau tentang diriku lewat tulisanku. Dan itu dibahas di podcast ini. Aku dikuliti dari kecil sampai dewasa seperti sekarang. Kuceritakan aja apa adanya aku. Toh, itu bukan prestasi juga kan...? Perjalanan demi perjalanan yang mengantarkanku pada titik ini, bukanlah suatu kebetulan dan tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh perjuangan, kerja keras, tekad kuat, doa, dan tawakal pada Allah untuk mencapainya. Sampai akhirnya aku terlihat baik-baik saja. Padahal sebenarnya enggak, banyak kuq masih kesulitan-kesulitan dalam menjalani hari-hari, cuman aku nya yang kurang mengeluh dalam menjalani hidup ini. 

Sahabat....

Kita tahu bahwa di dunia ini hanya sementara. Yang kekal hanyalah kampung akhirat. Untuk itu, marilah kita menabung kebaikan sebanyak mungkin, selama kita masih memiliki waktu hidup di dunia. Semoga tulisan episode ini bisa menginspirasi orang banyak, ya! Sehingga kita tergerak terus untuk belajar bersifat secukupnya. Jabatan secukupnya. Enggak yang haus. Jangan sampai jabatan menyulitkan hidup kita. Enggak pongah. Enggak euforia. Bahagia secukupnya. Kalo dapat masalah pun dalam hidup ini, enggak stress. Enggak yang depresi. Pokoknya bersedih ya seperlunya. Mencintai secukupnya..., benci juga sekedarnya. Mari bersyukur sebanyak-banyaknya! Agar kita bisa terus belajar berubah dan berlari mengejar mimpi-mimpi kita lagi.

Satu hal yang juga ingin ku bagikan padamu, sahabat...., bahwa hidup ini sangat indah jika kita mau sabar dan ikhlas berproses di dalamnya, mensyukuri setiap hal yang kita raih..., mao belajar dari semua kegagalan..., lalu bangkit untuk meraih sejuta mimpi, serta selalu menyerahkan semua urusan kita hanya kepada Allah. Kumpulkan semua voucher kegagalan kita dan teruslah bangkit berjuang hingga pada saatnya kita akan menukarkan semua voucher kegagalan itu dengan meraih semua impian. Satu hal lagi, mari tanamkan selalu niat baik kita kepada siapapun. Tepuk pundak ku, bila kau juga ingin berpesan padaku! Sekian dulu, episode ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4