Pejuang Mimpi Episode 45
There is No Success Without a Sacrifice
Hallow, beberapa hari terakhir saya mencoba membaca sejarah orang-orang besar yang melakukan hal-hal luar biasa di dunia ini. Lalu saya cermati pengorbanan apa yang dia lakukan sehingga dia bisa melakukan hal-hal besar ituu. Pasti akan saya temukan pengorbanannya, karena tidak ada orang bisa besar dan melakukan hal-hal yang luar biasa tanpa ada perjuangan. Dan tidak ada..., perjuangan yang tidak menuntut pengorbanan.
Rasanya berjalan otomatis saja. Kabarnya..., suksesnya usaha, mau tidak mau, __kita butuh pengorbanan. Kalau menuruti nafsu keinginan kita, kita akan mencari enaknya saja. Namun, begitu kita ingin serius..., ya kita harus berjuang. Begitu kita berjuang..., pasti ada yang dikorbankan, misalnya tenaga, waktu, biaya, paling tidak keinginan kita untuk sesuka hati.
Kalau kita tidak mau berkorban, perjuangan kita tidak akan sukses. Titik. Abislah kaji. Manusia harus mengusahakan sementara, karena usaha itu menuntut pengorbanan. Hari ini banyak orang hobi sekali mengeluhkan berbagai macam hal yang dikeluhkan atau yang diproteskan. Hal itu terkadang dari nada mengeluhnya terlihat bahwa orang ini ingin enak teroooss, tidak mau sedikit berkorban. Padahal ya, untuk suksesnya ide-ide kita, memang perlu pengorbanan-pengorbanan. Jadi, pengorbanan adalah modus dalam hidup kita untuk sukses.
Ada satu teori dari buku yang judulnya "Think and The Tipping Point" karangan dari Malcom Gladwell. Gladwell menyatakan dalam buku itu, "Untuk seseorang yang ingin jadi ahli dan sukses di satu bidang, seseorang harus bekerja minimal 10.000 jam terbang." Kalau dihitung secara matematika dengan anggapan kita bekerja 8 jam sehari dan seminggu 5 hari, itu butuh waktu sekitar 4--5 tahun untuk menjadi ahli di satu bidang.
Berarti orang butuh 4--5 tahun bekerja keras mendalami disiplin yang dia inginkan. Mungkin bagi orang yang mempunyai kapasitas cerdas luar biasa tidak butuh waktu 4--5 tahun untuk menjadi ahli di bidang tertentu, tetapi kapasitas setiap orang pasti berbeda. Ya kan? Mungkin ada yang lebih lambat karena disiplin ilmunya susah..., atau kapasitasnya yang tidak terlalu besar. Namun, hal itu tetap butuh kerja keras dan pengorbanan.
Semua hal-hal hebat yang layak dimiliki membutuhkan pengorbanan besar yang layak diberikan. Banyak orang yang memilih untuk rela berkorban demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Banyak orang yang mengorbankan waktu dan tenaganya demi masa depan yang cerah. Dan..., bagi orang yang rela berkorban demi kebaikan..., pastinya akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Saya sempat menangis saat ditanya bagaimana perasaan saya selama menjalani bisnis pangan ini dari dulu hingga yang sekarang? Saya hanya teringat begitu banyak pengorbanan dalam menapaki jalan hidup di bidang ini, tanpa banyak orang tahu dan tanyakan.
Impian saya adalah memulai bisnis pangan ini sendiri, mandiri. Sempat awalnya saya dibilang numpang beken di usaha tani milik orang lain. Kan saya pegawe, jadi dikira saya tu ya numpang futo-futo doang di kebun orang dan numpang-numpang buat video gitu di kebon orang lain. Ha-ha-ha, menyakitkan sekali cerita itu jika harus saya ulang kembali. Dan ini..., bukan cerita yang sesungguhnya. Kan, kira-kira nya orang itu ajaaah. Apakah tampang saya memang tidak se-meyakinkan ituuh, hh?
Sebenernya bukan begitu ceritanya,
Begini. Di 2022 lalu..., saya mengumpulkan orang di teras rumah ibu saya dan bicara sekitar 2 jam pada mereka mengenai visi saya. Saya dan suami menaruh uang di meja dan menyatukannya. Kami mendapat 7 juta rupiah hasil urunan berdua suami istri hanya untuk mengawali KS Garden. Lalu saya bawa alat berat mini kesini. Terus kan ada tuh, waktu itu, saya sendiri yang mengendarai alat pertaniannya menggemburkan tanah ini. Meski hanya peran pengganti, alias operator dua karena operator satu nya pas rehat makan gorengan. Ada sedih lucu gimana, gitu yaaa.
Dulu ketika memulai bisnis ini, saya tak punya banyak uang. Saya tak pake teknologi yang serba otomatis tapi saya punya rencana untuk itu. Setiap rupiah saya gunakan dengan sangat hati-hati. Saya juga harus ke kantor mengurus banyak hal, kesana-kesana..., kemari-kemari. Dan kantor saya untuk usaha tani ini..., saya buka lapak via hape saja. Saya menghubungi rumah makan minimal 10 orang sehari? Malu? Enggak.
Kan cuma nanya doang, ga berat pun. Dan saya hanya akan berekspansi ketika saya mendapatkan dana lebih dari hasil suami saya bekerja, atau dana lebih dari hasil saya berhemat. Paham kan? Bukan dana yang dikasih ibu saya sekian ikat, melainkan dari hasil saya berhenti membeli sepatu dan jilbab. Ciyuss. Ga bohong saya.
Saya pribadi telah melakukan pengorbanan yang sangat besar untuk membuat KS Garden seperti ini. Jangan dilihat keadaan yang sekarang..., tapi dalami dan pelajari bagaimana saya memulai merintis semua ini dari nol besar.
Saya ingin punya brand global..., jadi saya memilih nama KS karena dulu kan sudah membumi KS Caferesto. Apa juga lagi payah-payah. Pilihan yang tepat hanya KS Garden yang mudah diucapkan dan akan dikenal di mana-mana bahwa itu saya. Saya mengembangkan penjualan hasil tani saya ini, awalnya online saja. Dengan beberapa reseller di dua kecamatan serta saya sendiri yang bersentuhan langsung ke pedagang di pasar tradisional. Model ini selalu menyelamatkan saya.
Di akhir 2022..., meski saya menghasilkan laba yang tak seberapa..., tapi alhamdulilah cukuplah untuk pengembangan lahan dan menanam kembaleee. Tentu saya juga harus melakukan pengorbanan lagee. Misalnya, korban waktu lagee..., korban duit lagee.., dan satu lagee, __korban perasaan wkwka. Yang diawal-awal dulu (korban perasaan) paling sering. Dicibir orang..., disepelekan orang..., dan lain sebagainya. ''Tapi tetap saja jalan, insyaallah kesuksesan sudah di depan mata.
Dan yang selalu saya ingat adalah, "....mereka yang tidak berani mengambil risiko dan pengorbanan, pasti tidak akan mencapai apa-apa dalam kehidupan ini". Dan ini jelass, saya membutuhkan banyak pengorbanan untuk bisa seperti sekuat yang sekarang. Ada pengorbanan dari sisi material dan non material. ''Artinya apa? Tidak akan pernah ada kesuksesan yang diraih tanpa adanya pengorbanan. Tanpa pengorbanan kesuksesan itu tak bisa diraih''.
Ada 3 alasan kenapa saya masih tetap ingin bertahan di bisnis ini. Dan yang seperti kalian lihat..., saya masih disini dan belum berhenti. Saya masih berada di kampung saat ini karena saya percaya satu hal, visi global, dan kemenangan lokal. Saya mendesain model bisnis ini terintegrasi bersama suami. Meski belum se sempurna yang kami ingin, kami belum mau menyerah.
Fokus kami adalah membantu orang-orang kecil dan menengah menghasilkan uang untuk kehidupan sehari-hari mereka. Saya tak pernah meniru model bisnis orang-orang, seperti yang banyak dilakukan entrepreneur lokal. Saya selalu fokus pada kesempatan pertama. Saya tidak pernah meniru gaya hidup orang-orang, seperti banyak dilakukan mamah muda sosialita zaman sekarang. Saya nongki-nongkinya sama bapack-bapack ya g mikirin ekonomi makro gitu. Bukan yang mikirin buat perut sendiri.
Ilmu yang saya pelajari dari zaman kegelapan di KS Garden adalah saya harus membuat tim saya memiliki nilai, inovasi dan visi. Juga, jika kami berdua tak menyerah, kami masih punya kesempatan. Dan ketika kami masih kecil, kami harus sangat fokus dan bergantung pada otak, bukan otot.
Saya dan suami pernah jadi bahasan hangat lantaran tak diketahui nasib kami lagi usai genting 4 hari waktu 2017 itu. Saya menutup akses sosial media saya dikarenakan hampir semua bidang usaha kami yang serba ditutup.
Lalu saya fokus ibadah, umroh, fokus kegiatan pimpinan. Mendadak eksis 2018 buka aracafe gitu, hitslah pokoknya hingga parkiran limpah-limpah ke jalan. Eh, ga taunya jam istirahat siang di hari libur anak lari-lari keluar hingga ketabrak depan cafe.
Sedih. Sibuk perawatan kesehatan anak. Baru kemudian fokus 2019 dengan kegiatan pimpinan, lalu umroh bareng pimpinan. Gosip lagii dan lagee. Namanya juga netizen kan, ga akan pernah kehabisan akal. Saya santai aja, ha ga lama sudah itu muncul di bisnis delivery makanan, karena kan emang work from home masa covid 19.
Karena itu pula bisnis delivery online dibuka. Abistu saya males capek-capek mikir orang, caferesto saya tutup. Dan saya pun jadi jarang menulis efek ga ada yang mau dijual, pun enggak ada yang mau dibahas. Padahal ya, sebelumnya terkenal antara lain karena menjadi selain sebagai penulis berita kepemimpinan bupati juga penulis kisah hidup diri sendiri. Saya di sosmed emang kayak gitu kan, ilang-ilang timbul. Kadang evaluasi diri.
Suatu hari...,
Kejadian lain yang secara fundamental mengubah diri saya adalah pada akhir tahun 2022, saat saya bersama dengan keluarga keluar kota bersama dan kami kongkow-kongkow bareng teman disana. Saya akan buru-buru pulang sendiri, karena sesuatu hal. Sebelum saya meninggalkan mereka, saya diajari desa adalah tempat terkaya dan paling bahagia di dunia. Tapi sesekali, pergilah ke kota untuk bersenang-senang.
Abis itu, pulanglah...! Keluarga adalah rumah tempat kita pulang. Jadi ketika saya tiba di desa, saya berpikir oh Tuhan, semua tidak berbeda dari yang dikatakannya pada saya. Sejak itu, saya mulai berpikir berbeda. 3 hari di sana benar-benar mengubah saya.
Saya memang selalu bermimpi jika sudah selesai bekerja kantoran, saya akan bekerja di sebuah bisnis kecil di desa, berkantor sendiri atau apapun yang saya ingin. Saya hanya ingin pergi melakukan sesuatu di setiap hari-hari libur saya.