Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Pejuang Mimpi Episode 60
Pilih Apa Yang Boleh Masuk Dalam Hatimu, Selebihnya Hempaskan Yang Tidak Perlu
Allooww. Masih dengan tempat dimana, KS datang dengan mimpi-mimpi baru. Kalau lagi bosan dengan manusia dan seisinya, boleh kok mampir dan baca tulisan KS Story. Lama juga gapapa, nggak ada yang larang kok, haaaha. Saya mau share tentang bagaimana saya mengontrol diri sendiri. Saya memahami pikiran sendiri, meski mungkin terdengar mudah, __tapi tidak semua orang bisa melakukannya. KS berbagi cerita lagi, yaaa! Agak panjang. Tapi kalo semangat baca..., silahkan!
Episode ini tetap berisi kisah-kisah KS di dalamnya. Mengajak pembaca untuk mengenal kehidupan yang enggak selalu berisi hal-hal menyenangkan. Tapi, hidup juga berisi banyak hal yang menyakitkan dan menyedihkan. Ini hanya tentang bagaimana kita menjadi orang yang mencintai diri sendiri..., memahami eksistensi segala hal yang ada dalam kehidupan ini. Juga tentang bagaimana cara memulihkan luka dalam diri kita, usai menerima omongan pahit dan tak mengenakkan. Percayalah, kita tak ada yang luput dari perkataan negatif. Tapi dengan memahami bahwa perkataan negatif itu adalah sesuatu yang memang ada di dunia ini, maka sejatinya, __episode ini diharapkan bisa memberi ketenangan, walau sedikit, bagi siapa saja yang tengah lelah menghadapi omongan orang.
Geeess,
Perjalanan saya bukan berarti tanpa rintangan. Ada kalanya saya dihadapkan pada keraguan, rasa tidak aman..., dan berbagai emosi lainnya. Namun, dengan terus berproses dan belajar, saya sudah semakin dekat dengan kedamaian yang dicari. Menemukan kedamaian dengan diri sendiri adalah pengalaman yang unik dan personal bagi setiap individu. Ada yang mencapainya dengan cepat..., ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama. Tak ada patokan baku, terpenting adalah kita terus melangkah dan belajar untuk mengenal diri sendiri lebih dalam. Kalau kamu, saat ini sudah berdamai dengan diri sendiri, belum...?
Ohiya gesss, saya pernah baca. Kita sebenarnya banyak berbicara dengan diri sendiri. Bahkan, monolog batin dapat berisi sebanyak 400 kata per menit. Dan nggak tau kenapa? Hal itu kok bisa membuat orang-orang merasa jauh lebih buruk tentang diri sendiri. Padahal ya, jika kita memilih untuk mengabaikan pikiran seperti itu atau mencoba untuk lebih ramah kepada diri sendiri, kita akan jauh lebih bahagia. Kedamaian dengan diri sendiri adalah proses yang berkelanjutan. Setiap langkah yang kita ambil menuju penerimaan diri adalah kemenangan yang patut dirayakan. Semoga penjelasan saya nanti dapat memberikan wawasan dan inspirasi dalam perjalananmu menuju kedamaian batin, ya!
Pengalaman Pribadi;
Saya menulis itu hobby sejak kecil. Dengan menulis, saya mengingat bagaimana perjalanan saya. Yang pasti, itu penuh dengan perjuangan..., doa, dan pengorbanan. Saya juga tidak melupakan orang-orang yang selalu mendukung saya di saat sulit, dan tentu saja saya selalu ingin tetap berbagi kebaikan dengan mereka yang sama-sama masih berjuang. Karena sejatinya, kesuksesan bukan hanya tentang pencapaian, tetapi juga tentang bagaimana kita tetap menjadi pribadi yang bersyukur, rendah hati, dan bermanfaat bagi sesama.
Penerimaan diri telah membawa saya pada pemahaman bahwa tidak ada yang sempurna. Saya merayakan setiap keberhasilan dan menerima setiap kegagalan sebagai bagian dari proses belajar. Saya tidak lagi merasa perlu untuk menyembunyikan kekurangan saya..., melainkan saya membagikannya sebagai cerita yang menginspirasi bagi orang lain.
Saya telah menemukan kebebasan dalam keaslian. Saya tidak lagi membandingkan diri saya dengan orang lain atau berusaha memenuhi standar yang tidak realistis. Saya bangga dengan siapa saya dengan apa yang telah pernah saya capai, tidak peduli seberapa besar atau kecilnya. Speak less, act more. That's it. Saya tidak akan buang waktu dan energi hanya untuk adu mulut meyakinkan orang lain bahwa saya orang baik. Buat aapa? Kalau orang lain mau suka atau nggak suka, terserah dia. Tapi saya akan tetap menunjukkan melalui tindakan-tindakan yang selaras dengan kebajikan secara konsisten dalam keseharian saya.Â
Saya hanya bisa mengendalikan apa yang ada dalam kendali saya, yakni pikiran dan tindakan saya sendiri. Apa pun di luar dua hal ini, adalah hal eksternal di luar kendali saya. Karena itu, yang saya bisa kendalikan hanya penilaian saya terhadap hal-hal eksternal ini. Hal eksternal yang dimaksud adalah semua peristiwa..., situasi, dan tindakan atau perilaku orang lain terhadap saya. Bisa saja, seseorang tidak suka dengan saya, atau punya persepsi buruk tentang saya. Lha, saya mau marah balik atau menjelaskan sampai mulut berbusa kepada orang ini belum tentu saya sukses mengubah cara pandangnya terhadap saya. Ya kan?
Pikiran-pikiran buruk akan selalu muncul. Tapi demi berdamai dengan diri sendiri, saya ikuti segala pikiran positif yang bisa menuntun saya ke arah hidup yang lebih baik. Saya tidak membiarkan pikiran negatif itu hidup terus berlarut-larut di dalam kepala saya. Penting lagi, saya bisa segera menepis segala pikiran negatif yang muncul. Saya lah  yang harusnya cukup pintar untuk memahami langkah apa yang harus diambil dalam setiap situasi. Jadi, saya tidak takut melakukan kesalahan..., __karena dari kesalahan itulah saya bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
Saya mencoba untuk terus memahami pikiran sendiri. Karena terkadang..., tidak semua pemikiran yang saya miliki adalah pikiran yang positif. Saya selalu memulainya dari dalam. Saya mulai dari diri saya sendiri. Saya lakukan apapun yang menurut hati saya benar. Apapun yang terjadi, saya akan tumbuh melalui pengalaman pribadi saya, sehingga saya yakin pada diri sendiri. Dan saya percaya..., bahwa setiap hal yang muncul, __itu harus dari dalam diri saya. Jadilah saya percaya pada diri sendiri. Saya kurangi perasaan ragu terhadap diri saya sendiri. Ha, apa kata orang...? "KS tu ya hoyy..., orang nya selaluuu sok benar sendiri", xixixi.
Selamat dari omongan orang adalah mustahil.Â
Apapun yang saya lakukan, pasti akan diomongin orang. Tapi saya ga mau pusingkan omongan orang. Didunia ini, ada hal-hal yang tidak bisa saya kendalikan, meski saya sekuat tenaga mengusahakannya. Apa itu? Ya, omongan orang, kan? Apapun yang saya lakukan, pasti tak kan selamat dari omongan orang. Dulu saya pernah kurus banget, sudah punya anak dua malah. Saya dibilang makan hati oleh suami, xixixi. Saya pakai baju baru dibilang belagak..., padahal ya, saya jualan baju ahaha, promo geees. Buy one get one. Dulu pas masih tomboi gitu, saya baju suka itu-itu aja, dibilang pelit. Saya dirumah saja dibilang tumben..., selalu bepergian dibilang tukang ngelayap ha-ha-ha. Saya berbuat baikpun dituduh riya. Ramah dikit di cap pendosa. Hidup miskin disepelekan, setelah punya ini itu dibilang sombong. Sungguh tak ada habisnya omongan manusia jika harus di dengarkan.
Capek saya, akhirnya saya peduli dengan diri sendiri, __tapi orang bilang saya egois, hh. Saya percaya pada diri sendiri, orang bilang pulak saya sok bener, ondee. Bener menurut saya kan, belum tentu bener menurut orang lain. Ah, manusia bebas menentukan pilihannya. Menulis lah saya panjang-panjang, orang bilang saya suka curhat..., ngeluh, baperan, weeeh lawaak. Saya melakukan apapun yang menurut saya benar. Toh, saya menulis hanya tentang pengembangan diri. Dan itu pun sangat berguna buwat saya dan keluarga.Â
Tahukah kallen? Saya membangun hubungan yang didasarkan pada pengertian, __dan bukan asumsi. Saya menyadari bahwa setiap orang memiliki pandangan dan kebutuhan yang berbeda, dan saya menghormati perbedaan tersebut. Lain halnya dengan orang lain yang tidak bisa menerima perbedaan tersebut dan memikirkannya. Seolah-olah akan menjadi benar, padahal tidak demikian. Jika sudah begitu hanya menimbulkan beban pikiran yang menyebabkan stres. Dan saya ga mau..., stres karena kalllen....
Saya paham. Hidup kita ini identik dengan sosialisasi bersama orang lain. Katanya manusia itu makhluk sosial, jadi memang perlu untuk berbaur dengan orang lain. Masalahnya, tidak semua orang mampu memahami bahwa tiap individu punya garis batas yang tidak bisa ditembus. Lalu semua menganggap, bahwa hal normal untuk sekedar mencampuri urusan orang lain, wkwka. Jika saya bisa untuk menganggap bahwa itu angin lalu saja, selamat bahwa saya bisa untuk mengontrol diri sendiri.
Saya belajar mengelola perasaan. Dan saya tahu..., kapan harus mendengarkan kata orang, dan kapan saya harus mengabaikannya. Dibicarakan orang memang tidak menyenangkan. Tapi tak bisa dipungkiri, apa pun yang saya lakukan dalam hidup ini pasti akan selalu memancing komentar orang. Punya masa lalu kelam..., dicela. Berubah jadi baik..., dibilang sok alim. Masih di titik nol, dicibir. Jatuh bangun, dicemooh. Eh giliran sukses lagi, lagi-lagi di chat, apa kabar ketua, dimana buk boss? Hahaha, mang lawak-lawak di dunia ko.Â
Dalam hidup, semua orang mengharapkan yang terbaik, tetapi juga harus menyiapkan diri jika skenario terburuk terjadi. Saya melatih diri dengan menciptakan jarak emosi (detachment) yang sehat terhadap hal-hal di sekitar saya. Karena kalau saya cermati, sebetulnya tidak ada yang permanen dalam hidup ini. Dunia dan segala isinya hanya pergiliran. Tidak ada yang menetap selamanya dalam kehidupan. Sedih, kecewa, bahagia, sempit dan lapang, semua hanya pergantian-pergantian. Tidak ada jaminan pasti keberlangsungan hal-hal ini dalam hidup kita.Â
Berjarak secara emosi tidak menjadikan kita manusia yang dingin dan tidak peduli. Malah sebaliknya. Karena tahu betul apa yang kita miliki sekarang, orang-orang yang ada di kehidupan kita sekarang, bisa hilang atau pergi kapan saja, ini mendorong kita semakin menghargai dan tidak menyia-nyiakan mereka selagi masih ada dalam hidup kita.
Saya jarang mau terpengaruh oleh omongan orang. Paling saya ketawa aja, ga marah. Dari dulu..., saya emang nyaman jalan sendiri, eh dikira janda, wkwka. Trus suami saya sewa sopir, tiap sebentar saya ganti, yang karena telat bangun lah, terlalu mahal buat saya sewa sopir hanya untuk masukin mobil ke jalan-jalan berlubang tanpa sengaja. Akhirnya ya, sopir ganti-ganti, lagi-lagi di cap pendosa. Sebenernya lu maunya apasih? Mau saya gorok leher lu dengan sekali tebas AhahHa.
Dulu banget ya, saya jalan sendiri pas masih tomboi-tomboinya, lu tuduh nggak laku kan? Haa, sudah laku, masa sih Rafil mau sama KS. Udah menikah, saya lambat punya anak hanya karena gara-gara kerja beda kota dibilang ndak pandai buat anak. Trus saya berhenti kerja, bongak mau berkorban karir demi suami. Owalaah le...le. Ubur-ubur ikan lele, pokoknya saya ndak peduli omongan orang le....
Saya balas semua itu dengan pelukan dan perubahan. Marah bagi saya, bisa ilang dalam sekali peluk. Haha. Saya mengalami perubahan fisik dan penampilan, hsst..., ada yang pangling ga percaya. Masa sih KS se feminim ini? Sampai-sampai ada teman sekolah dasar saya dulu sempat ketemu saya pas saya sudah pake rok span. Rambut dah panjang, dan pake kaca mata reben. Ha, dia beneran nelp adek saya saking penasarannya. "Bah, allow Rodik...dik...,dik. Itu beneran Ni KS yang pake rok span barusan lewat depan kedai ai". Sampai segitunya orang sama saya  ya wooyy. Padahal ya biasa aja, kan? Kerja bank ya pake gitulah, colak sikiit, biar tambah maniest. Hhmm, dulu saya di Body shaming..., face shaming. Sudah itu tercengang-cengang pulaak. Kok bisa berubah, sih KS. Satria baja hitam aja berubah, masa sih saya jadi anak perempuan badung selamanya? Sungguh, berharap selamat dari omongan orang itu mustahil. Jika saya tidak bijak menyikapi komentar miring, habislah saya.
Omongan orang memang tak ada habisnya. Itulah kenapa sesekali perlu cuek dan masa bodoh. Rasa cuek memang identik dengan "bodo amat". Dan ini menjadi salah satu garis pertama yang bisa saya lakukan. Karena saya menyadari bahwa belum tentu apa yang dikatakan orang lain itu benar. Jadi, daripada saya bersusah payah memikirkan segala kemungkinan tersebut, lebih baik fokus untuk melakukan hal yang memang benar adanya. Karena semua yang diucapkan orang lain hanya menjadi batu sandungan untuk menghalangi saya. Semua tidak akan masuk dalam pikiran dan membuat saya memikirkannya. Bukankah yang tahu tentang kemampuan diri kita adalah diri sendiri?
Ya. Saya menghargai pentingnya komunikasi yang terbuka dan jujur. Itu adalah hubungan yang sehat dengan orang lain. Bagaimana hubungan yang sehat itu? Hubungan yang sehat telah menjadi cerminan dari kedamaian batin saya. Saya telah belajar bahwa hubungan yang baik tidak memerlukan saya untuk kehilangan diri sendiri. Sebaliknya, hubungan tersebut memungkinkan saya untuk tumbuh dan berkembang bersama.
Saya pernah menanyakan kepada orang lain bagaimana saya sendiri didepan mereka.
Mereka bilang saya looks good aliass beautiful, ha ha ha. Pintar. Dewasa. Lucu. Baik (it's relative). Akrab. Lawak. Hangat. Pekerja keras. Idealis. Not care about style dan sejenisnya. Polos. Tegas. Haa..., apa yang mereka bilang lagi? Tidak sabaran alias tidak suka dengan orang yang tele-tele, hehe. On time ya on time. Ketemu disini ya disini, klo di sana ya disana. Masih sulit mengontrol emosi. Garang, keliatannya. Lemah dalam hal fisik dan parahnya dikira dulu kurus karena makan hati, atau jangan-jangan penyakitan, wkkwkwaa. Ok itu saja yang mereka lihat dari sudut pandangnya sendiri. Ada yang benar ada yang tidak. Namanya juga persepsi. Tapi siapa yang lebih mengenal saya lebih baik? Saya sendiri.
Mengedepankan berbagai topik pembicaraan yang sering dikomentari orang, saya menerima trik terjitu dalam menghadapi hal-hal yang tak menyenangkan dalam hidup. Saya akan membongkar tips agar menjadi pribadi yang tidak mudah sakit hati saat mendengar kritik atau penilaian orang, juga rahasia hidup bahagia tanpa memusingkan komentar miring. Semua diperkaya dengan dasar rujukan dan kisah teladan inspiratif yang menghangatkan.
Saya mengakui bahwa setiap pilihan yang telah saya buat, baik yang berhasil maupun yang gagal, telah membentuk saya menjadi individu yang lebih kuat dan lebih bijaksana hari ini. Kesadaran akan faktor-faktor yang mengganggu kedamaian saya telah membawa saya pada kebijaksanaan untuk memilih pertempuran KS tetap lanjut.Â
Saya tidak lagi terprovokasi oleh setiap tantangan atau kritik yang datang pada saya. Sebaliknya, saya memilih untuk menanggapi hanya pada hal-hal yang benar-benar penting bagi pertumbuhan saya. Saya juga telah belajar.. , untuk mengatur batasan dengan orang lain. Saya tahu siapa yang mendukung saya dan siapa yang hanya menambah kebisingan dalam hidup saya.
Adakalanya saya butuh rasa cuek untuk sekedar memastikan bahwa hidup saya sehat. Maksudnya sehat adalah bebas dari segala pikiran yang menganggu akibat mendengar atau melihat orang lain yang terkesan berbeda dengan diri saya. Perbedaan itu nyata, namun belum tentu mampu dia terima. Terkadang rasa cuek bukan berarti saya tidak menghormati orang lain. Semata-mata cuek itu, menjadi tameng untuk saya bisa hidup dengan kuat. Menunjukkan..., bahwa saya mampu berpijak diatas kaki, tanpa perlu takut tersapu badai dari perkataan orang lain.
Videoklip KS ini sangat relate dengan kehidupan kita sehari-hari. Kebanyakan orang..., justru memilih untuk tidak memikirkan diri sendiri dan selalu memikirkan omongan orang lain, seolah kebutuhan dan kepentingan dirinya tidak lebih penting dari orang lain. Padahal ya, pikiran semacam itulah yang justru membuat ia mengecilkan diri sendiri. Kenapa sih, ga peduli dengan diri sendiri? Denger ini!
"Sadarkah kamu...? Bahwa apapun juga, yang kamu lakukan di hidup ini, akan selalu ada orang-orang yang suka, ada yang ga suka. Perkataan negatif itu, akan selalu ada. Tapi semua itu..., tidak akan bisa menghancurkanmu. Kecuali kalo kamu membiarkan kata-kata itu, masuk ke dalam pikiran, masuk ke dalam hatimu. Bagaikan sebuah kapal yang sedang berlayar ditengah air yang keruh. Kapal itu akan terus berlayar..., dan tidak akan pernah ditenggelamkan oleh air keruh tersebut. Tapi..., kapal itu akan hancur tenggelam..., jika ia membiarkan air itu  masuk terus menerus ke kapal tersebut. Gitu juga dengan kamu.... Perkataan dan komentar negatif itu..., bisa saja muncul dari orang-orang sekitarmu. Baik itu disekolah..., di tempat kerja, sosial media, bahkan mungkin dari keluarga. Tapi selama kamu tidak membiarkan kata-kata itu masuk kedalam hati dan pikiranmu, __maka kamu tidak akan pernah tenggelam olehnya".
Yap. Kapal tidak tenggelam karena air di sekitarnya. Kapal tenggelam karena air yang masuk kedalamnya. Jangan biarkan apa yang terjadi disekelilingmu masuk kedalam pikiranmu, dan memberatkanmu. Pilihlah untuk bahagia. Pilih apa yang boleh masuk dalam hatimu. Selebihnya hempaskan yang tak perlu. Jangan pernah menggantungkan bahagiamu karena orang lain. Jangan pernah mensyaratkan apapun untuk bahagia. Karena bahagia itu pilihan. Dalam keadaan apapun, sempit atau berlimpah, kita tetap bisa memilih bahagia. Karena bagaimanapun, banyak sekali yang hilang di dunia ini tanpa syarat. Meski kita telah menggenggam erat.
Sebaiknya omongan orang memang di dengarkan untuk menjadi pertimbangan jika dirasa benar. Tapi, tidak perlu dipikirkan dengan terlalu berat..., karena hanya menambah rasa stres dalam hidup. Percayalah bahwa diri kita memang sudah hebat adanya, hahaha. Diri kita mampu menjalani dengan dua kaki sendiri secara mantap. Diri kita mampu untuk mengatasi hal tersulit dalam hidup. Sebab, diri kita mampu untuk berkarya dan berkembang. Dan apa yang disampaikan orang lain seharusnya tidak membebani diri sendiri untuk berkarya. Diri kita mampu untuk berjuang. Terpenting adalah..., diri kita mampu untuk melakukan apa yang memang seharusnya perlu dilakukan. Jika bisa mengontrol pikiran dari perkataan orang lain, tentu diri kita akan menerima segala hal yang ada. Sebab, memang begitu adanya dan tanpa kebohongan.
Tahukah kamu..., kenapa banyak orang gagal? Alasan nomor satu kenapa banyak orang gagal dalam hidup adalah mendengarkan teman, keluarga dan tetangga. Padahal ya, segala sesuatu yang kita dengar adalah opini, belum tentu fakta. Segala sesuatu yang kita lihat adalah perspektif, belum tentu kebenaran. Jadi ya, lakukan ajaa apapun yang menurut hati kita benar, karena bagaimanapun kita akan dikritik.Â
Inilah dunia. Terkadang kita sebagai manusia, berbuat sebaik apapun akan ada yang mencemoohnya. Begitulah realitanya. Namun tujuan kita hidup di dunia bukan untuk agar semua orang menyukai kita dan itu pun mustahil untuk dilakukan. Itu juga bukan kebahagiaan yang dapat menentramkan, yang ada malah akan menyengsarakan dan bikin mental capek. Jadi episode ini sangat layak untuk dibaca agar kita semua tak perlu memusingkan apa yang orang bicarakan tentang kita. Selama yang kita lakukan tidak bertentangan dengan norma dan agama, mau orang tak suka pun tak masalah tetap lanjutkan, wkwk. Karena pada akhirnya, kebaikan akan menemukan jalan akhirnya yaitu kebahagiaan yang menentramkan.
Hidup terbilang menjadi tidak asik jika hanya dijalani begitu saja tanpa adanya masalah maupun kesusahan. Makanya dalam hidup muncul beragam masalah dan kesusahan yang membuat kita menjalaninya dengan berbeda. Namun, semua itu tidaklah mudah seperti kelihatannya. Sebut saja masalah yang umum dihadapi adalah beragam komentar orang yang terkesan mencampuri urusan kita. Sadarkah kita bahwa semua perkataan itu tidak selalu benar?
Ya. Komentar baik atau buruk.., bukanlah sesuatu yang harus kita terima begitu saja tanpa pemahaman lebih lanjut. Kita dapat kuq..., memilih bagaimana kita meresponsnya dan bagaimana kita menafsirkannya. Bukankah kita memiliki kekuatan sendiri untuk memberi makna pada setiap pengalaman yang kita hadapi?Â
Mari kita belajar mengontrol perasaan sendiri. Kita..., akan menghadapi konflik nyaris setiap hari di dalam kehidupan kita. Kemungkinan besar, masalah terbesar yang kita hadapi adalah berurusan dengan orang lain. Ini hanya tentang, bagaimana kita menyikapinya. Pilih apa yang boleh masuk dalam hatimu. Selebihnya hempaskan yang tidak perlu. Titik.
#KSStory #KSGarden #KSMotivasi #KSLifestyle #KSFamily
#PejuangMimpi #Episode60
#PilihApaYangBolehMasukDalamHatimu
#SelebihnyaHempaskanYangTidakPerlu
#Bertani #Berkebun
#Reels #Fbpro #fyp #vod