KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Pejuang Mimpi Episode 70 Nakhoda Yang Baik Bukanlah Yang Hanya Pandai Mengemudikan Kapal, Tapi Yang Mengetahui Rahasia Lautan

21 Maret 2025   09:26 Diperbarui: 21 Maret 2025   14:08 209 1 0

Hal ini sangat menyulitkan bagi saya. Mengganti mereka dengan tenaga yang lebih profesional, saya tidak mampu membayar. Lagi pula, usaha saya itu memang tidak mencari sarjana, kan? Dan, kapan pula mereka diberi kesempatan untuk bekerja? Yang terhitung juga beberapa orang tetangga saja. Kemudian saya mengambil langkah dramatis. Setiap pagi sebelum memulai pekerjaan, saya adakan training sambil bekerja yang saya namakan "morning briefing". Memakan waktu lebih kurang 30 menit setiap pagi selama dua tahun berturut-turut. Materi yang saya berikan selain masalah teknis, tetapi juga tentang komitmen, integritas, visi, arti kerja keras, daya tahan serta kreativitas. Diluar dugaan, hasilnya mengejutkan. Semua bisa saya tinggal, hingga saya memutuskan untuk bekerja lagi hehe.

Saya ingin menjelaskan lagi lebih lanjut, apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosi yang dianggap oleh banyak orang sangat menentukan keberhasilan. Hal tersebut juga telah terbukti secara ilmiah bahwa kecerdasan emosi memegang peranan penting dalam mencapai keberhasilan di segala bidang. Beberapa orang mantan karyawan saya, ada yang sudah sukses memiliki usaha sendiri dan sudah memiliki karyawan pula, mereka bukan sarjana. 

Artinya apa? Banyak contoh disekitar kita membuktikan bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak saja, memiliki gelar tinggi, belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Seringkali justru yang berpendidikan formal lebih rendah, banyak yang ternyata mampu lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ), padahal diperlukan pula bagaimana mengembangkan kecerdasan emosi seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, serta kemampuan beradaptasi. 

Kemampuan akademik, nilai raport predikat kelulusan pendidikan tinggi tidak bisa menjadi tolak ukur seberapa baik kinerja seseorang dalam pekerjaannya atau seberapa tinggi sukses yang mampu dicapai. Seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif akan membedakan mereka yang sukses sebagai bintang kinerja dengan hanya sebatas bertahan di lapangan pekerjaan.

Saat masih berusia 25 tahun, saya juga  mencoba membuat suatu usaha butik kecil di tempat dimana suami saya bekerja. Sambil usaha itu berjalan, saya kursus menjahit. Saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang dan rinci. Kemudian setelah segala sesuatu siap, usaha tersebut diluncurkan. Semua tampak berjalan bagus pada bulan pertama, kedua dan ketiga. Namun, saat menginjak bulan ke enam usaha tersebut menghadapi permasalahan berat, karena ownernya mabook hamil. Ha, akhirnya pada bulan kedua belas usaha tersebut tidak bisa dipertahankan lagi. Usaha itu saya tutup. Saya memutuskan pindah lagi ke daerah asal. 

Dua tahun belakangan, beberapa pemimpin yang sudah menyadari arti pentingnya sebuah mentalitas dan attitude, kemudian mengirimkan para kepala dinas dan kepala bagian bahkan kepala bidang di seluruh dinasnya untuk mengikuti training ESQ dengan harapan terjadi suatu perubahan mental pada bawahannya. Pada tahap awal setelah training tersebut selesai, memang terjadi perubahan positif, tetapi beberapa bulan kemudian mereka tampak sudah tidak memperhatikan lagi konsep-konsep itu. Mereka kembali kepada kebiasaan lama, haha. Yang tersisa tinggallah slogan-slogan seperti; you can if you think you can, think globally act locally, there is a will, dst. Tanpa pernah dipraktekkan lagi. Teori-teori tersebut akhirnya hanya menjadi sebuah jargon belaka.

Saya masih ingat sekali. Apa kata mereka ya sambil makan-makan luti gendang sewaktu di bus menuju Bandara, "KS, metode ini benar-benar mampu memberikan suatu pemahaman tentang kecerdasan emosi secara alamiah. Saat itu rasanya mental kami telah berubah. Kami semua begitu berterima kasih kepada para instruktur hebat yang telah mengarahkan kami itu, kami rasanya siap menghadapi segala tantangan saat itu".

Satu minggu setelah traning usai, saya ingin tahu bagaimana hasil perkembangan mental teman-teman saya, khususnya peserta training. Saya memang lihat perbedaan mereka, khususnya rasa percaya diri dan sikap antusiasme mereka. Satu bulan kemudian, dari sekian banyak peserta hanya tinggal beberapa orang saja yang masih terlihat antusiasmenya, sisanya kembali pada kebiasaan lama, wkwka.

Tiga bulan kemudian, diadakan suatu rapat organisasi tentu semuanya lulusan training tersebut. Mereka seperti lenyap ditelan bumi, bersamaan dengan tenggelamnya semangat dan sikap positif mereka seperti pada saat pelatihan itu selesai. Begitu pula yang saya rasakan, manfaat training yang hebat itu terasa begitu singkat. Why? Because..., terlalu sering, dampak nyata sebuah pelatihan, apapun jenisnya adalah mereka hanya mendapatkan angin energi baru. Namun itu hanya berlangsung sesaat, karena sesudah itu para peserta pelatihan kembali pada kebiasaan lama mereka sebelum pelatihan. Dampak yang paling umum dari sebuah pelatihan adalah meningkatnya rasa percaya diri peserta, setidaknya untuk sementara waktu. Sekali lagi, pemahaman saja tidak lah cukup. 

Benazir Bhutto bilang begini; "Saat  yang paling indah dari sebuah kapal adalah, ketika ditambatkan di dermaga. Ia cantik sekali bermandikan cahaya. Tapi jangan pernah lupa, kapal tidak pernah dibuat untuk ditambatkan di dermaga. Kapal dibuat untuk menghajar gelombang membelah lautan. Teman-teman sekalian keliatan ganteng, gagah, dan luar biasa di ruangan ini. Bukan karena kegagahan itu. Tapi kegagahan anda adalah ketika anda memberikan sumbangsih untuk menjawab gelombang persoalan dan lautan problem di R*publik ini". Yup, meski beberapa orang paling cerdas telah berusaha sekuatnya, besi tidak bisa diubah menjadi emas. Sudut geometris tidak bisa dibagi menjadi tiga bagian sama besar. Intinya, jika kita tidak bisa melihat cara memecahkan masalah itu, setidaknya kita bisa melihat cara memecahkan masalah sebagian dari masalah itu. Bahkan dalam krisis terparah, hampir selalu ada hal yang bisa dilakukan secara proaktif. Fokuskan perhatian kita untuk menemukan hal tersebut, kemudian jalankanlah solusinya. Kita tidak pernah tahu kemana hal itu akan membawa kita.

Saya menemukan ciri-ciri bakat kepemimpinan dari apa yang saya baca. Pemimpin berbicara layaknya pemimpin. Mereka semua tidak berbicara dengan cara yang sama, tetapi semua pemimpin memiliki keahlian berkomunikasi tertentu yang membedakan mereka dengan anggota tim lainnya. Mereka mampu mengkomunikasikan kompetensi mereka dengan cara yang sangat efektif. Ketika pemimpin yang baik bicara, anak buah mengerti apa yang dia katakan dan bersiap menindaklanjuti idenya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4