Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Orang yang mampu mengekspresikan dirinya sendiri semakin jarang ditemui. Sehingga kemahiran berkomunikasi yang baik menjadi semakin berharga. Kita tidak hanya dievaluasi dari apa yang kita katakan, tapi juga bagaimana kita mengatakannya. Aturan berkomunikasi yang baik sangat mirip dengan aturan mengemudi yang baik. Pertama dan yang terutama adalah masalah siapa yang berada di belakang kemudi. Jika kita berbicara sendiri di depan sekitar sekelompok orang, itu seolah kita berada di belakang kemudi mobil yang penuh dengan orang, atau bahkan sebuah bus. Kitalah satu-satunya orang yang kakinya menginjak pedal gas atau rem. Kitalah yang memegang tanggung jawab sementara tidak banyak yang bisa dilakukan para penumpang kita. Meski demikian, kita bisa membuat perjalanan itu senyaman mungkin jadi jangan mengemudi terlalu cepat atau terlalu lambat, jangan membuat perjalanan menjadi lebih lama daripada seharusnya. Dan jika kita memutuskan mengambil rute dengan pemandangan indah, pastikan pemandangannya benar-benar indah.Â
Percakapan satu lawan satu lebih mirip melewati kota sendirian di dalam mobil kita. Para pengemudi lainnya seperti mitra bercakap-cakap kita. Kita harus waspada akan kehadiran dan kebutuhan mereka seperti halnya kita waspada akan kebutuhan kita sendiri, kita harus berhenti di rambu bertanda stop dan mengalah bilamana diperlukan, kita tidak bisa bertindak seakan tidak ada orang lain disitu. Orang yang berbicara tanpa henti itu seperti mengebut sekaligus mendominasi jalanan. Tetapi, berjalan terlalu pelan juga tidak baik. Mengemudi dengan aman dan berbicara secara efektif membutuhkan kombinasi kesadaran akan diri sendiri dan tenggang rasa terhadap orang lain disekitar kita. Sayangnya, orang tidak membutuhkan surat izin untuk berbicara. Ini prinsip dasar pembentukan karakter. Ini pondasi yang mendasari segala perkataan kita.
Intinya pemimpin tahu cara memindahkan apa yang ada di dalam kepala dan hati mereka ke kepala setiap anggota timnya. "Hati mengaktifkan nilai-nilai kita yang terdalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita pikir menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati mampu mengetahui hal-hal mana yang tidak boleh, atau tidak diketahui oleh pikiran kita. Hati adalah sumber keberanian dan semangat, integritas, serta komitmen. Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita untuk melakukan pembelajaran, menciptakan kerjasama, memimpin serta melayani". Itu, menurut Robert K Cooper PhD. Hati nurani akan menjadi pembimbing terhadap apaa yang harus ditempuh dan apaa yang harus diperbuat.Â
Kapal yang kuat dimulai dari nahkoda yang bijaksana. Ya. Kapal terbaik tidak ditentukan oleh ukurannya, tapi oleh kebijaksanaan nahkodanya. Dan..., nahkoda yang baik tidak dilahirkan di pelabuhan yang tenang. Tidak ada nahkoda hebat yang tidak pernah mengalami badai besar. Nahkoda sejati memimpin dengan hati, berpikir dengan kepala, dan bertindak dengan keberanian. Nahkoda yang baik, selalu siaga hadapi ombak badai. Ibarat Kapal Besar yang sedang berlayar di tengah samudra, seorang nahkoda yang baik adalah yang mampu mengendalikan arah dan tujuan, ke mana kapal akan dilabuhkan. Nahkoda yang baik juga harus terus waspada dan siap siaga menghadapi segala cuaca serta kemungkinan datangnya gelombang besar dan badai yang akan menghantam kapalnya. Kepemimpinan seperti navigator, selalu mencari jalan terbaik, bukan jalan termudah.
Jadi, dalam krisis apapun : "Tanyailah diri kita!". "Perubahan kecil apa yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki situasi? Siapa yang bisa saya panggil? Bagaimana saya bisa meminimalisasi kerusakan yang terjadi? Apa yang bisa saya lakukan untuk menguak berkah di balik krisis meski situasinya sudah sangat buruk?". Jangan salah sangka. Kita bisa mendapatkan lebih dari 50 langkah jika kita sungguh-sungguh memikirkannya.
Berikut tiga prinsip manajamen krisis yang sudah pernah saya baca. Pertama, bersikap tenang. Kedua, pecahkan krisis menjadi komponen lebih kecil yang bisa kita tangani. Dan ketiga, lihat apakah ada bagian kecil dari masalah tersebut yang bisa kita tangani. Pastikan kita telah mempertimbangkan masalahnya dan memastikan apakah ada pilihan yang kita belum sentuh. Mempraktekkan ketiga prinsip ini adalah landasan agar kita bisa mengulik situasinya lebih dalam dengan jaminan bahwa kita memiliki kerangka pikiran paling optimal.
Berikut pula beberapa teknik dasar dalam menganalisis kekhawatiran. Pertama, kumpulkan semua fakta. Ingatlah, setengah kekhawatiran di dunia ini disebabkan oleh orang-orang yang mencoba mengambil keputusan sebelum mereka mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mendasari sebuah keputusan. Kedua, setelah menimbang secara hati-hati semua fakta, ambillah satu keputusan, bertindaklah! Berkonsentrasilah pada menjalankan keputusan itu dan singkirkan semua kekhawatiran mengenai hasilnya. Keempat, jika kita atau kolega kita tergoda untuk mengkhawatirkan suatu masalah, tulis dan jawablah pertanyaan berikut. Apa masalahnya? Apa penyebabnya? Apa saja solusinya? Dan. Apa solusi terbaiknya?Â
Kepemimpinan tersedia bagi kita semua di setiap level organisasi, baik dalam masyarakat, bisnis, pemerintahan, maupun keluarga.Â
#KSStory #KSMotivasi #PejuangMimpi #Episode70 #NahkodaYang Baik
#Reels #Fbpro #Fyp #Vod