Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Perempuan terlibat dalam mengupayakan nafkah keluarga itu, dapat dilakukan sejauh tidak melepaskan peran utamanya sebagai ibu rumah tangga. Istri pendamping suami, dan pendidik utama bagi anak-anak. Keluarga adalah unit dasar dan unsur fundamental masyarakat, yang dengan itu kekuatan-kekuatan yang tertib dalam komunitas sosial dirancang dalam komunitas masyarakat. Keluarga terdiri atas orang-orang tertentu sebagai anggotanya dan tentu saja ada hal-hal yang tertutup bagi orang-orang yang bukan anggota. Ekonomi keluarga adalah sebuah upaya dari orang-orang tertentu (Ayah, Ibu dan anak-anaknya) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti sandang, pangan, dan papan.Â
Kemampuan perempuan dalam menjalani kodratnya, melahirkan dan menyusui, maka benar perempuan dikukuhkan perannya dalam rumah tangga dan sektor domestik. Dan ini diterima oleh perempuan sendiri atau pria sebagai tempat yang pantas bagi perempuan. Inilah yang menyebabkan secara ekonomi perempuan hidupnya tergantung pada pria. Hehehe.
Namun demikian, kemandirian perempuan khususnya sebagai perempuan yang telah berumah tangga dapat kita amati pada kaum perempuan di desa. Kegiatan ekonomi mereka umumnya di pasar-pasar juga kota-kota. Mereka dituntut untuk mandiri dalam bekerja, menopang ekonomi keluarga. Dan sifat ini akan memungkinkan perempuan memiliki otonomi, kekuasaan dan otoritas. Meskipun demikian, kemandirian perempuan merupakan tantangan bagi perempuan sebagai istri dan ibu, yang juga memilih untuk ikut aktif di dunia kerja. Entah itu di dunia kerja yang masih banyak didominasi pria, atau yang lainnya.
Di Indonesia, perempuan adalah mayoritas dan justru mereka mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi. Ada yang peran perempuan dalam ekonomi keluarga yang tidak menggeser pola kepemimpinan dalam keluarga, tapi tak sedikit pula yang sudah bergeser akibat para pria abai pada kebutuhan hidup para wanitanya.Â
Kadang saya kasian meliat wanita yang sudahlah hanya ia yang bekerja, punya suami suka berburuk sangka. Ondee mandeeeh! Sehingga banyak wanita tu ya, bercerita pada sahabatnya "kalo sendiri lebih baik, kenapa harus berdua?". Itu sudah benar juga ahaha, dari pada kamu menderita, ya kan!
Satu hal! Ajaran dari mendiang Ayah saya. Begini; "Istri yang baik..., walaupun kamu yang mempunyai penghasilan lebih tinggi dibanding dengan suami, akan tetapi kepemimpinan dalam keluarga tetap di tangan suami dan istri tetap mengakui dan menghormati suami sebagai kepala rumah tangga. Namun, dalam menjalankan kepemimpinan itu perempuan juga sangat terlibat dalam pengambilan-pengambilan keputusan yang ada di dalam keluarga".
Realitas yang terjadi sekarang, pada keluarga yang istrinya lebih dominan bekerja pengaruh negatifnya bagi keluarga bisa dikatakan relatif kecil jika dibandingkan dengan pengaruh positifnya. Dengan istri bekerja justru sangat membantu suami dalam mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga, beban suami juga akan menjadi lebih ringan karena keduanya sama-sama memperoleh income. Sehingga ; Bertumbuh bersama.
Tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi. Perempuan lebih memutuskan untuk bekerja karena didasari adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya berupa gairah untuk dapat memanfaatkan ilmu, bakat dan kreativitas dan juga untuk pengalaman dan wawasan bagi dirinya. Mau bekerja atau tidak, murni pilihan.
Gaees,
Tulisan ini, lebih kepada saran saja yaa. Karena istri tidak mutlak harus berada di rumah dan juga tidak dihalangi untuk berkarya di luar rumah, maka yang harus diingat adalah istri dalam Islam harus dapat mengambil keputusan untuk menduduki posisi yang paling bermanfaat baginya dan bagi keluarganya demi mencapai kehidupan keluarga yang lebih baik dan lebih layak.
Dalam era modern sekarang ini, di banyak tempat di Indonesia dan juga di Desa saya, kaum istri banyak yang berperan serta dalam kegiatan-kegiatan produktif dan kegiatan lainnya yang positif dalam rangka pengembangan potensi diri dan juga meningkatkan kemandirian untuk dapat memecahkan berbagai masalah dalam keluarga. Tuhan telah memerintahkan kepada seluruh manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk mencari ilmu, untuk memanfaatkan akalnya yang telah diberikannya pada manusia, sehingga akan lebih berguna bagi keluarga dan masyarakat.Â