KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Pejuang Mimpi Episode 94 Baik Boleh, Bodoh Jangan!

25 Juni 2025   04:37 Diperbarui: 25 Juni 2025   04:39 228 1 1

Ayi, tetangga saya minta bekerja di minimarket saya semasa gadisnya. Ia sering terlambat datang ketimbang karyawan lainnya. Tentu yang lain ngelapor. Kebetulan dia juga SMS saya, kadang telp. "Ni KS, Ayi telat datang ya ni. Mau nyuci dulu". Saya males balesnya. Dua hari sesudah itu, SMS lagi begitu. Jadi setiap mau nyuci dia dirumah, izin telat huahaha. Kan lawak tuh. Terus saya panggil sebelum tutup minimarket. "Uni tidak mengurus urusan pribadi kalian. Kalian mau nyuci kapan, itu bukan urusan uni. Klo sanggup kerja masuk jam sekian, pulang jam sekian. Silakan kerja! Kalo enggak, mundur aja. Sudah berapa hari kau kerja? Hitung, gaji kau sebulan sekian, dan bagi 30. Mau dibayar sekarang? Kalo iya, Dani suruh keatas, saya suruh dia bayar gaji kau". 

Saya ga perlu jadi orang baik dulu untuk diinjak dan dimanfaatkan orang lain. Tapi kebanyakan orang tu ya, memang yang paling mudah dimanfaatkan dan berakhir diinjak-injak ya orang baik. Kenapa? Karena orang baik tu punya terlalu banyak toleransi dan seringnya mewajarkan apapun perlakuan orang lain kepada mereka. Berkali-kali dimanfaatkan tetep aja baik. Kadang baik dan bodoh..., jaraknya bisa setipis kulit bayi wkwkwk.

Si As, kerja di cafe saya. Datang jam 11, kerja leyaak. Leyak itu lamban. Ngepel cafe sejam an. Nyuci piring se jam an pulak. Ndee, ga sabar saya liatnya. Si Surya koki, pacaran sama yang pramusaji. Entah bagaimana ceritanya, rupanya punya niat kawin lari. Mereka pergi membawa lari sepeda motor anak saya. Padahal sepeda motor itu aset untuk antar jemput anak sekolah. Ha, ceweknya Yumi, membawa lari pulak sepatu boot kulit saya warna cokelat muda dan sepatu ungu yang baru saja sekali kepake ke  Padang. Dudung, semenjak pandai pacaran. Tiap sebentar pinjam motor ke arah jembatan, alasannya beli pulsa. Pulang lama, bikin pening kepala aja. Banyak karyawan, makin banyak pula ragamnya. Ga semua bisa saya ceritakan.

Tapi menjadi baik itu sebuah keputusan yang sulit dan tetap menjadi baik sekalipun dilukai dan dikhianati itu pilihan yang sulit. Gak semua orang mampu memaafkan dan bisa kembali menerima mereka kembali, itu pilihan bijak yang menyakitkan. Tapi terlepas dari alasan orang-orang menjadi baik ataupun memutuskan menjadi orang jahat, semua itu bagian dari drama kehidupan. Ada yang jadi protagonis, ada juga yang berperan jadi antagonis. Ada juga yang jadi figuran.

Semua orang punya perannya masing-masing, tapi kita bisa memilih untuk menerima atau merubahnya. Capek jadi protagonis, selalu diinjak-injak dan dimanfaatkan? Toh kita bisa berubah jadi antagonis yang membalas perlakuan mereka atau menjadi figuran yang memilih menarik diri jauh-jauh dari mereka. Kita bisa keluar sepenuhnya dari kehidupan mereka. Kita juga bisa kuq, memutuskan menjadi orang asing karena kekecewaan yang mendalam, wkwkwk.

Capek jadi antagonis, kan bisa taubat dan berubah jadi protagonis lagi xixixi. Tapi semua jelas ga sesimpel teori, praktek langsung akan lebih sulit. Semua itu mutlak keputusan kita sendiri. Tentang bagaimana menjadi orang baik tapi tidak diinjak-injak dan dimanfaatkan? Ya, jangan terlalu baik!

Orang baik juga punya level, yang paling tinggi ya tadi yang baiknya itu nyerempet ke bodoh ha-ha-ha. Sudah tau dimanfaatkan dan hanya akan dimanfaatkan, masih saja dibiarkan. Kita memang harus jadi bermanfaat sebagai manusia, tapi selalu dimanfaatkan itu terkesan bodoh sih. Sebagai manusia yang butuh bersosialisasi, memang kita butuh orang lain. Kita terikat dengan hubungan antara individu, tapi kita ga perlu takut kehilangan mereka. Kita ga perlu mempertahankan apa yang seharusnya kita lepaskan sejak awal. Kita ga perlu kuq mempertahankan hubungan yang toxic, karena takut kehilangan dan ditinggalkan.

Saya ada cara menjadi baik tanpa perlu diinjak-injak, cara menjadi baik tanpa harus selalu dimanfaatkan. Apa itu? Buat boundaries. Buat batasan, ciptakan jarak! Agar orang lain pun tahu, dimana seharusnya mereka berdiri dan tahu batasannya. Memanfaatkan orang lain dan selalu melakukan itu adalah tanda jika mereka merasa tidak punya batasan, so mereka bertindak seenaknya. Pakai otak! Ga semua orang bisa jadi baik dalam waktu semalam. Jika ada yang datang dengan mulut manisnya, jangan mudah terpikat! Jika ada yang datang dengan berbekal cerita sedih, jangan terlalu mudah bersimpati!

Ga semua orang berpikiran seperti kita, dan ga semua yang terlihat baik di depan kita itu adalah kenyataan. Semua orang punya tipu muslihat, itu yang paling berbahaya dari manusia. Jangan terlalu naif! Mudah kasihan itu, bentuk kita masih punya hati. Tapi, pikir-pikir dulu, ya! Kalo engga ya bilang enggak, kalo iya ya bilang iya. Karena ga enak, diiyain aja semua. Jangan buat diri sendiri susah! Kadang diri kita sendiri yang buat diri kita berada di situasi yang sulit, wkwkwk. 

Gak enakan itu tanda kita masih punya empati, but ya dipikir duluu. Kita bisa apa enggak, ada apa enggak? Masalahnya, kalo kita yang susah, belum tentu mereka mau bantuin. When someone said; 'diam adalah emas', bukan berarti kita harus selalu bungkam. Kalau ada yang tidak sesuai, maka kita berhak untuk komplain. Sekalipun komplain kita tidak didengar, setidaknya orang akan tahu kita bukan boneka yang ga punya mulut. Kebanyakan orang yang diinjak-injak, karena sejak awal mereka memberikan akses untuk orang lain. Membiarkan mereka menghakimi tanpa mau menjelaskan, merendahkan kita karena menganggap kita lemah dan mau-mau saja melakukan apapun yang mereka ingin. 

Teh Ine, minta kerjaan di kebun saya. Saya bayar mingguan. Terus suaminya bekerja di tempat orang lain. Karena ga punya tempat tinggal, saya kasih rumah di kebun. Rumah itu sebelumnya kantor suami tempat ia berunding dalam usaha saumill nya dulu. Saya ga minta sewa, silakan tinggal dan kalo mau bekerja, ya silakan. Selama pekerjaan nya sesuai dengan yang saya inginkan hasilnya, pasti akan saya pake. Tapi, ketika, bulan ketiga Teh Ine setelah dibayar mingguannya dia minta kasbon untuk bayar arisan. Saya kasih pinjaman. Minggu berikutnya, minta kasbon lagi bayar arisan. Minggu ketiga, saya potong. Terus kan, mohon-mohon jangan dipotong. Lho, saya langsung ngomong. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4