Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Penulis

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Berbelanja di Toko Batik Yogya Dihibur "Dance" yang Atraktif

23 Mei 2024   06:52 Diperbarui: 23 Mei 2024   09:41 1091 5 3

Berbelanja di Toko Batik Yogya Dihibur Dance yang Atraktif

Berkunjung ke Yogyakarta, kita akan menemukan banyak  tempat yang menarik. Salah satu tempat yang diburu pengunjung atau wisatawan adalah tempat untuk berbelanja atau mendapatkan oleh-oleh. 

Banyak pilihan tempat untuk mendapatkan oleh-oleh sesuai selera pengunjung. Kawasan Malioboro adalah lokasi yang paling banyak dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Pedagang kaki lima (PKL) Maliboro telah dipindahkan ke sebuah lokasi indoor yang lebih nyaman, yaitu di lokasi bekas gedung bioskop, tidak jauh dari Pasar Bringharjo. Teras Malioboro, demikian nama tempat berburu oleh-oleh khas Yogyakarta.

(https://terasmalioboro.jogjaprov.go.id/)

Selain Teras Malioboro, ada sebuah toko oleh-oleh yang lebih dahulu berdiri, yaitu toko Hamzah Batik (eks Mirota Batik). Saat melihat pintu masuk, tampak hanya "kecil" dari luar toko batik tersebut.

Pintu masuk Hamzah Batik (dokpri)
Pintu masuk Hamzah Batik (dokpri)
Setelah kita masuk ke dalam toko Hamzah Batik tersebut, barulah tampak cukup lapang atau luas keadaan di dalam. Ada tiga lantai yang akan memanjakan para pengunjung. Pada lantai pertama kita akan dimanjakan dengan oleh-oleh baju batik dan aneka jajanan khas Yogyakarta.

Penjual jamu di dalam toko (dokpri)
Penjual jamu di dalam toko (dokpri)
Selain itu, ada spot yang menjajakan jamu tradisional Jawa yang disajikan secara sederhana dengan harga yang sangat terjangkau. Pakaian tradisional yang dipakai oleh sang penjual jamu mengingatkan kita pada penjual jamu keliling.

Wanita pembatik (dokpri)
Wanita pembatik (dokpri)
Kemudian, ada seorang wanita yang sedang praktik membatik pada spot yang dapat disaksikan oleh para pengunjung toko tersebut. Untuk berkeliling pada lantai satu, pengunjung akan dimanjakan dengan aneka pakaian batik segala ukuran dengan motif dan warna yang sangat menawan.

Pada lantai dua, pengunjung Hamzah Batik akan dapat menemukan aneka kerajinan cindera mata dan suvenir yang unik dengan beraneka bentuk dan ukuran yang cocok untuk oleh-oleh.

Dokpri
Dokpri
Pada lantai tiga, pengunjung dapat menemukan aneka busana muslim dan pakaian anak-anak. Selain itu, ada sebuah kafe atau kantin di lantai tiga tersebut. 

Siang itu tanggal 28 Juli 2023, kami berkunjung ke toko batik tersebut setelah singgah di masjid Jogokariyan. Tulisan atau artikel terkait kunjungan ke masjid Jogokariyan dapat dibaca di sini.

Sudah telanjur sayang hanya dianggap teman (dokpri)
Sudah telanjur sayang hanya dianggap teman (dokpri)
Untuk menuju lantai tiga disiapkan tangga manual. Satu hal yang menarik, pada sisi kiri dan kanan anak tangga ada tulisan yang menggelitik. Tulisan-tulisan itu dibuat kemungkinan untuk mengurangi "omelan" pengunjung yang tidak suka naik tangga secara manual. Dengan membaca tulisan pada sisi kira atau kanan anak tangga, pengunjung yan semula "mengomel" akan tersenyum karena terhibur oleh "banyolan" yang menggelitik.

berganti profil hingga 60 kali tidak ada yang naksir (dokpri)
berganti profil hingga 60 kali tidak ada yang naksir (dokpri)

Pengunjung yang memahami bahasa Jawa tentu akan senyum-senyum membaca tulisan bernada curhat atau menyindir orang yang belum mendapatkan jodoh.

Toilet Ikonik

Kebiasaan saya jika bepergian agak lama, keinginan untuk BAB (buang air besar) selalu ada. Untung, toko Hamzah Batik  menyediakan toilet yang cukup bersih.

Ada
Ada "siwur" di toilet (dokpri)
Pada saat saya masuk, tercium aroma kembang yang cukup menusuk. Namun, saya tidak begitu peduli. Tujuan saya adalah mau BAB dan toilet cukup nyaman. Tersedia air bersih.

Saya pun mengamati benda-benda yang terdapat di dalam toilet tersebut. Bak tempat air terbuat dari tanah. Kemudian gayung atau ciduk untuk mengambil air terbuat dari batok kelapa. Nama alat seperti itu adalah siwur. Saya tersenyum melihat piranti yang sudah cukup lama tidak pernah saya temukan baik di rumah-rumah orang Jawa maupun yang dijual di pasar tradisional.

Habis ke Toilet Ingin Minum Teh Panas

Kebiasaan di rumah, saat habis BAB dalam rangka membuang "sial" saya selalu ingin minum teh panas. Kebetulan di lantai tiga ada kantin.

Spanduk dekat pintu masuk kantin (dokpri)
Spanduk dekat pintu masuk kantin (dokpri)
Saya pun segera masuk ke kantin yang pintunya tertutup rapat. Pada saat saya masuk, rasa kaget kembali hadir. Ternyata cukup luas kantin tersebut. Ada satu lantai di atas kantin. Saya dapat mengamati keadaan di lantai atas kantin itu. Rupanya ada sebuah studio untuk pengambilan gambar atau shooting.

Minum teh panas (dokpri)
Minum teh panas (dokpri)
Setelah menghabiskan satu gelas besar teh hangat, saya segera turun ke lantai satu untuk menemui adik bungsu dan beberapa keponakan.

Sementara itu, Pak Gamaruddin, teman kepala sekolah yang asyik membelikan oleh-oleh untuk keluarganya sudah selesai pula berbelanja di lantai tiga Hamzah Batik itu.

Adik bungsu dan keponakan (dokpri)
Adik bungsu dan keponakan (dokpri)

Pada saat saya turun ke lantai satu terdengar suara musik yang nyaring. Saya pun segera menuju spot di tengah toko. Terlihat ada sebuah arena yang disiapkan untuk pertunjukan "dance".

Beberapa pengunjung terlihat sudah mulai merekam aksi para penari di tengah-tengah toko batik itu. Dengan gesit, saya ikut merekam aksi mereka. Posisi yang nyaman perlu saya cari karena banyak pengunjung terlihat sedang memilih-milih pakaian. Ada pula pengunjung yang turun dari lantai atas.

Kami cukup terhibur dengan penampilan "dance" yang cukup atraktif yang diperagakan oleh lima orang dengan komposisi yang menarik.


Setelah atraksi "dance" berakhir, saya segera mengajak Pak Gamaruddin untuk meninggalkan toko. Adik bungsu dan keponakan sudah menunggu di luar toko.

Sinar matahari siang cukup terasa panasnya di luar toko. Ada keinginan untuk jalan-jalan ke lokasi lain di dekat toko Hamzah Batik. Namun, kami merasa sudah cukup letih.

whatsapp-image-2024-05-22-at-17-16-42-664e520bc925c4146e739092.jpeg
whatsapp-image-2024-05-22-at-17-16-42-664e520bc925c4146e739092.jpeg
Untuk mengurangi rasa kecewa, kami mencari spot untuk berfoto sebagai kenang-kenangan telah menginjakkan kaki di Yogyakarta. Mula-mula saya mencari spot dengar latar sebuah museum.

dok. pri
dok. pri
Kemudian, saya beralih mencari spot dengan latar penunjuk arah. Ada penunjuk arah yang menarik, yaitu arah menuju istana negara yang lebih sering disebut Gedung Agung. 

Di bawah terik sinar surya tengah hari menjelang sore itu, kami tidak dapat berfoto di spot lain yang masih cukup banyak sebagai ikon Yogyakarta, misalnya tidak jauh dri lokasi itu ada gedung-gedung bersejarah dengan model yang khas.

Kami segera melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Klaten, tempat ibu kandung saya. Saya sudah tidak sabar ingin segera berjumpa dengan wanita yang telah dengan suah payah melahirkan saya pada tahun 1964!***

Penajam Paser Utara, 23 Mei 2024

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4