Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Hidangan "Piring Terbang", Setiap Tamu Dijatah Empat Piring dan Satu Gelas
Hari Senin (8/9/25) saya diundang untuk menghadiri acara lamaran. Acara itu diadakan tepat di belakang rumah ibunda di Klaten. Keluarga kami dengan keluarga yang mempunyai hajat itu masih ada hubungan kekerabatan. Istilahnya ada hubungan keluarga jauh.
Keluarga yang memiliki hajat sebagai pihak yang dilamar anaknya. Itu artinya, ada wanita (gadis) dari keluarga yang akan didatangi oleh pihak keluarga pria (perjaka).
Undangan disampaikan secara lisan kepada saya dan istri tercinta pada pukul 09.00 WIB. Yang mengundang adalah ibu dari wanita yang akan dilamar. Wanita yang akan dilamar itu sudah bekerja sebagai guru di salah satu SMP di Kabupaten Klaten.
Laki-laki atau pria yang akan datang melamar bersama keluarganya adalah teman sekolah semasa duduk di bangku SMA 1 Klaten, Jawa Tengah. Setelah delapan tahun berpisah, si pria menemukan IG (Instagram) si wanita di media sosial. Dari komunikasi di IG tersebut, mulailah terjalin komunikasi yang intensif.
Beberapa tamu yang diundang sebagian sudah berada di sekitar rumah Sutomo sebelum pukul sembilan. Saya tinggal keluar rumah lewat pintu belakang rumah ibunda untuk menuju tempat acara. Hanya tiga langkah, saya sudah tiba di teras rumah Sutomo, ayah dari wanita yang akan dilamar.
Sutomo atau Tomo langsung mempersilakan saya untuk memasuki ruang tempat acara untuk menyambut pihak keluarga yang akan melamar anak pertama Tomo itu.
Sutomo memiliki tiga anak perempuan. Anak pertama yang akan dilamar oleh lelaki yang berasal dari Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten.
Urut-Urutan Hidangan
Para tamu undangan duduk di tempat masing-masing. Pada saat yang tepat, pramusaji memberikan hidangan secara berurutan. Pertama-tama minuman teh hangat (U=unjukan=minuman).
Setiap tamu mendapatkan jatah yang sama, satu gelas teh manis hangat. Hidangan minuman disajikan pada saat acara masih berlangsung. Namun, bukan acara sakral. Waktu itu, pembawa acara sedang berdialog dengan si wanita, pihak yang dilamar dan si pria, pihak yang melamar.
Model prosesi lamaran zaman sekarang rupanya seperti itu. Ada momen semacam wawancara untuk menggali latar belakang sehingga kedua orang itu mempunyai kesepakatan untuk membina rumah tangga.
Sementara pembawa acara menggali informasi dari si wanita dan si pria, pramusaji dengan tertib membagikan hidangan. Sesekali pembawa acara itu mempersilakan para tamu untuk mencicipi hidangan yang sudah disajikan.
Setelah beberapa saat, hidangan berupa kudapan (snack) diantarkan kepada para tamu yang duduk dengan santai mendengarkan obrolan yang cukup seru tersebut.
Pihak penyedia jasa makanan (catering) tentu sudah mengetahui jenis kudapan atau camilan yang umum disuguhkan kepada para tamu. Ada tiga rasa camilan yang sering digunakan sebagai patokan: manis, asin, dan gurih.
Dengan melihat dan memperhatikan gambar yang disertakan dalam tulisan sederhana ini, kita dapat menandai, kue atau camilan mana yang rasanya manis, asin, dan gurih. Jika kue yang disajikan hanya dua macam, tentu memiliki rasa yang berbeda: satu manis dan yang satu asin atau gurih.
Namanya hidangan model piring terbang. Satu demi satu piring diterbangkan kepada para tamu. Piring-pirin gitu bukan diterbangkan tetapi diantarkan ke tempat duduk para tamu. Tentu bukan piring kosong. Ada makanan yang tersaji di atas piring.
Para tamu yang sudah menerima hidangan perlu segera menyantapnya. Setelah satu piring dinikmati, akan datang piring berikutnya yang berisi makanan berbeda.
Sup atau sop merupakan hidangan berikutnya. Setelah U (unjukan-minuman) beserta kue/camilan , hidangan sup diterbangkan kepada para tamu.
U-S (Unjukan-Sop). Ciri sup atau sop adalah kuah. Sayuran yang melengkapi sup disesuaikan dengan kebiasaan setempat. Umumnya, ada irisan wortel, daun seledri, dan lain-lain. Pernak-pernik yang lain disesuaikan kesepakatan antara pihak yang mempunyai hajat dengan pihak jasa penyedia makanan (katering).
Para tamu dengan sigap menyantap sup/sop yang sudah dihidangkan di hadapannya. Tahap-tahap berikutnya masih ada. Dengan demikian, hidangan yang sudah disajikan harus segera dinikmati. Tamu tidak bisa menunda saat suatu hidangan sudah dibagikan kepadanya. Sekali menunda, bisa jadi makanan berikutnya tidak termakan.
Tidak lama kemudian, hidangan makanan berat dintarkan oleh pramusaji. Setelah U-dan S dilanjutkan dengan D (Daharan=makanan berat). Ciri makanan berat ada nasi putih.
Nasi putih, sayur, lauk, dan kerupuk. Untuk lauk ada dua macam. Pertama lauk yang tidak memakai rasa pedas. Kedua, lauk yang memakai rasa pedas. Jika makan nasi masih belum kenyang, dalam piring itu tersedia capcay kering, sumber karbohidrat juga.
Sebagai orang yang sudah berusia 60+, porsi yang dihidangkan sudah cukup bagi saya. Para tamu lain yang umumnya juga sudah berusia 50+ rasa-rasanya hidangan yang disajikan sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh.
Dalam sebuah acara resepsi, hidangan dalam model piring terbang sudah disesuaikan dengan kebutuhan minimal para tamu. Hidangan yang disajikan berfungsi sebagai pengganjal perut.
Piring ketiga sudah tersaji. Sebelumnya piring pertama berupa snack atau kudapan. Kemudian piring kedua berupa hidangan sup/sop. Setelah beberapa saat, masih ada hidangan piring keempat, yaitu minuman yang mengandung Es.
Dalam beberapa acara, minuman es ada yang berupa es krim, es sirup, dan jenis yang lain. Intinya, ada rasa dingin dalam hidangan penutup tersebut. Tempat atau wadah untuk hidangan penutup bervariasi disesuaikan dengan jenis minuman yang disajikan.
Sudah empat hidangan disajikan (U-S-D-E), para tamu tinggal melakukan aktivitas K (Kondur=pulang, meninggalkan tempat acara).
Hidangan Model Piring Terbang Lebih Hemat?
Menurut pengamatan saya, hidangan yang disajikan dalam acara hajatan dengan model piring terbang cukup memanjakan para tamu. Sejak datang para tamu tidak beranjak dari tempat duduknya.
Semua hidangan mulai minuman, kudapan, sup, makanan berat, hingga minuman penutup diantarkan oleh "petugas". Para tamu tinggal menerima apa pun yang disajikan.
Pihak penyelenggara acara juga dapat memperhitungkan berapa biaya yang harus dikeluarkan dengan target jumlah tamu plus jumlah anggota keluarga. Rincian lebih mudah dihitung dengan model hidangan piring terbang.
Hal itu berbeda dengan model hidangan prasmanan. Porsi makan setiap tamu berbeda-beda. Ada tamu yang hanya sedikit mengambil makanan. Sementara itu, ada tamu yang mengambil makanan cukup banyak. Tentu pihak penyedia makanan hanya dapat memprediksi saja, jika tamu berjumalh sekian ratus, hidangan yang disajikan sebanyak sekian.
Waktu atau durasi pelaksanaan acara dengan model hidangan piring terbang dapat diatur. Pukul berapa dimulai dan pukul berapa diakhiri. Dari beberapa kali menghadiri acara resepsi dengan model hidangan piring terbang, sebelum azan zuhur, acara sudah berakhir. Umumnya acara dimulai pukul 09.00 waktu setempat. Dalam rentang waktu kurang dari tiga jam dirasa sudah cukup.
Anggap saja nonton bioskop XXI. Mulai tiba di gedung bioskop, antre membeli tiket, masuk tempat pemutaran film, hingga keluar menuju tempat parkir, durasi bisa memakan waktu hampir tiga jam.
Terkait biaya lebih hemat atau lebih boros dengan model hidangan piring terbang, tergantung jenis makanan yang diminta (dipesan). Hemat yang saya maksud terkait dengan waktu pelaksanaan acara.
Dengan memakai model hidangan piring terbang, waktu sangat efektif. Tuan rumah hanya perlu waktu sekitar tiga jam untuk melayani para tamu undangan.
Berbeda dengan model hidangan prasmanan. Pihak penyelenggara acara perlu bersabar meunggu para tamu menikmati hidangan hingga selesai. Umumnya acara model prasmanan di gedung waktu atau durasi sekitar empat jam (gedung di kota). Bahkan bisa lebih jika dilaksanakan di rumah pribadi. Tamu akan datang sesuai waktu longgarnya. Bisa pagi, siang, sore, bahkan malam hari.
Video Maksud Kedatangan Rombongan
Cuplikan video yang disertakan dalam tulisan ini berisi sambutan dari pihak tamu (pihak laki-laki) untuk menyampaikan maksud kedatangan ke rumah Sutomo (ayah pihak perempuan).
Pembawa acara (MC) cukup lincah dalam mengolah kata sehingga acara tidak kaku atau terlalu serius. Satu hal yang agak janggal terletak pada penggunaan bahasa. Pembawa acara berbicara menggunakan bahasa Indonesia sedangkan sambutan dari wakil pihak laki-laki menggunakan bahasa Jawa yang pakem.
Saya dapat mengetahui atau memahami arti ucapan dari wakil keluarga laki-laki tersebut. Kalimat-kalimat yang disampaikan seperti layaknya kalimat yang digunakan dalam pertunjukan sandiwara ketoprak. Pemakaian bahasa Jawa sangat fasih dan tertata dengan rapi.
Pada intinya, perwakilan dari pihak laki-laki ingin melamar perempaun atau anak pertama dari Sutomo. Dia bertindak mewakili orang tua dari pihak laki-laki.
Referensi
1. https://vt.tiktok.com/ZSAoR15Lc/
2. https://vt.tiktok.com/ZSAod42MR/
3. https://vt.tiktok.com/ZSAoeEmBB/
Ditulis di Klaten, 8 September 2025