Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Mengapa Indonesia Kalah 6-0 Dari Jepang?

10 Juni 2025   20:16 Diperbarui: 10 Juni 2025   20:16 636 9 5


Mengapa Indonesia Kalah 6-0 dari Jepang? Ini Analisis Lengkapnya

Oleh: Omjay Guru Blogger Indonesia
Kompasiana, 10 Juni 2025


Pertandingan antara tim nasional Indonesia melawan Jepang yang berlangsung di stadion Osaka Jepang pada 10 Juni berakhir dengan kekalahan menyakitkan bagi skuad Garuda. Pelatih timnas Indonesia Patrick Kluivert mengatakan telah menyiapkan rencana permainan untuk menghadapi Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Indonesia vs Jepang/Kompastv
Indonesia vs Jepang/Kompastv

Dengan skor akhir [skor pertandingan 6-0], harapan publik Tanah Air untuk melihat tim kebanggaan tampil maksimal harus pupus. Kekalahan ini pun menimbulkan banyak pertanyaan: Mengapa Indonesia kalah dari Jepang? Apa yang salah? Dan apa yang bisa dipelajari dari laga ini?

Berikut ini adalah analisis lengkap mengenai penyebab kekalahan Indonesia dari Jepang, berdasarkan pengamatan teknis, taktis, dan psikologis di lapangan.

1. Perbedaan Kualitas Pemain dan Pengalaman Internasional

Salah satu faktor paling mencolok adalah perbedaan kualitas dan pengalaman antara pemain Indonesia dan Jepang. Tim Samurai Biru diperkuat oleh banyak pemain yang bermain di liga top Eropa seperti Liga Jerman (Bundesliga), Liga Inggris, dan Serie A Italia. Nama-nama seperti Takefusa Kubo, Ritsu Doan, dan Kaoru Mitoma memiliki jam terbang tinggi di level internasional dan terbiasa menghadapi tekanan di kompetisi besar.

Sebaliknya, sebagian besar pemain Indonesia masih bermain di liga domestik atau baru saja meniti karier di luar negeri. Walaupun performa mereka tidak bisa diremehkan, tetap saja ada perbedaan level yang signifikan dalam hal kecepatan permainan, pengambilan keputusan, dan pemahaman taktik modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4