Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Pembelajaran Mendalam Sebagai Proses Belajar yang Berkelanjutan Untuk Abad ke-21

21 Juni 2025   20:11 Diperbarui: 22 Juni 2025   05:38 191 3 1

Kegiatan workshop.guru Labschool/dokpri
Kegiatan workshop.guru Labschool/dokpri

Pembelajaran Mendalam Adalah Jalan Menuju Sukses Abad ke-21. Inilah kisah Omjay kali ini setelah mengikuti kegiatan workshop di auditorium SMP Lasbchool Jakarta.

Di tengah cepatnya perubahan dunia di era kecerdasan buatan, dunia pendidikan dituntut untuk tidak hanya memberikan pengetahuan kognitif kepada peserta didik, tetapi juga menyiapkan mereka menghadapi tantangan nyata abad ke-21. 

Dunia saat ini tidak lagi menuntut siswa hanya pandai menghafal atau mengerjakan soal pilihan ganda. 

Dunia kini membutuhkan individu yang mampu berpikir kritis, bertindak kreatif, mampu bekerja sama dalam tim, dan mampu belajar sepanjang hayat. 

Di sinilah konsep pembelajaran mendalam atau deep learning menjadi sangat relevan. Apalagi di era kecerdasan buatan saat ini yang semuanya terasa serba instant.


Apa Itu Pembelajaran Mendalam?

Pembelajaran mendalam bukan sekadar istilah baru dalam dunia pendidikan. Ia adalah filosofi dan pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek utama dalam proses belajar. 

Pembelajaran ini mendorong siswa untuk memahami secara lebih dalam, bukan hanya sekadar mengetahui permukaan dari suatu materi pelajaran. Siswa menjadi paham apa yang dia pelajari dalam kehidupan sehari hari.

Menurut Michael Fullan (2014), pembelajaran mendalam adalah proses belajar yang memungkinkan siswa memperoleh kompetensi global yang diperlukan untuk masa depan: karakter, kewarganegaraan, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, berpikir kritis, serta literasi digital. 

Proses ini terjadi melalui keterlibatan aktif, reflektif, dan berkelanjutan antara guru, siswa, dan lingkungan belajar. Semuanya sama-sama belajar dalam mencapai tujuan bersama.

Mengapa Pembelajaran Mendalam Penting di Abad ke-21?

Kita hidup dalam era yang penuh ketidakpastian. Teknologi berkembang pesat, pekerjaan lama menghilang dan pekerjaan baru muncul dengan keterampilan yang berbeda. 

Anak-anak yang saat ini duduk di bangku sekolah akan menghadapi dunia kerja yang belum sepenuhnya kita pahami hari ini. Oleh karena itu, mereka membutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan buku teks.

Beberapa alasan mengapa pembelajaran mendalam menjadi penting di abad ke-21 antara lain:

1. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Pembelajaran mendalam menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, evaluasi, dan sintesis. 

Siswa tidak hanya diajak menjawab "apa", tetapi juga "mengapa" dan "bagaimana". Mereka belajar membandingkan ide, menilai argumen, dan membangun solusi dari berbagai sudut pandang.

2. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu dan Pembelajaran Mandiri

Siswa didorong untuk menggali lebih dalam, mengajukan pertanyaan kritis, dan mencari jawaban sendiri. 

Ini membuat mereka tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga pencipta dan peneliti kecil yang terus ingin belajar.

3. Mendorong Kolaborasi

Dalam pembelajaran mendalam, proses belajar sering kali dilakukan secara kelompok. Ini mengajarkan siswa bagaimana bekerja sama, menghargai pendapat orang lain, dan menyelesaikan masalah secara tim.

4. Menyediakan Ruang untuk Kreativitas

Siswa diberi ruang untuk menyelesaikan tugas dan tantangan dengan cara mereka sendiri, sesuai gaya belajar mereka. Hal ini memicu lahirnya solusi-solusi kreatif yang unik.

5. Menumbuhkan Kemampuan Beradaptasi

Dengan fokus pada pemahaman mendalam dan keterampilan nyata, siswa lebih siap menghadapi perubahan dan tantangan baru dalam hidup dan pekerjaan.

Ciri-Ciri Pembelajaran Mendalam

Agar tidak rancu dengan metode belajar lainnya, berikut ini adalah beberapa ciri khas dari pembelajaran mendalam:

  1. Berorientasi pada Pemahaman, Bukan Hafalan

    • Tujuan utamanya adalah agar siswa benar-benar memahami konsep, bukan sekadar mengingat informasi untuk ujian.
  2. Berkonteks Dunia Nyata

    • Materi pelajaran dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, masalah global, atau pengalaman pribadi siswa.
  3. Menekankan pada Proses, Bukan Hanya Hasil

    • Bagaimana siswa belajar sama pentingnya dengan apa yang mereka pelajari.
  4. Kolaboratif dan Reflektif

    • Siswa belajar dalam kelompok, berdiskusi, dan saling memberikan umpan balik. Mereka juga diminta merefleksikan proses belajar mereka.
  5. Terintegrasi dengan Teknologi

    • Teknologi digunakan sebagai alat bantu untuk mengeksplorasi, berkomunikasi, dan menciptakan karya.
  6. Fleksibel dan Personal

    • Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan individu siswa.

Strategi Menerapkan Pembelajaran Mendalam

Untuk mewujudkan pembelajaran mendalam, guru dan sekolah perlu melakukan transformasi dalam beberapa aspek. Berikut adalah beberapa strategi penting:

1. Mendesain Proyek atau Tugas Bermakna

Guru dapat memberikan proyek berbasis masalah nyata yang membutuhkan siswa untuk melakukan riset, berpikir kritis, dan menghasilkan solusi. Misalnya, siswa diminta merancang kampanye pengurangan sampah plastik di sekolah atau membuat produk digital untuk promosi literasi.

2. Mendorong Pertanyaan Kritis

Guru tidak langsung memberikan jawaban, tetapi mendorong siswa bertanya, menggali, dan membangun pengetahuan secara mandiri. Gunakan strategi inquiry-based learning atau project-based learning.

3. Menerapkan Penilaian Otentik

Daripada hanya mengandalkan ujian tertulis, gunakan metode penilaian seperti portofolio, presentasi, jurnal refleksi, dan rubrik proyek.

4. Menjadi Fasilitator, Bukan Hanya Penyampai Materi

Guru berperan sebagai pembimbing dan pendamping yang membantu siswa mengembangkan potensinya. Guru perlu mendengarkan, memahami, dan memberikan ruang berkembang bagi setiap siswa.

5. Kolaborasi Antar Disiplin

Integrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu proyek untuk menumbuhkan keterkaitan antar ilmu. Misalnya, proyek membuat film dokumenter yang melibatkan bahasa, seni, teknologi, dan IPS.

Tantangan dalam Menerapkan Pembelajaran Mendalam

Tentu saja tidak mudah mengubah pendekatan pembelajaran tradisional menjadi pembelajaran mendalam. Beberapa tantangan yang umum dihadapi antara lain:

  • Guru yang Belum Terbiasa dengan Peran Baru: Banyak guru masih terbiasa menjadi pusat informasi. Perlu pelatihan dan pembinaan berkelanjutan untuk mengubah mindset dan praktik mereka.

  • Kurikulum yang Padat: Tuntutan materi pelajaran yang banyak membuat guru merasa tidak punya cukup waktu untuk mengeksplorasi pembelajaran mendalam.

  • Penilaian yang Belum Mendukung: Sistem penilaian nasional sering kali masih fokus pada hasil kognitif dan belum sepenuhnya mendukung pengembangan keterampilan abad ke-21.

  • Fasilitas dan Teknologi yang Terbatas: Tidak semua sekolah memiliki akses ke teknologi dan sumber daya yang memadai.

Namun demikian, dengan komitmen bersama antara guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemerintah, tantangan ini bukan halangan mutlak.

Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Merdeka

Sejak diluncurkannya Kurikulum Merdeka di Indonesia, pendekatan pembelajaran mendalam semakin mendapatkan tempat. Kurikulum ini mendorong pembelajaran yang berpusat pada siswa, sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal mereka. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah salah satu contoh konkret penerapan pembelajaran mendalam, di mana siswa diajak terlibat langsung dalam kegiatan yang membentuk karakter dan keterampilan mereka secara utuh.

Kisah Inspiratif: Ketika Siswa Menemukan Potensinya

Di sebuah sekolah di Jakarta, guru informatika memberi tantangan kepada siswa kelas 8 untuk menciptakan aplikasi sederhana yang bisa membantu teman-teman mereka belajar. Dalam kelompok kecil, siswa belajar menggunakan block-based coding, menggali masalah di sekolah, dan merancang solusi berbasis aplikasi.

Salah satu kelompok menciptakan aplikasi "TanyaGuru", tempat siswa bisa bertanya dan menjawab soal pelajaran bersama. Aplikasi ini mendapat sambutan hangat dari guru dan teman-teman. Siswa yang sebelumnya pendiam kini menjadi lebih percaya diri karena idenya dihargai dan digunakan.

Itulah kekuatan pembelajaran mendalam dan ketika siswa merasa pembelajarannya bermakna, mereka menjadi aktif, mandiri, dan siap menghadapi dunia.

Penutup: Pendidikan yang Mengakar dan Mengangkasa

Pembelajaran mendalam bukan hanya sebuah metode, tetapi sebuah visi pendidikan yang menempatkan anak-anak kita sebagai subjek pembelajaran yang utuh: berpikir, merasa, dan bertindak. 

Mereka bukan bejana kosong yang harus diisi, tetapi benih yang perlu disirami agar tumbuh menjadi pohon yang kuat, kokoh, dan bermanfaat bagi sesama.

Dalam kata-kata Ki Hadjar Dewantara, "Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu."

Mari kita dorong tumbuhnya kodrat itu melalui pembelajaran mendalam agar anak-anak kita tak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara mental, kaya secara emosional, dan bijak secara sosial. Itulah bekal sejati untuk sukses di abad ke-21.

Demikianlah kisah Omjay tentang pembelajaran mendalam yang sebenarnya bukan hal yang baru buat seorang guru. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana.

Salam blogger Persahabatan

Omjay/Kakek Jay

Guru blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Guru blogger Indonesia/dokpri
Guru blogger Indonesia/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7