Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Sudah 17 Tahun Menulis di Kompasiana Dapat Apa?

2 November 2025   20:25 Diperbarui: 3 November 2025   09:54 167 11 1


Kisah Omjay kali ini tentang 17 Tahun Menulis di Kompasiana: Apa yang Paling Berkesan bagi Omjay?

Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay)

Omjay guru blogger Indonesia/dokpri mm
Omjay guru blogger Indonesia/dokpri mm

Tak terasa, sudah 17 tahun saya Omjay menulis di Kompasiana. Platform yang awalnya saya kenal sebagai wadah berbagi opini dan cerita, kini telah menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup saya sebagai guru, penulis, dan pejuang literasi.

omjay guru blogger Indonesia/dokpri
omjay guru blogger Indonesia/dokpri

Sejak pertama kali bergabung pada tahun 2008, saya Omjay tak pernah menyangka bahwa kegiatan sederhana menulis di blog Kompasiana bisa membawa saya ke berbagai tempat, bertemu dengan banyak orang hebat, dan bahkan mengubah cara saya memandang profesi guru.

Awal yang Sederhana: Dari Catatan Guru Menjadi Tulisan Inspiratif

Semua bermula dari niat sederhana: berbagi pengalaman sebagai guru. Saat itu, saya hanya ingin menuliskan apa yang saya alami di sekolah, berbagi kisah tentang murid-murid, dan menyalurkan uneg-uneg sebagai pendidik.

Tulisan pertama saya mungkin belum bagus dari sisi teknis, tapi saya menulis dengan hati yang tulus. Itulah yang menjadi kunci keberlanjutan saya di Kompasiana. Dari satu tulisan ke tulisan berikutnya, saya mulai menemukan pembaca, teman sesama guru, dan bahkan wartawan Kompas yang kadang mengutip tulisan saya.

Lilin Kecil/Arthanegara
Lilin Kecil/Arthanegara

Saya masih ingat betul komentar pertama dari pembaca yang mengatakan, "Tulisan Omjay selalu menginspirasi." Kalimat itu sederhana, tapi sangat bermakna. Ia menjadi bahan bakar semangat saya untuk terus menulis dan bahkan ketika waktu, tenaga, dan pikiran terasa terbatas.

Kompasiana Sebagai Sekolah Kedua

Bagi saya, Kompasiana adalah sekolah kedua setelah sekolah tempat saya mengajar. Di sini, saya belajar menulis, beropini, berdebat dengan santun, dan memahami berbagai sudut pandang kehidupan.

Melalui Kompasiana, saya juga bertemu banyak penulis hebat yang menginspirasi --- dari kalangan jurnalis, aktivis sosial, guru, hingga mahasiswa. Kami saling membaca, mengomentari, dan memberi semangat satu sama lain.

Hal Yang paling berkesan adalah ketika tulisan-tulisan saya mengantarkan saya menjadi "Guru Blogger Indonesia". Gelar itu bukan saya sematkan sendiri, melainkan diberikan oleh rekan-rekan komunitas Kompasiana dan dunia pendidikan yang melihat konsistensi saya dalam menulis tentang dunia guru dan pendidikan.

Dari Kompasiana pula, saya mendapat undangan ke berbagai seminar dan pelatihan. Bahkan, beberapa kali saya diundang berbicara di acara Kompasiana Nangkring, di mana saya bisa berbagi panggung dengan para penulis senior Kompas dan tokoh publik.

Tulisan yang Tak Pernah Saya Lupa

Dari ratusan tulisan di Kompasiana, ada beberapa yang sangat membekas. Salah satunya adalah tulisan berjudul "Guru, Dibutuhkan tapi Sering Dilupakan." Tulisan itu viral di kalangan guru karena mengangkat realitas getir profesi pendidik di Indonesia.

Banyak guru menulis kepada saya setelah membaca tulisan itu. Mereka merasa "diwakili" oleh kata-kata saya. Ada yang meneteskan air mata, ada yang mengirim pesan panjang tentang perjuangan mereka di daerah. Saat itu saya sadar, menulis bukan hanya soal merangkai kalimat, tetapi tentang menyentuh hati dan memberi makna.

Tulisan lain yang berkesan adalah kisah perjalanan umroh tahun 2017 bersama keluarga besar Labschool Jakarta. Saya menuliskannya dengan penuh rasa syukur, karena perjalanan itu bukan sekadar ibadah, tetapi juga perjalanan spiritual seorang guru yang menemukan makna kesabaran dan keikhlasan.

Omjay di Kantin/dokpri
Omjay di Kantin/dokpri

Tantangan di Era AI dan Teknologi

Sekarang, di tahun ke-17 saya menulis di Kompasiana, tantangan baru muncul. Era kecerdasan buatan (AI) dan media sosial yang serba cepat membuat banyak orang lebih memilih menonton daripada membaca.

Namun, saya tetap percaya: menulis dengan hati tak akan tergantikan oleh mesin. Teknologi boleh membantu, tetapi sentuhan manusia dalam tulisan adalah sesuatu yang tak bisa diprogram.

Itulah sebabnya saya menulis buku dan artikel bertema "Menulislah dengan Hati, Bukan dengan Teknologi." Saya ingin mengingatkan bahwa tulisan yang lahir dari kejujuran dan pengalaman pribadi akan selalu menemukan jalannya menuju hati pembaca.

Harapan untuk Kompasiana dan Penulis Muda

Di usia 17 tahun saya bersama Kompasiana, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada tim Kompasiana yang selalu memberi ruang kebebasan berekspresi. Saya juga ingin mengajak para guru, siswa, dan masyarakat umum untuk berani menulis dan berbagi gagasan.

Menulis bukan hanya untuk dikenal, tetapi untuk mengenal diri sendiri. Setiap tulisan adalah refleksi perjalanan hidup, dan Kompasiana telah menjadi tempat terbaik bagi saya untuk tumbuh bersama kata.

Semoga Kompasiana terus menjadi rumah besar bagi para penulis Indonesia --- tempat berbagi, berdiskusi, dan menebar inspirasi. Dan semoga saya, Omjay, masih diberi kesempatan untuk menulis 17 tahun lagi, dengan semangat yang sama seperti saat pertama kali mengetik di halaman blog Kompasiana.

Terima kasih, Kompasiana. Terima kasih, para pembaca setia.
Karena kalianlah, saya belajar bahwa kata bisa mengubah dunia, dan itu dimulai dari satu tulisan sederhana.

Jakarta, 2 November 2025
Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay)
Guru Blogger Indonesia | Kompasianer Sejak 2008
Klik https://www.youtube.com/watch?v=zwpavVg6pyQ

https://kompasiana.com/wijayalabs