
Dieffenbachia, Dumb Cane, itulah nama lain Bunga Sri Rejeki, beras Wutah, blancheng atau bunga bahagia( en.wikipedia.org) Sedang literatur lain menyebut tanaman ini sebagai Aglonema Sp(unair.ac.id)
Aku termenung sendiri, sementara Ayahnya anak-anak sedang tidur siang. Kedua anakku sudah bekerja, dan tinggal di luar kota. Di Jakarta dan Depok.
Duduk di gazebo ini membuat ku nyaman, karena terpaan angin sepoi membuat suasana sejuk di tengah gerahnya panas mentari.
Mataku berkeliling memandang aneka tanaman yang ditanam suamiku. Lidah buaya yang batangnya besar-besar, cinta abadi yang menjuntai ke kolam dan berserakan di sekitar nya karena sangat adaptif dan mudah tumbuh.

Pohon pisang yang tumbuh sangat subur dan beranak Pinak sudah sering berbuah. Meski dari sekian jenis pisang, dari Ambon, pisang raja, cavendish, pisang mas, dan pisang kepok, hanya kepok yang sudah sering berbuah. Pisang yang lain sudah mati sebelum berbuah, tapi nanti tumbuh tunasnya lagi. Selalu begitu. Mati sebelum berbuah.
Sementara pohon belimbing wuluh berbuah lebat. Sayangnya belimbing Demak buahnya banyak yang busuk dan rontok. Ukurannya juga tidak bisa besar seperti tanaman induknya. Entah harus diberi pupuk apa.
Sebenarnya Aku malu mengakui, sebagai sarjana pertanian kok tidak berhasil menumbuhkan tanaman dengan dengan hasil yang baik.
Semua tanaman yang tumbuh subur itu justru suamiku yang menanam. Kata orang Jawa, tangannya dingin. Menanam apa saja bisa tumbuh dengan baik.
Sedang aku, setiap kali menanam jarang berhasil. Dan selalu disalahkan suamiku, jadi aku mending angkat tangan, dan memilih menikmati hasilnya daripada mau menanam saja harus bertengkar dengan suami.