Penampilan penari Jathilan pada seni reog dan penari dolalak agak mirip. Bahkan kemiripan kostumnya. Tapi jika penari Jathilan menggambarkan prajurit berkuda, maka penari dolalak menggambarkan prajurit kerajaan di jaman Belanda.
Dalam sendratari reog, biasanya ada penampilan prabu Kelana Sewandana dan para warok. Tapi untuk seni pertunjukan yang biasa dipentaskan dalam tanggapan di Madiun Selatan, biasanya penampilan grup reog terdiri dari 3 tarian itu yang tampil bergantian.
1. Cerita reog berasal dari Legenda Dewi Songgolangit.
Hal ini berawal dari keinginan Prabu Kelana Sewandana yang ingin meminang Dewi Songgolangit. Dewi Songgolangit bersedia menerima lamaran, dengan syarat Prabu Kelana Sewandana berhasil membawa binatang berkepala 2.
Kebetulan dalam perjalanan, Prabu Kelana Sewandana bertemu Singo barong yang menghadang dan berniat menggagalkan keinginan Prabu Kelana Sewandana meminang Dewi Songgolangit.
Prabu Kelana Sewandana nyaris dikalahkan Singo barong, tapi akhirnya Singobarong justru ditaklukkan oleh burung merak peliharaan Prabu Kelana Sewandana yang nangkring di punggung Singa barong dan mematuk kutu yang mengganggu kenyamanan singo barong, sehingga membuat Singo Barong terlena.
Terjadi keajaiban saat burung merak dan Singobarong menyatu, sehingga menjadi binatang berkepala 2. Berkepala singa dan burung merak. Hal ini sekaligus memenuhi keinginan Dewi Songgolangit untuk diberi mahar Binatang berkepala dua.
Saat perayaan pernikahan Dewi Songgolangit ini Sang Patih Bujang Ganong ikut bergembira dan berpesta menari dan berjumpalitan sesukanya seperti orang mabok, menghibur para tamu yang hadir.
Sedang pasukan berkuda tetap siap siaga agar tidak terlena jika ada musuh yang mengganggu.
2. Tari reog merupakan tari yang dilakukan untuk menyambut dan menghibur para prajurit yang lelah setelah pulang dari Medan perang.
3. Tari reog adalah tari yang digubah oleh Ki Ageng Kutu untuk menyindir penguasa.