Dalam tradisi pernikahan adat Jawa, kembar mayang adalah bagian penting yang memiliki makna mendalam.
Kembar mayang, yang terbuat dari janur (daun muda kelapa), batang pisang, dan daun beringin, melambangkan "pohon kehidupan" atau pohon yang memberikan kehidupan dan kesejahteraan bagi keluarga baru.
Selain itu, kembar mayang juga berfungsi sebagai penangkal dan penjaga dari bahaya, serta sebagai saksi peristiwa pernikahan.
Makna Kembar Mayang:
1. Lambang Pohon Kehidupan
Kembar mayang dianggap sebagai pohon yang melambangkan kehidupan baru dan kebahagiaan bagi pasangan pengantin.
2. Saksi Pernikahan
Kembar mayang hadir sebagai saksi pernikahan yang sakral, mengingatkan pasangan untuk selalu mengingat janji dan komitmen mereka.
3. Penangkal dan Penjaga
Kembar mayang juga dianggap sebagai penangkal dan penjaga dari segala macam mara bahaya dan hal negatif yang mungkin mengganggu rumah tangga baru.
4. Meninggalkan masa lajang
Kembar mayang juga melambangkan habisnya masa lajang bagi pria dan wanita yang menikah.
Pembuatan
Kembar mayang biasanya dibuat pada malam midodareni, malam sebelum upacara panggih (pertemuan mempelai).
Tebusan
Kembar mayang ditebus oleh orangtua dari pihak mempelai wanita, dan selanjutnya dibawa oleh sepasang perawan dan perjaka kembar yang mengiringi pengantin.