Kelana Swandani
Kelana Swandani Lainnya

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Filosofi Kembar Mayang dan Prosesi Panggih Pengantin dalam Adat Jawa

12 Juni 2025   17:27 Diperbarui: 13 Juni 2025   18:55 525 28 13

Kembar mayang dalam prosesi pengantin adat jawa(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Kembar mayang dalam prosesi pengantin adat jawa(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Bulan Dzulhijjah adalah bulan baik menurut orang Jawa untuk menggelar pernikahan.

Di bulan ini banyak orang menikahkan putra-putrinya. Pernikahan adat Jawa biasanya dimulai dengan acara 

Kali ini saya menghadiri walimatul 'ursy pernikahan putri Pak Saeroden, Mbak Lutfi dan Mas Jovan, tetangga satu RT.

Acara resepsi atau walimatul 'ursy ini diadakan setelah pengantin melakukan ijab kabul, jadi mereka sudah sah sebagai suami istri. Ijab kabul sudah dilaksanakan pada pukul 09.00 pada hari yang sama.

Acara diawali dengan upacara adat Panggih Manten. Prosesi Panggih Manten diawali dengan kedatangan pengantin putri diiringkan kedua orangtua dan sepasang putra dan putri (kembar) yang nantinya akan menjadi pembawa kembar mayang.

Prosesi Panggih Pengantin diawali kedatangan pengantin putri beserta orang tua untuk menunggu di pelaminan (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Prosesi Panggih Pengantin diawali kedatangan pengantin putri beserta orang tua untuk menunggu di pelaminan (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Kemudian pengantin putri duduk di pelaminan untuk menunggu kedatangan mempelai laki-laki.

Sambil menunggu kedatangan mempelai laki-laki, orang tua mempelai putri menyerahkan kembar mayang yang tadinya berada di sisi kanan kiri pelaminan kepada 2 lelaki kembar pembawa kembar mayang untuk dibawa ke mempelai laki-laki.

Kemudian dilanjutkan penyerahan kembar mayang kepada 2 putri kembar pembawa kembar mayang yang mengiringi mempelai perempuan.

Panggih atau temon manten siap dilaksanakan(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Panggih atau temon manten siap dilaksanakan(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Dalam tradisi pernikahan adat Jawa, kembar mayang adalah bagian penting yang memiliki makna mendalam. 

Kembar mayang, yang terbuat dari janur (daun muda kelapa), batang pisang, dan daun beringin, melambangkan "pohon kehidupan" atau pohon yang memberikan kehidupan dan kesejahteraan bagi keluarga baru. 

Selain itu, kembar mayang juga berfungsi sebagai penangkal dan penjaga dari bahaya, serta sebagai saksi peristiwa pernikahan.

Makna Kembar Mayang:

1. Lambang Pohon Kehidupan
Kembar mayang dianggap sebagai pohon yang melambangkan kehidupan baru dan kebahagiaan bagi pasangan pengantin.

2. Saksi Pernikahan
Kembar mayang hadir sebagai saksi pernikahan yang sakral, mengingatkan pasangan untuk selalu mengingat janji dan komitmen mereka.

3. Penangkal dan Penjaga
Kembar mayang juga dianggap sebagai penangkal dan penjaga dari segala macam mara bahaya dan hal negatif yang mungkin mengganggu rumah tangga baru.

4. Meninggalkan masa lajang 
Kembar mayang juga melambangkan habisnya masa lajang bagi pria dan wanita yang menikah.

Prosesi Kembar Mayang

Pembuatan
Kembar mayang biasanya dibuat pada malam midodareni, malam sebelum upacara panggih (pertemuan mempelai).

Tebusan
Kembar mayang ditebus oleh orangtua dari pihak mempelai wanita, dan selanjutnya dibawa oleh sepasang perawan dan perjaka kembar yang mengiringi pengantin.

Pihak mempelai laki-laki(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Pihak mempelai laki-laki(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Pengiring
Sepasang Perawan kembar dan Joko kembar yang membawa kembar mayang mengiringi mempelai saat pertemuan, atau Panggih Pengantin.

Temu Manten:

Pada acara temon manten, terdiri dari:

1. Penyerahan Kembar mayang 

Kembar mayang diletakkan di samping kanan dan kiri kursi pelaminan, sebagai hiasan dan pelengkap.

Pada acara panggih atau temon manten, kedua mempelai datang bersamaan dari arah berlawanan diiringkan keluarga masing-masing dan putra dan putri kembar pembawa kembar mayang. 

Prosesi panggih. Kedua pengantin saling melempar gantal/gulungan sirih(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Prosesi panggih. Kedua pengantin saling melempar gantal/gulungan sirih(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Dikutip dari jurnal karya Safrudin Aziz, peneliti dari IAIN Purwokerto dalam detik.com.

2. Lempar gantal atau gulungan sirih 

Lempar gantal dilakukan saat kedua mempelai pertama kali dipertemukan. 

Pihak laki-laki biasanya melempar gantal terlebih dulu sebagai simbol menaruh hati atau menaklukkan hati mempelai wanita. Kemudian mempelai wanita akan membalas melempar sebagai persetujuan diperistri dan tunduk pada suami. 

Bisa juga dengan saling lempar sirih bersama, pertanda keduanya mempunyai rasa cinta kasih yang sama. Sehingga berlomba-lomba untuk menunjukkan rasa cinta kasihnya.

3. Ngidak Endhog atau menginjak telur dan wiji dadi.

Mempelai laki-laki menginjak telur sampai pecah sebagai simbol tekad kuat suami untuk menghancurkan rintangan, melindungi istri dan kemauan untuk menghadapi masa depan sekaligus siap mempunyai keturunan. 

Kemudian mempelai perempuan berjongkok, mencuci kaki laki-lakinya dengan air kembang setaman dan mengeringkannya dengan kain. 

Hal ini melambangkan bakti seorang istri yang setia, bersedia melayani suami, membersihkan nama dan menjaga martabat suami. 

Setelah selesai, pengantin laki-laki lalu membantu pengantin perempuan berdiri dengan mengangkat kedua tangannya sebagai lambang ucapan terima kasih atas komitmen bersama.

 4. Sinduran

Prosesi sinduran (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Prosesi sinduran (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Pada prosesi sinduran, Ayah pengantin perempuan akan berjalan di depan dengan memegang selendang yang dilingkarkan pada kedua mempelai, sementara ibu pengantin perempuan berada di belakang kedua mempelai sambil menutup bahu keduanya menggunakan selendang berwarna merah dan putih.

Sinduran melambangkan bahwa seorang ayah wajib menjadi teladan dan menunjukkan jalan menuju kebahagiaan keluarga sepasang mempelai, sementara ibu mendorong dan memberikan restunya agar cita-cita kedua mempelai dapat tercapai.

5. Bobot timbang

Bobot timbang adalah prosesi yang melambangkan keadilan atau sama berat antara menantu dan anak 

Biasanya dilakukan dengan memangku kedua mempelai di paha kanan dan kiri. Kemudian juru rias mengajukan pertanyaan " berat mana, Pak?"

Dan dijawab " Sama berat!"

6. Nanem jero

Ketika tiba di pelaminan, pasangan pengantin diharuskan untuk tetap berdiri berdampingan sambil menghadap ke arah tamu undangan.

Barulah dengan disaksikan oleh ibu mempelai wanita, ayah dari mempelai wanita akan mendudukkan kedua mempelai di kursi pengantin sambil menyentuh dan menepuk-nepuk bahu keduanya. 

Ritual tanem jero mengandung makna bahwa pasangan pengantin sudah resmi ‘ditanam’ agar mampu hidup mandiri dan membangun keluarga yang harmonis.

7. Sungkeman 

Sungkeman: Bakti mempelai pada kedua orang tua (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Sungkeman: Bakti mempelai pada kedua orang tua (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Pada prosesi sungkeman ini, kedua mempelai akan bersujud di hadapan orang tua mereka sebagai bentuk memohon doa restu sekaligus meminta maaf akan segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah dilakukan semasa hidup. 

Doa yang disematkan adalah berupa pengharapan agar rumah tangga keduanya selalu dilimpahi oleh kebahagiaan yang tak pernah terputus.

8. Kacar kucur

Prosesi kacar kucur(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Prosesi kacar kucur(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Ritual "tampa kaya" atau simbol memberi dan menerima nafkah.

Kacar-kucur melambangkan tanggung jawab penuh seorang suami dalam memberi nafkah lahir maupun batin kepada istrinya. 

Begitu pula dengan kewajiban istri yang harus cerdas dalam mengelola seluruh harta yang telah diberikan dengan hati-hati, menyimpan nya dengan hati-hati agar tidak boros dan berakhir hilang tanpa sisa.

Prosesi kacar-kucur dimulai dari pengantin pria yang menuangkan secara perlahan isi tikar anyaman berupa biji-bijian, beras kuning, uang logam, dan kembang telon ke atas pangkuan mempelai wanita yang telah dibungkus dengan kain sindur. 

Seluruh barang yang dituangkan tadi harus benar-benar tertampung dengan akurat tanpa ada yang tercecer (ini menjadi tanggung jawab mempelai wanita).

9. Upacara dhahar klimah

Prosesi dhahar klimah(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Prosesi dhahar klimah(dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Ritual dhahar klimah mengandung makna kerukunan dalam menjaga hubungan yang baik dari pasangan suami istri. 

Upacara ini ditandai dengan pengantin pria yang membuat tiga kepalan nasi kuning untuk dipersembahkan ke atas piring pengantin wanita. 

Kemudian, mempelai wanita akan memakannya satu per satu sambil disaksikan oleh mempelai pria. Segelas air putih pun akan diberikan kemudian saat sang istri sudah menandaskannya.

Prosesi ini melambangkan keharmonisan suami istri yang sama-sama menikmati kehidupan berumah tangga yang saling menjaga dan yang ada dimakan bersama.

Ngunduh Mantu atau Temon Besan

Setelah acara walimatul 'ursy di rumah mempelai wanita, biasanya acara dilanjutkan temon besan atau ngunduh mantu di rumah mempelai laki-laki. 

Biasanya prosesi adat pengantin kembali digelar tapi lebih sederhana. Bisa juga hanya dihadiri keluarga kedua belah pihak.

Seni Hadroh Ya Bulbul dari MI Bahrul Ulum Buluh Krandegan Kebonsari Madiun (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)
Seni Hadroh Ya Bulbul dari MI Bahrul Ulum Buluh Krandegan Kebonsari Madiun (dokumentasi pribadi: Isti Yogiswandani)

Dalam acara ini Walimatul 'Ursy, untuk mengiringi prosesi adat dan menghibur tamu di saat jeda acara menghadirkan Seni Hadroh Ya Bulbul dari MI Bahrul Ulum Buluh, Krandegan, Kebonsari.

Kesimpulan:
Kembar mayang adalah bagian penting dalam pernikahan adat Jawa yang mengandung berbagai makna dan filosofi. Tradisi ini tidak hanya sebagai hiasan, tetapi juga sebagai simbol doa dan harapan bagi kehidupan rumah tangga yang baru dimulai.

Begitu pula dengan prosesi adat lainnya, mempunyai makna dan simbol tersendiri sebagai warisan tak benda dari nenek moyang kita.

Yuk kita simak Prosesi adat pengantin Jawa muslim dalam video berikut.

Sumber YouTube @Isti Yogiswandani channel

Referensi:

https://www.detik.com/jateng/budaya/d-6446070/12-susunan-acara-pernikahan-adat-jawa-tengah-ritual-dan-maknanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7