Kacar-kucur melambangkan tanggung jawab penuh seorang suami dalam memberi nafkah lahir maupun batin kepada istrinya.
Begitu pula dengan kewajiban istri yang harus cerdas dalam mengelola seluruh harta yang telah diberikan dengan hati-hati, menyimpan nya dengan hati-hati agar tidak boros dan berakhir hilang tanpa sisa.
Prosesi kacar-kucur dimulai dari pengantin pria yang menuangkan secara perlahan isi tikar anyaman berupa biji-bijian, beras kuning, uang logam, dan kembang telon ke atas pangkuan mempelai wanita yang telah dibungkus dengan kain sindur.
Seluruh barang yang dituangkan tadi harus benar-benar tertampung dengan akurat tanpa ada yang tercecer (ini menjadi tanggung jawab mempelai wanita).
9. Upacara dhahar klimah
Upacara ini ditandai dengan pengantin pria yang membuat tiga kepalan nasi kuning untuk dipersembahkan ke atas piring pengantin wanita.
Kemudian, mempelai wanita akan memakannya satu per satu sambil disaksikan oleh mempelai pria. Segelas air putih pun akan diberikan kemudian saat sang istri sudah menandaskannya.
Prosesi ini melambangkan keharmonisan suami istri yang sama-sama menikmati kehidupan berumah tangga yang saling menjaga dan yang ada dimakan bersama.
Setelah acara walimatul 'ursy di rumah mempelai wanita, biasanya acara dilanjutkan temon besan atau ngunduh mantu di rumah mempelai laki-laki.
Biasanya prosesi adat pengantin kembali digelar tapi lebih sederhana. Bisa juga hanya dihadiri keluarga kedua belah pihak.
Dalam acara ini Walimatul 'Ursy, untuk mengiringi prosesi adat dan menghibur tamu di saat jeda acara menghadirkan Seni Hadroh Ya Bulbul dari MI Bahrul Ulum Buluh, Krandegan, Kebonsari.