Aku masuk ke angkot, dan duduk di ujung bagian dalam. Perjalanan ku sudah dekat, dan turun ku sebentar lagi. Tapi aku malas duduk di dekat pintu, karena sering tersenggol orang yang mau masuk angkot, jadi aku memilih duduk di dalam. Soal nanti angkot penuh dan Aku susah turun, pikir belakangan .
Angkot mulai jalan, meski belum penuh. Di tengah perjalanan berhenti.
"Seorang perempuan setengah baya naik. Bajunya rapi, meski ketat, tapi terlihat formal.
" Tolong Geser!" Katanya. Aku menoleh dan mengamati lebih intensif. Ternyata tetanggaku, rumahnya hanya terpisah beberapa petak sawah dari rumahku.
Perempuan muda yang duduk di dekat pintu masuk, diam bergeming. Hanya melirik tanpa bergerak. Si Ibu terlihat kesal, dan masuk lebih ke dalam, duduk di sampingku.
"Itu lho Jeng! Orang kok egois banget. Disuruh geser nggak mau!" Beliau, sebut saja Bu Nana(pseudoname) karyawan swasta sebuah perusahaan yang cukup bonafid.
Aku tersenyum. "Mungkin turunnya dekat, Bu!" Jawabku memberi alasan. Tapi Bu Nana masih kesal dan bersungut-sungut. Aku tak lagi menanggapi. Tak ingin membela atau menyalahkan Bu Nana atau perempuan muda yang duduk di dekat pintu angkot. Mengingat biaya transportasi mahal, aku lebih suka mengalah dan menikmati saja tempat duduk di manapun, saat menggunakan transportasi umum.
Mungkin lebih enak, praktis dan efisien naik kendaraan pribadi, seperti motor. Tapi sekadar motor pun menurutku juga bukan transpor yang murah. Lebih enak naik angkot, menghemat biaya transportasi, daripada jika pesan taksi, atau taksi online.
Kalau perkara geser menggeser di Angkot, mungkin kondisi nya sedikit samar untuk dijelaskan, siapa yang bersalah.
Tapi kalau untuk transportasi massal yang dimungkinkan ada yang berdiri, meminta orang lain geser seperti meminta kursi yang diduduki orang. Dalam kasus ini menjadi jelas, bahwa yang mempunyai otoritas adalah orang yang sudah mendapat tempat duduk.
Etika di transportasi umum harus nya dipahami bersama, jadi tidak mengklaim dirinya benar, dan orang lain yang bersalah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang etika di transportasi umum.
Transportasi umum adalah urat nadi kota. Setiap hari, jutaan orang menggunakan berbagai moda transportasi seperti bus, kereta, atau KRL untuk mencapai tujuan mereka.
Namun, di tengah hiruk pikuk dan padatnya penumpang, sering kali etika dasar terlupakan. Padahal, dengan menerapkan etika yang baik, kita tidak hanya membuat perjalanan lebih nyaman untuk diri sendiri, tetapi juga untuk semua orang di sekitar kita.
Etika bukan hanya soal sopan santun, tetapi juga tentang menciptakan ruang yang harmonis dan saling menghormati.
1. Perhatikan Prioritas Kursi
Ini adalah aturan emas yang paling sering dilupakan. Kursi prioritas, yang biasanya ditandai dengan stiker khusus, diperuntukkan bagi penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan orang tua yang membawa anak kecil.
Jika Kita duduk di kursi tersebut, pastikan untuk selalu peka dan siap memberikan tempat duduk, ketika ada penumpang yang lebih membutuhkan.
Bahkan jika Kita duduk di kursi non-prioritas, menawarkan tempat duduk kepada mereka adalah tindakan yang sangat terpuji.
2. Jangan Menghalangi Pintu dan Jalan
Saat berada di dalam transportasi umum yang padat, godaan untuk berdiri di dekat pintu masuk sangatlah besar. Namun, hal ini bisa sangat mengganggu. Berdiri di depan pintu masuk akan mempersulit penumpang lain yang ingin turun atau naik. Mundurlah sedikit ke dalam gerbong atau bus agar sirkulasi penumpang tetap lancar.
3. Jaga Volume Suara
Sadar atau tidak, kita sering berbicara di telepon atau mendengarkan musik dengan volume yang terlalu keras. Hal ini bisa sangat mengganggu kenyamanan orang lain. Gunakan headphone atau earphone saat mendengarkan musik atau menonton video, dan atur volumenya agar tidak bocor keluar.
Saat menelepon, bicaralah dengan nada suara yang normal, tidak perlu berteriak. Ingat, transportasi umum bukanlah ruang pribadi.
4. Perhatikan Kebersihan
Kebersihan adalah tanggung jawab bersama. Jangan pernah membuang sampah sembarangan di dalam bus atau kereta. Simpanlah sampah Anda di dalam tas atau saku hingga Kita menemukan tempat sampah. Selain itu, hindari makan atau minum yang berbau menyengat karena bisa mengganggu penumpang lain.
5. Jangan Menyerobot Antrean
Di stasiun atau halte, antrean adalah hal yang wajar. Ikutilah antrean dengan tertib, baik saat menunggu bus atau saat ingin tapping kartu. Menyerobot antrean tidak hanya tidak sopan, tetapi juga menunjukkan ketidakpedulian terhadap hak orang lain.
6. Berikan Ruang untuk Orang Lain
Terutama saat kondisi padat, kita sering kali tanpa sadar mengambil ruang lebih dari yang dibutuhkan.
Jangan letakkan tas di kursi kosong, dan pastikan tas ransel kita tidak mengenai wajah atau kepala penumpang lain. Lepas tas ransel kita , dan pegang di depan tubuh saat berdiri untuk mengurangi ruang yang diambil.
Menerapkan etika naik transportasi umum mungkin terlihat sepele, tetapi dampaknya sangat besar.
Dengan saling menghormati dan peduli, kita bisa menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih baik untuk semua orang. Mari jadikan transportasi umum sebagai ruang yang nyaman, aman, dan beradab bagi seluruh masyarakat.
Bersikap lah tepa slira, berusaha menempatkan diri kita di posisi orang lain. Sehingga tidak seenaknya merampas hak orang lain. Bagaimana jika kita yang haknya dirampas, pasti tidak nyaman dan tidak suka. Dengan begitu kita tidak seenaknya bertindak, bahkan sampai mengabaikan etika karena ego.
Yuk simak videonya.
Sumber: YouTube @Isti Yogiswandani channel