
Saya pernah trauma makan bebek bakar, gara-gara mampir di restoran rumahan yang baru buka dan memesan bebek bakar yang dari gambarnya terlihat lezat dan maknyus.
Tapi apa yang terjadi saat bebek bakar sudah terhidang? Dagingnya masih agak mentah, dan masih terlihat ada darah di dalam nya. Dagingnya pun masih kres-kres setengah matang.
Akhirnya hanya kulitnya yang maknyus penuh kolesterol yang bisa dimakan. Dagingnya tidak saya makan, dan kalau teringat masih sering mau muntah.
Mungkin masih belum banyak yang tahu, kalau bebek harus diungkep lama sampai empuk, baru bisa mauk ke tahap pengolahan selanjutnya, entah diopor, dibakar, digoreng dirica-rica, atau dimasak apa saja.
Bebek mempunyai aroma khas yang harus diantisipasi agar menghasilkan masakan yang lezat. Tidak asal dimasak semaunya.
Berbicara tentang bebek di sini, sangat akrab dengan daerah Lamongan. Mengapa?
Lamongan. Mendengar nama kabupaten di Jawa Timur ini, mungkin yang terlintas di benak kita adalah soto.

Tapi, tunggu dulu! Ada satu lagi kuliner ikonik Lamongan yang kelezatannya sering dianggap "adik tiri" soto, padahal sensasinya jauh lebih menggigit: Bebek Lamongan.
Bukan sekadar bebek goreng biasa. Bebek Lamongan memiliki karakteristik unik yang membuatnya begitu istimewa dan selalu diburu para pencinta kuliner pedas. Apa rahasia di balik tekstur daging yang empuk, bumbu yang meresap sempurna, dan sambal yang bikin ketagihan? Mari kita bongkar tuntas!
Banyak orang enggan makan bebek karena khawatir dagingnya alot dan amis. Namun, stigma itu langsung runtuh saat menyentuh Bebek Lamongan. Rahasianya terletak pada dua tahap krusial:
1. Marinasi Penuh Kesabaran
Sebelum masuk ke penggorengan, daging bebek dimarinasi dan dimasak (diungkep) dalam waktu yang lama.
Bumbu ungkepnya kaya akan rempah alami, seperti kunyit, jahe, lengkuas, serai, daun jeruk, dan ketumbar. Proses ungkep ini tidak hanya menghilangkan bau amis, tetapi juga berfungsi sebagai "pre-tenderizing" yang membuat serat daging melunak.
2. Penggorengan Dua Tahap
Bebek Lamongan biasanya digoreng dalam minyak panas, namun tekniknya berbeda. Setelah diungkep, bebek bisa digoreng dengan api sedang hingga matang merata. Beberapa pedagang juga menerapkan teknik menggoreng dengan cara dicelupkan cepat dalam minyak super panas sebelum disajikan, menciptakan kulit luar yang renyah namun bagian dalamnya tetap juicy.

Inilah yang menjadi pembeda utama Bebek Lamongan dari bebek goreng di daerah lain: keharmonisan bumbu yang melimpah.
Sambal Tomat
Pedas yang Melegenda
Bicara Bebek goreng , biasanya wajib bicara Sambal Korek. Nama ini konon berasal dari kebiasaan orang yang makan sambil 'mengorek' sisa-sisa sambal yang menempel di piring saking enaknya. Sambal ini dibuat dari cabai rawit merah, bawang putih, garam, dan penyedap yang digerus kasar, lalu disiram dengan minyak panas bekas menggoreng bebek.
Namun untuk bebek Lamongan, sambal yang digunakan bukan sambal korek, tapi sambal tomat, yang dibuat dari cabe rawit, bawang merah, bawang putih, tomat, garam, trasi dan penyedap yang digoreng dan diulek dadakan.
Sambal ini biasanya yang bikin nagih dan terasa kurang, saat disajikan bersama lalapan timun, kemangi dan kol.

Bebek Lamongan paling nikmat disantap secara otentik. Bukan di restoran mewah, melainkan di warung tenda sederhana pinggir jalan yang biasanya ramai di malam hari.
Penyajiannya selalu minimalis namun efektif: sepotong bebek, sedikit lalapan timun dan kemangi, serta porsi sambal yang disajikan dalam cobek, dan nasi putih hangat yang pulen,
Kenikmatan sejati akan kita dapatkan saat:
1. Mencubit sedikit daging bebek yang empuk.
2. Mencolekkannya ke sambal tomat yang jusi hingga daging bebek terlumuri sambal.
3. Menyantapnya bersama nasi hangat bersama lalapan segar.
Rasanya? Ledakan rasa umami,asam pedas gurih yang menyengat, dan tekstur daging yang lumer di mulut.
Jadi, lupakan diet sejenak. Begitu kita mencicipi Bebek Lamongan, kita akan sadar, mengapa kuliner ini layak disejajarkan, bahkan mungkin melebihi popularitas soto lamongan itu sendiri.
Sensasi gurih, pedas, dan nikmatnya adalah kombinasi yang akan membuat kita terus mengorek piring hingga suapan terakhir!
Sumber: YouTube @Isti Yogiswandani channel