Hobinya berfikir, menulis, berkata dan melakukan apa yang telah dikatakan...
Kini saya tidak lagi khawatir ketika anak saya menolak nasi.
Saya justru bangga.
Karena dari sikapnya yang sederhana itu, ia telah mengingatkan saya bahwa ketahanan pangan bangsa ini harus dimulai dari perubahan kecil di rumah.
Bangsa yang tangguh adalah bangsa yang berani berubah.
Berani membuka diri terhadap keberagaman pangan, dan berani mencintai hasil bumi sendiri.
Dari Piring Kecil untuk Revolusi Besar
Kini setiap kali saya melihat anak saya menyantap kentang rebus sebelum berlatih panahan, saya tahu:
Ia bukan hanya sedang makan, ia sedang berkontribusi pada masa depan ketahanan pangan Indonesia.
Karena dari piring kecil di rumah, lahir kesadaran besar bagi negeri:
Kenyang tidak harus nasi, tapi harus bergizi.
Sehat tidak harus sama, tapi harus seimbang.