KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Pejuang Mimpi Episode 82 The Power of Deal With

13 Mei 2025   02:10 Diperbarui: 13 Mei 2025   06:25 101 1 1

Biasanya perempuan itu lebih mempermasalahkan fisik. Ini fakta di lapangan. Semacam, kulit ga putih-putih, pergi suntit putih. Hidung kegedean..., pergi ke dokter untuk memperkecil. Biar apa? Ya biar imutlah ahaha. Padahal ya, ga mensyukuri nikmat Tuhan. Bahkan, ada yang risau-risau ga jelas hanya karena perasaan saja pahanya besar sebelah haha. Ada pula orang yang menerima dirinya, meski dia gemuk, dia merasa cantik aja tuh.  Justru di gemuk itu, dia cantiknya. Kalo dia kurus malah enggak cantik. Kayak saya aja ya, ga malu buat ngomongin kalo muka saya juga serasa tebal sebelah ini haa, ahaha. Dulu kecelakaan naik motor di Jogja sekali, disini juga beberapa kali. Selama saya bisa menerima, tentu tidak penting rasa itu untuk dikeluh-keluhkan. Oh saya item, ga harus suntik pemutih. Ribet tau nggak? Item-itemlah...,  yang penting tidur ga digigit nyamuk, wkwka. Justru ada orang yang emang di hitam itu, manisnya. Kalo dia putih, dan dipaksain putih gitu, juga belum tentu pas cantiknya. Ya kan? 

Kalau laki-laki, saya lihat lebih ke arah intelektual. Ia ingin kelihatan lebih pintar, smart. Justru laki-laki tu cakep nya disitu. Orang biasa aja karena berprestasi pasti keren. Ya kan?  Liat aja pemain bola. Banyak aja tu yang idolain mereka. Liat aja pelawak, justru karena lucunya banyak yang gemes. Slogannya kan, biar jelex yang penting ngangenin ahaha. Kan gitu yah, laki-laki tuh. Oh dia ga cakep..., tapi tajir. Istri nya cantik-cantik malah, banyak pulak. Jadi ya, hidup orang tu ga usah dikomentarin apalagi yang berbau privasi. Kita tu fokus aja..., pada kelebihan seseorang.

Saya, karena terlalu beragam hal kemungkinan yang ditolak, saya harus menerima diri saya secara menyeluruh. Caranya bagaimana? Ya, terima saja. Misalnya, kulit saya hitam, ya sudah terima saja bahwa kulit saya hitam. Ada ungkapan populer, "Anda harus mengikhlaskan diri anda!". Mengikhlaskan dalam hal apa? Semuanya! Mengapa harus semuanya? Karena kalau tidak, selamanya saya akan selalu bertanya-tanya kenapa saya hitam. Tidak akan ada habisnya, seperti ada lubang, tidak bulat, dan utuh. Jadi intinya, penerimaan diri. Self acceptance. 

*Bagaimana gambaran orang-orang sebelum dan sesudah berdamai dengan diri mereka?*

Hidup orang itu lebih damai. Kalau kita perhatikan auranya pun berubah. Air muka berubah, keliatan lebih tenang. Jadi, ada yang unik. Orang yang dulunya pemarah jadi sabar, sementara yang sabar jadi tegas. Jadi mereka yang memiliki The Power of Deal With itu, menemukan formulanya. Ia merasa dirinya berharga. Ia hanya terkondisi. Akhirnya ia bisa merasa bahwa ia itu berharga. Ketika ia memperoleh freedom, ia tidak merasa seperti yang orang katakan. Ia cuek dan relaks, apapun kata orang. 

Sikap itu tertanam dan mempengaruhi nilai diri. Itulah The Power of Deal With. Saya merasa bebas dari dulu dan nyaman dengan diri saya. Saya tidak memakai topeng. Tidak bermulut manis,  ga ada tu menyeh-menyeh. Tiba ketus ya ketus. Tiba diam ya diam aja. Sesuai kondisi aja. Kadang mendadak aja romantis, marah sekedarnya aja. Saya mudah memaklumi orang lain. Orang yang memakai topeng itu ada kecenderungan ingin kelihatan dirinya hebat..., ingin keliatan pintar, dan ingin kelihatan cantik. Padahal lebih natural dan apa adanya, itu semacam terapi lho... Saya merasa relaks dengan style saya, termasuk menertawakan diri sendiri.

Saya sering melemparkan joke tentang ketololan diri saya sebagai bentuk kesehatan jiwa yang tidak ada duanya. Sekarang saya cuma mau bilang..., "It's me! Mulai menikmati my comeback era, ketika anak-anak ga ada yang kecil lagi. Bisa dandan cantik lagiii, pake outfit baguuus..., bisa me time..., dan ngopi-ngopi bareng mantan pacar". Memang benar kata orang, kalau kita lagi happy, kita bisa tersenyum. Efeknya juga bisa dibalik, kalau kita tersenyum kita happy. Ini saya mencoba berjalan lebih tegap dan duduk lebih tegak. Saya lebih percaya diri, itu benar. Itulah sebabnya, saya kurang setuju dengan manipulasi otak. Walau otak kita bersedia di manipulasi. Kalau dalam public speaking, saya mengatakan grogi kalau memang masih grogi karena baru pertama kali bicara. Setelah mengatakannya, tiba-tiba grogi saya hilang, dan saya mulai bicara lancar. Kalau saya, lebih baik kita ya kita. Bukan berarti kalau saya malas, ya saya tampilkan malasnya. Bukan dalam arti negatif seperti itu. 

Justru dengan menjadi diri sendiri, saya menjadi lebih kuat. Yang penting saya merasa nyaman dengan diri saya. Setelah nyaman, dengan diri sendiri, saya dapat belajar apa saja dengan baik. Dan mengatakan hal apa saja yang baik-baik. Saya menceritakan hal-hal di masa lalu itu , tentang hal yang membuat saya kecewaa, maraah, maluu, menyesaal, dan lain sebagainya. Saya ingin, saya menjadi manusia yang seutuhnya. Kenapa mesti takut mengungkapkan ini dengan jujur? Saya selalu meusahakan tampil natural, apa adanya. Saya merasa aman aja menunjukkan, "Ini lho saya!". 

Proses deal with saya dimulai secara mandiri dengan membuat daftar kekurangan saya dan mengkomunikasikannya ke dalam diri. Ha. Saya menulis di diary biru saya, ketika body shaming itu terjadi hiiks. Tema; "It's me!"

Saya bagi daftar ke dalam empat kolom. Kolom pertama saya isi dengan segala hal positif menurut penilaian saya sendiri. Setelah kolom pertama macet, saya mengisi kolom yang kedua dengan keistimewaan diri. Keistimewaan dalam arti sesuatu yang istimewa yang saya memiliki, tetapi tidak dimiliki semua orang. Misalnya, jago nulis fiksi atau nulis berita dan artikel yang tak semua orang bisa. Namun jangan dibandingkan dengan yang profesional. Nah, di kolom yang ketiga, saya mengisi kelebihan diri. Kelebihan maksudnya keistimewaan saya yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang saya kagumi, idolakan dan hormati. Apa kelebihan yang mereka tidak miliki tetapi saya miliki, saya tulis aja. Saya menuliskan kelebihan dengan bersemangat ha-ha-ha. Di kolom ke empat baru saya menuliskan hal-hal negatif yang ada dalam diri saya. Misalnya, jelex, item ga putih-putih, tiang listrik, kutilang dara ahaha. Cepat muak dan mudah eneg. 

Ternyata menulis juga merupakan terapi diri xixixi. Cara ini cukup efektif untuk membuat orang merasa berharga. Tidak ada masalah dalam diri kita, karena setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Orang lain mau ngomongin apaa, berkomentar apaa, biar aja orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5