Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Penulis

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Satu Hari Berkunjung ke Lima Lokasi Berakhir di Warung Wedang Ronde Indri Klaten

24 Mei 2024   05:33 Diperbarui: 24 Mei 2024   05:45 1908 14 9

Satu Hari Berkunjung ke Lima Lokasi Berakhir di Warung Wedang Ronde Indri Klaten

Satu porsi wedang ronde
Satu porsi wedang ronde "Indri" (dokpri)

Tanggal 28 Juli 2023 merupakan tanggal istimewa. Pada hari Jumat itu, kami berada di lima lokasi berbeda dengan aktivitas tidak sama. Banyak kenangan terukir pada lima lokasi tersebut.

Lokasi Pertama: Sarapan di Hotel Magelang

Pada pagi hari Jumat (28/7/2023) kami masih menikmati sarapan di hotel Magelang. Setelah tiga malam menginap, mendampingi para kepala SMP se-Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, kami masih mendapatkan jatah sarapan sebelum meninggalkan hotel yang terletak di depan ARTOS Magelang.

Menikmati pisang rebus di hotel (dokpri)
Menikmati pisang rebus di hotel (dokpri)
Saya masih dapat duduk satu meja dengan Pak Sugeng Mardisantoso pada saat sarapan di hotel yang cukup representatif tersebut. Kami menikmati pisang rebus ala hotel. Pisang kepok dipotong-potong. Bukan pisang utuh yang direbus. 

Lokasi Kedua: Berkunjung ke Masjid Jogokariyan Yogyakarta

Keluarga saya dari Klaten menjemput di hotel dengan mobil carter. Ada satu adik bungsu, tiga keponakan perempuan dan satu keponakan laki-laki. Satu teman kepala sekolah ikut kami karena tidak punya keluarga di Jawa. Teman-teman kepala sekolah lain sudah memiliki rombongan untuk melanjutkan agenda masing-masing. Ada pula yang langsung terbang ke Balikpapan hari Jumat itu.

Mobil menjemput di hotel Magelang (dokpri)
Mobil menjemput di hotel Magelang (dokpri)
Dalam mobil jemputan sudah ada lima orang termasuk driver. Kursi di samping driver sudah dikhususkan untuk teman kepala sekolah yang akan ikut ke rumah kami di Klaten.

Tujuan selanjutnya adalah masjid Jogokariyan Yogyakarta. Hari masih agak pagi sehingga perjalanan tidak perlu tergesa-gesa. Sang driver sudah cukup mengetahui jalan-jalan yang harus dilalui agar tiba di tempat tujuan tidak terlalu lama.

Dokpri
Dokpri

Banyak lokasi yang unik dan menarik untuk didokumentasikan di sekitar masjid Jogokariyan. Di antaranya ada pengumuman bahwa tamu dan mobil yang menginap diharapkan melapor. Ini satu keunikan masjid Jogokariyan karena tamu atau pengunjung bisa menginap di masjid tersebut. Ada kamar yang disediakan untuk tamu (dari jauh) yang ingin menginap di sana.

Sisi bagian belakang masjid Jogokariyan (dokpri)
Sisi bagian belakang masjid Jogokariyan (dokpri)
Bagian belakang masjid Jogokariyan terbuka tanpa dinding (dokpri)
Bagian belakang masjid Jogokariyan terbuka tanpa dinding (dokpri)
Hal-hal lain terkait masjid Jogokariyan Yogyakarta, sebagian sudah saya ceritakan dalam tulisan atau artikel seperti ini. Banyak hal yang dapat diceritakan terkait keberadaan masjid yang cukup viral di dunia maya tersebut.

Lokasi Ketiga:Toko Batik yang Eksotik

Setelah menikmati makan nasi kotak yang dibawa dari Klaten, kami melanjutkan perjalanan menuju kawasan ramai kota Yogyakarta. Teman kepala sekolah, Pak Gamaruddin, ingin membeli oleh-oleh untuk keluarganya di Penajam Paser Utara (PPU). Untuk itu, kami menuju toko batik yang cukup lengkap dan nyaman tempatnya.

Dokpri
Dokpri
Banyak spot yang menarik sebagai latar untuk berswafoto di toko batik yang selalu ramai pengunjung itu. Saya pribadi tidak ada keinginan untuk berbelanja. Namun, ketika habis BAB (buang air besar), saya perlu minum teh panas. Untuk itu, saya mencari kantin atau kafe di toko batik itu.

Pintu masuk kafe toko batik (dokpri)
Pintu masuk kafe toko batik (dokpri)

Di dalam kafe tersebut saya melihat ada ruang atau lantai di atas tempat duduk kami. Ada bagian terbuka di atas tempat saya duduk. Dengan begitu, saya dapat memotret keadaan atau situasi di lantai atas tersebut.

lantai di atas kafe (dokpri)
lantai di atas kafe (dokpri)
Setelah kami selesai urusan masing-masing di toko batik yang nyaman tersebut, kami segera keluar. Di Yogyakarta kita memang bisa betah berlama-lama berada pada suatu tempat. Jika kita tidak pintar mengelola waktu, tidak banyak tempat yang dapat kita kunjungi. Kita bisa hanya terpaku pada suatu lokasi wisata karena keasyikan menikmati atau berinteraksi di sana.

 Lokasi Keempat: Menyaksikan Sendratari Roro Jonggrang di Prambanan

Mobil carteran segera membawa kami ke Klaten, tempat ibu kandung saya tinggal. Keinginan untuk berlama-lama di seputaran toko batik diurungkan. Masih ada agenda yang sudah menunggu. Sejak keluar dari hotel di Magelang, seharusnya kami segera ke Klaten. Berhubung ingin efisiensi waktu, kami "healing" lebih dahulu di Yogya.

Bertemu ibu sebentar (dokpri) 
Bertemu ibu sebentar (dokpri) 
Tiba di Klaten, saya bertemu ibu kandung hanya sebentar. Seperti biasa, ibu tidak bisa berlama-lama duduk. Beliau lebih banyak beristirahat. Sehabis magrib, kami begegas berangkat ke kawasan candi Prambanan.

Kami akan menyaksikan pertunjukan sendratari Roro Jonggrang. Jadwal pementasan hari Jumat adalah sendratari Roro Jonggrang. Hari lain sendratari Ramayana (Selasa, Kamis, Sabtu).

Daftar harga tiket (dokpri)
Daftar harga tiket (dokpri)

Pada saat kami tiba di kawasan candi Prambanan, waktu pertunjukan masih agak lama. Kami sempat melihat-lihat lingkungan  di sekitar tempat penjualan tiket.

Ada dua tempat pertunjukan sendratari di kawasan candi Prambanan. Satu lokasi indoor (di gedung kesenian Tri Murti) dan satu lokasi outdoor (panggung terbuka). Saya sempat memotret pintu masuk ke panggung terbuka.  

Pintu masuk panggung terbuka Ramayana (dokpri)
Pintu masuk panggung terbuka Ramayana (dokpri)

Tempat pertunjukan pada malam hari tanggal 28 Juli tersebut di dalam gedung kesenian Tri Murti. Kami segera masuk setelah jam pertunjukan sudah dekat.

Di dalam gedung Tri Murti (dokpri)
Di dalam gedung Tri Murti (dokpri)

Lokasi Kelima: Warung Wedang Ronde Indri Klaten

Setelah menyaksikan pertunjukan sendratari Roro Jonggrang yang sangat mengesankan itu, kami meluncur ke Klaten. Sebelum pulang ke rumah orang tua tempat bermalam, kami berkunjung ke warung wedang ronde.

Malam-malam memang sangat cocok menikmati minuman hangat khas Jawa, khusunya bagi orang Yogya, Solo, dan sekitarnya. Kebetulan suami keponakan saya, keluarganya berjualan wedang ronde di Jalan Bhali dekat toko roti Harum. Lebih tepat warung itu berada di kaki lima toko roti yang sudah cukup terkenal sejak saya masih kanak-kanak.


Air hangat beraroma jahe dan rasa jahe yang tersaji dalam satu mangkok wedang ronde sangat menggoda. Pernak-pernik wedang ronde ada beberapa yang khas. Pertama ronde, bulatan seperti bakso tetapi dibuat dari bahan tepung tanpa daging tentu saja. Ada agar-agar segar yang biasanya diberi warna merah. Kemudian ada kacang tanah goreng dan roti tawar yang dipotong dadu.

Gula merah yang digunakan untuk memberi rasa manis sangat pas di lidah saya. Pernak-pernik di dalam mangkok saya cukup membuat kenyang. Apalagi ukuran mangkok yang cukup besar, seperti mangkok bakso, kuah yang cukup banyak membuat agak lama untuk menghabiskan satu porsi. 

Andi suami Tika (dokpri)
Andi suami Tika (dokpri)

Sebelum berjualan di Jalan Bhali, keluarga Andi mangkal di sekitar Alun-Alun Klaten. Berhubung ada renovasi di alun-alun kebanggaan masyarakat itu, warung-warung yang berada di sana dipindahkan.

Duduk lesehan di kaki lima toko roti
Duduk lesehan di kaki lima toko roti "Harum" (dokpri) 

Kami duduk santai sambil menikmati wedang ronde yang sangat cocok di lidah. Rasa manisnya pas. Pernak-pernik ronde cukup lengkap.

Berswafoto depan warung (dokpri)
Berswafoto depan warung (dokpri)
Kami mengobrol sebentar dengan Andi dan Tika. Sebagai bagian dari keluarga besar Sastro, kami memang perlu sering-sering bersilaturahim agar rasa kekeluargaan semakin akrab. Apalagi Andi adalah keluarga baru dalam trah Sastro sehingga perlu sering didekatkan dengan anggota trah yang lain.

Andi dan Tika (dokpri)
Andi dan Tika (dokpri)

Setelah menghabiskan wedang ronde yang kami pesan, segera kami berpamitan. Malam semakin larut. Warung juga akan tutup. Kami tidak ingin mengganggu waktu istirahat mereka. Kami juga perlu beristirahat setelah cukup lelah berkunjung ke lima lokasi berbeda.

Baca juga:
1. Hal Menarik dari Masjid Jogokariyan Yogyakarta
2. Berbelanja di Toko Batik Dihibur "Dance" Atraktif
3. Akhir Cerita Tragis Sendratari Roro Jonggrang Prambanan
4. Sendratari Roro Jonggrang Membidik Penonton Kaum Muda

Penajam Paser Utara, 24 Mei 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4