Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Pertemuan Kesembilan Kelas GMLD Tentang Inklusivitas di Dunia Digital

24 Desember 2024   22:59 Diperbarui: 24 Desember 2024   22:59 299 7 4

Narsum dan moderator gmld/dokpri
Narsum dan moderator gmld/dokpri

Apa yang menarik dari pertemuan kesembilan ini ?

Materi yang siberikan narasumber kali ini sangat menarik, dan mengingatkan Omjay tentang berbagi praktik baik ma pelajaran informatika di SMP Labschool Jakarta.


Siapa saja yang hadir dalam pertemuan kesembilan di kelas gmld PGRI?

Hadir dalam pertemuan kesembilan ini adalah peserta guru motivator literasi digital (GMLD) PGRI yang lebih dari 400 orang di WA Group GMLD 1 PGRI.

Dimana kegiatan pertemuan kelas gmld PGRI dilaksanakan?

Kegiatan dilaksanakan setiap hari melalui aplikasi WhatsApp Group GMLD 1 PGRI. Jadi tidak menggunakan apliaksi zoom.

Kapan kegiatan kelas gmld PGRI dilaksanakan?

Kegiatan kelas GMLD PGRI dilaksanakan setiap hari sampai 20 hari dari tanggal 14 Desember 2024 sampai 4 Januari 2025.

Bagaimana kegiatan kelas gmld PGRI di pertemuan kesembilan kali ini?

Alhamdulillah kegiatan pertenmuan kesembilan ini berjalan lancar. Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd dari Tim Solid Omjay menjadi narasumber. dan moderator ibu Helwiyah. 

Mari kita bersama menyimak apa yang di maksud di inklusivitas digital. Mari kita diskusikan, Salam kenal mari bersua,Di sini kita berbagi cerita.Tetap tenang, langkah terjaga, Belajar di GMLD penuh makna.

Siang hari yang cerah berseri, Menyapa semua tanpa terkecuali. Di dunia digital kita berbagi, Inklusivitas harus dijaga bersama. Juga terima kasih ibu Ewi.....bunga rose nya harum seharum nuansa di siang ini, siapkan waktu nya yaaa.....smpi jam 15.30.....semangatttttt! Nah, baik rekan guru digital setanah air. 

Mengapa kita mempelajari inklusivitas digital, seperti dalam gambar berikut ini.

Materi gmld/mudafiatun
Materi gmld/mudafiatun

Perlu diketahui bahwa inklusif bukan hanya milik kaum disabilitas, namun di dunia digital dari anak PAUD sampai org dewasa wajib melakukan inklusif digital. 

Tujuan Materi:
1. Memahami konsep inklusivitas di era digital.
2. Mengetahui manfaat inklusivitas dalam dunia digital.
3. Mengenal strategi menciptakan lingkungan digital inklusif.

Apa itu Inklusivitas?
- Kemampuan mengakomodasi keberagaman.
- Mencakup semua golongan, tanpa diskriminasi.
- Relevan dalam dunia digital sebagai ruang publik modern.
 

Dasar Teorinya sebagai berikut, simak bagan di bawah ini

1. Keberagaman (Diversity)

- Mengacu pada variasi karakteristik manusia, seperti ras, etnis, gender, orientasi seksual, status sosial, budaya, usia, agama, kemampuan fisik, dan lainnya.
- Menurut teori Diversity Management (Thomas & Ely, 1996), keberagaman meningkatkan kinerja organisasi melalui kreativitas, inovasi, dan perspektif yang beragam.

2. Kesetaraan (Equity)


- Berfokus pada memberikan setiap orang akses yang adil terhadap peluang dan sumber daya berdasarkan kebutuhan spesifik mereka.
- Pendekatan ini didukung oleh Equity Theory (Adams, 1963) yang menyoroti perlunya keseimbangan dalam memperlakukan individu.

3. Aksesibilitas (Accessibility)

- Penyesuaian lingkungan, alat, atau proses agar dapat digunakan semua orang, termasuk penyandang disabilitas atau individu dengan kebutuhan khusus.
- Diinspirasi oleh Universal Design Theory (Ron Mace, 1980-an), yang berprinsip bahwa lingkungan harus dapat diakses oleh semua orang tanpa perlu modifikasi khusus.

4. Keterlibatan (Engagement)

- Mengacu pada partisipasi aktif individu dalam aktivitas atau komunitas tanpa rasa terpinggirkan.
- Social Inclusion Theory (Silver, 1995) menyebutkan pentingnya memasukkan kelompok terpinggirkan ke dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi secara aktif.

5. Pengakuan (Recognition)

- Pengakuan terhadap identitas, pengalaman, dan kontribusi individu dari semua latar belakang.
- Merujuk pada teori Recognition Theory (Honneth, 1995), yang menekankan penghormatan terhadap martabat manusia sebagai dasar dari inklusivitas.

Nahhh secara nalar inklusif digital bisa di buktikan bahwa pelaku digital wajib menjadi dan menjadi bagian dari inklusif dunia digital, bisa di pahami ya mengapa kita wajin menjadi pengguna inklusif digital????

Lalu kita pelajari dulu definisi nya apa yg di maksud dengan inklusif

UNESCO (2005):
Inklusivitas adalah pendekatan dalam semua aspek kehidupan yang memastikan bahwa tidak ada individu atau kelompok yang dikecualikan karena perbedaan apa pun.

Turner (1982):
Inklusivitas adalah proses sosial yang melibatkan individu dan kelompok dalam semua dimensi masyarakat secara sejajar, terlepas dari perbedaan ras, gender, atau kelas sosial.

Booth dan Ainscow (2002):
Inklusivitas adalah sikap yang terus-menerus menantang semua bentuk diskriminasi dan berusaha untuk meningkatkan partisipasi serta keberhasilan semua individu. kita hidup dalam keberagaman.

Adapun ciri-ciri inklusif adalah

Ciri-Ciri Inklusivitas

 - Menghormati perbedaan tanpa memandang latar belakang seseorang.
- Memberikan kesempatan yang sama kepada semua individu.
- Menghapuskan hambatan struktural, kultural, dan sosial.
- Memprioritaskan aksesibilitas di segala aspek, terutama dalam pendidikan dan teknologi.

Inklusivitas adalah paradigma modern untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kohesi sosial dan mendorong keadilan.

Nah, oleh karena itu kita hidup bersosial? beragam dan berkeadilan?

Mengapa Inklusivitas Penting????

1. Menghindari eksklusi digital (digital divide), apa maksudnya? semua orang memiliki akses yang adil dan setara terhadap teknologi digital dan manfaatnya. Ini bukan hanya soal akses internet dan perangkat, akses, keterampilan, kesempatan tetapi segala lini, siapa yang setuju ini.....?? simak terusss ya.....akan di buktikan kebenarannya bhw kita hidup saling berkolaborasi dan berkeadilan.

Apa bukti ketidak inklusifan di dunia digital? dalam masyarakat?

Bentuk Ketidakinklusifan di Dunia Digital

1. Akses Terbatas:
- Infrastruktur yang tidak merata.
- Biaya internet tinggi.

2. Diskriminasi Algoritma:
- Bias teknologi berbasis data tidak inklusif, misalnya sistem penilaian, platform pembelajaran online seperti siswa yang memiliki akses internet yang lebih baik atau siswa yang memiliki kemampuan belajar yang lebih tinggi.

3. Ketidakmampuan Teknologi:
- Platform tidak mendukung disabilitas (aksesibilitas), misalnya menciptakan platform digital yang aksesibel untuk semua pengguna, termasuk pengguna dengan disabilitas, adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip aksesibilitas dalam desain dan pengembangan platform digital, kita dapat memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses informasi, belajar, dan berpartisipasi dalam masyarakat..

4. Keamanan dan Privasi:
- Eksposur berlebihan pada kelompok rentan, misalnya eksposur berlebihan pada kelompok rentan dalam konteks keamanan dan privasi digital terjadi ketika data pribadi mereka dikumpulkan, diproses, dan digunakan tanpa persetujuan yang memadai atau dalam cara yang berpotensi merugikan mereka..

Nah,jadi perlu adanya strategi untuk mengatasi ini semua agar kita tidak terjebak dalam kemunduran, yang memiliki media lengkap lbh terfasilitasi sedang yg tidak tersedia fasilitas semakin kemunduran.......ini yg terjadi kan.

Berikut Strategi Mewujudkan Inklusivitas.

Mewujudkan inklusivitas dalam dunia pendidikan berarti menciptakan lingkungan belajar yang adil, setara, dan ramah bagi semua siswa, tanpa memandang perbedaan latar belakang, kemampuan, atau kebutuhan khusus.

1. Mengubah Pandangan dan Budaya

Budaya lokal merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Dalam konteks pendidikan, penting untuk menanamkan nilai-nilai budaya lokal kepada generasi muda agar mereka memiliki rasa cinta dan bangga terhadap budaya sendir

2. Menyesuaikan Kurikulum dan Metode Pembelajaran

misalnya: Kurikulum Merdeka merupakan salah satu contoh nyata bagaimana kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Kurikulum ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan otonomi bagi guru dalam memilih materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa

3. Membangun Keterampilan Guru

Guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Mereka tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, dan mentor. Dalam era globalisasi dan revolusi industri 4.0, peran guru semakin kompleks dan menantang. Guru dituntut untuk memiliki keterampilan yang memadai agar dapat menghadapi perubahan dan tantangan di dunia pendidikan

4. Meningkatkan Aksesibilitas dan Fasilitas

Aksesibilitas pendidikan berarti memastikan bahwa semua orang, tanpa memandang latar belakang, kondisi fisik, atau lokasi geografis, memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan berkualitas.

5. Peran Orang Tua dan Masyarakat

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak. Mereka memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk karakter, nilai, dan perilaku anak sejak dini.

Komunikasi Terbuka: Membangun komunikasi yang terbuka dan kolaboratif antara sekolah, guru, dan orang tua untuk memahami kebutuhan dan tantangan siswa.
- Dukungan Orang Tua: Mendorong orang tua untuk aktif terlibat dalam proses pendidikan anak dan memberikan dukungan yang diperlukan.
- Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusivitas dalam pendidikan dan mendorong partisipasi mereka dalam mendukung program inklusif.

Contoh:

1. Gerakan Akses Internet untuk Semua
- Program pemerintah atau swasta.
2. Platform Media Sosial Aksesibel
- Misalnya, fitur caption otomatis.
3. Komunitas Digital Inklusif
- Forum diskusi aman bagi semua golongan.

Lantas bagaimana peran kita di grup ini sebagai pendidik atau sebagai individu??

Peran Individu dan Komunitas
- Kritis terhadap konten online....misalanya Hindari penyebaran diskriminasi.
- Promosi inklusivitas....misalnya Edukasi masyarakat di sekitar.
- Partisipasi Aktif....misalnya Dukungan terhadap gerakan digital inklusif.

Nah, ada tantangan dan solusi , minimal kita sbg guru digita berperan aktif untuk siswa kita sendiri.

Tantangan Utama

1. Stereotip Digital
Persepsi: Masyarakat seringkali memiliki persepsi bahwa teknologi hanya untuk kaum muda, mengabaikan potensi dan kebutuhan kelompok usia lain, seperti lansia atau orang dengan disabilitas.

Akses: Kesenjangan digital yang masih ada menyebabkan akses terhadap teknologi yang tidak merata.

Keterampilan: Kurangnya keterampilan digital di kalangan guru dan siswa menjadi hambatan dalam memanfaatkan teknologi secara efektif.

2. Kurangnya Kolaborasi Lintas Sektor

Koordinasi: Kurangnya koordinasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta dalam mengembangkan program pendidikan digital yang terintegrasi.

Sumber Daya: Kurangnya sumber daya dan investasi untuk mendukung pengembangan infrastruktur dan pelatihan digital yang memadai.

Pembagian Peran: Kurangnya kejelasan pembagian peran dan tanggung jawab antar sektor dalam mewujudkan pendidikan digital yang inklusivitas dan yuks kita cari SOLUSI nya.

Solusi yang Komprehensif

 1. Edukasi Berkelanjutan:

Literasi Digital: Meningkatkan literasi digital bagi semua lapisan masyarakat, termasuk guru, siswa, dan orang tua, melalui program pelatihan dan kampanye edukasi.

Keterampilan Digital: Mengembangkan kurikulum dan program pelatihan yang berfokus pada pengembangan keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya teknologi dalam pendidikan dan menghilangkan stereotip digital.  GMLD  cocok  yha....bangetttt kita terus berperan disini untuk pencerahan para pendidik di tanah air

 2. Inovasi Teknologi Inklusif

- Mengembangkan teknologi yang mudah diakses oleh semua orang, termasuk orang dengan disabilitas, dengan fitur-fitur yang mendukung kebutuhan khusus
- Menerapkan teknologi yang memungkinkan personalisasi pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan minat, kemampuan, dan gaya belajar mereka.
 - Mengembangkan platform dan aplikasi digital yang mendukung kolaborasi antar siswa, guru, dan orang tua, serta mendorong interaksi sosial dalam pembelajaran.

Bagaimana agar memiliki semangat Langkah Maju yang Komprehensif, seperti GMLD ini kerennn ada wadah....simak ya bukti2 konkrit nya.
- Dunia digital inklusif adalah kebutuhan bersama.
- Dibutuhkan kerjasama lintas sektor dan partisipasi individu.

Materi tanya jawab.

Nama : Marlina
Asal : Aceh

Eksklusifnya teknologi digital yang saya rasakan lebih karena pemangku jabatan di tempat tugas saya tidak paham pentingnya sebaran informasi digital terhadap guru dan siswa...

Pengadaan sarana dan prasarana jarang sekali menyentuh ranah ini, bahkan seakan mencoba memisahkan siswa dg teknologi digital, siswa cenderung diajarkan secara tradisional.. pelibatan teknologi ditinjau banyak mudharatnya. Contoh belajar menggunakan hp siswa tidak serius...

Seandainya pemangku jabatan melek teknologi mungkin siswa sudah belajar dg akses internet di setiap kelas..

Saya sepakat dg program pemerintah, memajukan pendidikan dg menyiapkan kepala sekolah yg visioner dan mampu memanajerial sekolah dg baik, dg kata lain pemimpin harus memiliki kemampuan literasi numerasi memadai..

Bagaimana menurut ibu.
Nama : Endang
Alamat : Bogor
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara mengajarkan ilmu digital ini kepada anak PAUD?
2. Adakah dampak negatif dari diperkenankannya digital ini dari sejak dini?

Adapun pertanyaan dan jawaban ini  perlu kita diskusikan dg para pimpinan dg bijak krn inklusif perlu kolaborasi, karena Kurangnya Literasi Digital yg memadai, peran serta masyarakat terutama saat ini secara individu turut pro aktif unt membantu akan hal ini, sehingga harapannyaada Program pemerintah untuk menyiapkan kepala sekolah memiliki literasi digital , sehingga pemimpin pendidikan   mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, Ingat, perubahan membutuhkan waktu dan kesabaran, Teruslah berjuang untuk mewujudkan impian, agar siswa mendapatkan akses terhadap teknologi digital yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah

Mengajarkan Ilmu Digital di PAUD,gunakan aplikasi edukatif yang dirancang khusus untuk anak PAUD, seperti permainan puzzle, mencocokkan gambar, atau belajar mengenal huruf dan angka.

Libatkan anak dalam kegiatan kreatif digital seperti melukis digital, membuat animasi sederhana, atau bermain musik digital.
Gunakan buku cerita digital atau aplikasi yang memungkinkan anak berinteraksi dengan cerita, seperti memilih jalan cerita atau menjawab pertanyaan. Latih keterampilan motorik halus anak dengan menggunakan aplikasi yang melibatkan sentuhan dan gerakan, seperti menggambar atau bermain puzzle. Pilih aplikasi yang merangsang kemampuan berpikir anak, seperti permainan logika atau memecahkan masalah.

Ajarkan anak cara berkomunikasi dengan orang lain secara digital dengan sopan dan bertanggung jawab. Jelaskan kepada anak tentang etika digital, seperti tidak membuka situs web yang tidak pantas atau tidak membagikan informasi pribadi.

Bantu anak untuk memahami dampak positif dan negatif dari penggunaan teknologi digital. 1 laptop saja untuk belajar bersama, dg ada coach tambahan agar anak tenang di depan laptop

Diklat GMLD PGRI bagus-bagus materinya. Materi ini terus kami kembangkan di APKS PGRI. Inilah 20 Materi Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) PGRI, sebagai berikut:

  • 1. MEMBANGUN DIGITAL SPACE YANG AMAN UNTUK ANAK✅
  • 2. YUK KELOLA JEJAK DIGITAL YANG BAIK💪✅
  • 3. MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT MELALUI DUNIA DIGITAL✅
  • 4. YUK CEGAH CYBERBULLYING✅
  • 5. STRATEGI MENANGKAL HOAX✅
  • 6. MENJADI PEJUANG KEBENARAN DI TENGAH GEMPURAN HOAX✅
  • 7. MENYALURKAN HOBI DI PLATFORM DIGITAL✅
  • 8. CARA AMPUH MEMAKSIMALKAN POTENSI DI DIGITAL WORLD✅
  • 9. INKLUSIVITAS DI DUNIA DIGITAL✅
  • 10. ANAK MUDA BERANI BIKIN PERUBAHAN DI DUNIA DIGITAL
  • 11. KETERAMPILAN DIGITAL UNTUK MASA DEPAN YANG CERAH
  • 12. MENGEKSPRESIKAN DIRI YANG BAIK DI MEDIA SOSIAL
  • 13. BERBINCANG DENGAN HOAX, MEDIA SOSIAL DAN DUNIA DIGITAL
  • 14. LITERASI DIGITAL MENCIPTAKAN KEMAMPUAN DAN KESEMPATAN
  • 15. MENJELAJAHI ALAM DIGITAL YANG LUAS
  • 16. PENGEMBANGAN KUALITAS HIDUP MELALUI PROGRAM LITERASI DIGITAL
  • 17. BIJAK DALAM BER-MEDIA SOSIAL
  • 18. CIPTAKAN PELUANG MELALUI LITERASI DIGITAL
  • 19. ERA TEKNOLOGI BEBAS NAMUN TANGGUNG JAWAB
  • 20. BERBAGI PRAKTIK BAIK LITERASI DIGITAL

Mengejar taksi pergi ke bandara
Pergi ke Bangka bersama keluarga
Belajar literasi digital dengan bunda muda
Serasa membuka cakrawala dunia

Demikianlah kisah omjay kali ini tentang Pertemuan Kesembilan Kelas GMLD Tentang Inklusivitas di Dunia Digital. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8